Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Tampilkan postingan dengan label penipuan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label penipuan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 21 April 2016

Racun pemikiran asing serta kebodohan


Di sana, terdapat berbagai kesulitan yang menghadang di hadapan "wajah" interaksi (dakwah), yang harus diketahui jenis dan tabiatnya, untuk mengatasi sesuai dengan aturan Islam. Kesulitan-kesulitan tersebut banyak sekali, di antaranya adalah :

1.    Pertentangan ideologi (Islam) dengan sistem yang diterapkan di tengah-tengah masyarakat.
Ideologi partai [Islam ideologis] adalah sebuah sistem yang (dianggap) baru dalam kehidupan bagi masyarakat sekarang. Dia bertentan­gan dengan sistem yang (sedang) diterapkan atas masyarakat, yang dengannya golongan penguasa memerintah rakyat. Oleh sebab itu para penguasa tersebut akan mendapat­kan bahwa ideologi (Islam) ini adalah ancaman atas kelompok mereka dan wadah kekuasaan mereka. Mereka pasti akan menghalangi dan memeranginya dengan berbagai macam cara, dengan propaganda, mengusir para pengem­ban da'wah, atau dengan menggunakan kekuatan fisik. Oleh sebab itu, hendaklah para da'i ideologi (Islam) ini --mereka yang berinteraksi dengan umat untuk ber­da'wah-- pandai-pandai menjaga diri dari siksaan dengan segenap kemampuan, menentang propaganda-propa­ganda sesat, dengan menjelaskan da'wah mereka, dan siap sedia menanggung segala kesusahan di jalan da'wah ini.

2.    Perbedaan tsaqafah (khazanah keilmuan pandangan hidup).
Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tsaqafah dan tersebar berba­gai macam pemikiran yang bertentangan. Hanya saja mereka masih mempunyai perasaan yang sama. Berbagai macam tsaqafah (ilmu-ilmu terkait pandangan hidup) tersebut, tak terkecuali tsaqafah para penjajah, merupakan ungkapan yang bertentangan dengan perasaan masyarakat. Sementara tsaqafah ideologi (Islam) (tsaqafah Islamiyah) merupakan ungkapan yang benar dari perasaan-perasaan umat. Walaupun tsaqafah (ilmu jalan hidup) yang menjadi pendapat umum dalam masyarakat dan kurikulum pendidikan di sekolah dan universitas dan seluruh forum tsaqafah, adalah sejalan dengan tsaqafah asing. Demikian pula seluruh gerakan politik dan tsaqafah (kebudayaan) berjalan sesuai dengan tsaqafah asing. Karenanya, partai dalam pembinaannya, haruslah menerjunkan diri menghadapi tsaqafah asing itu dan pemikiran asing tersebut, sampai umat itu mengetahui dengan jelas ungkapan yang benar nurani dan perasaan mereka, sehingga kemudian umat berjalan bersama partai (Islam ideologis). Dari sini dalam fase ini, mesti terjadi benturan-benturan antara tsaqafah dan pemikiran partai (Islam ideologis) dengan tsaqafah dan pemikiran lainnya. Ben­turan-benturan pemikiran ini adalah antara anak-anak umat Islam sendiri. Oleh sebab itu tidak boleh dilakukan "debat kusir", tetapi jama'ah partai (politik Islam) harus berjalan di atas jalan yang lurus di samping jalan bengkok lainnya. Debat kusir harus dihindari secara mutlak, supaya tidak memunculkan "ananiyah" yang membutakan mata dan menulikan telinga dari hakikat kebenaran Islam. Bahkan partai harus menjelaskan secara gamblang pemikiran-pemikirannya dan membeberkan kepalsuan-kepalsuan pemikiran-pemikiran dan kebatilan tsaqafah lainnya itu, dan akibat-akibatnya yang berbahaya. Pada saat itu umat berpaling dari tsaqafah-tsaqafah asing tersebut dan mengalihkan perhatiannya pada tsaqafah dan pemikiran partai (Islam). Bahkan tokoh-tokoh tsaqafah asing tersebut pun akan berpaling kepada tsaqafah dan pemikiran partai, setelah mereka mengetahui kepalsuan-kepalsuannya apabila mereka ikhlas, dan mau membersihkan diri. Hanya saja tugas/pekerjaan ini adalah pekerjaan yang paling berat bagi partai (dakwah Islam). Oleh sebab itu interaksi dengan umat di tempat yang di dalamnya banyak tsaqafah asing lebih sulit dibanding tempat-tempat/wilayah-wilayah yang sedikit tsaqofah asingnya, dan kemungki­nan terjadinya kebangkitan pada wilayah yang sedikit tsaqafah asingnya adalah lebih besar dari wilayah yang di dalamnya banyak tsaqafah asing. Oleh sebab itu partai harus betul-betul mengetahui jamaah (masyarakat) yang ingin diterjuninya untuk berinteraksi, untuk mengam­bil tindakan yang tepat, sesuai dengan keadaan jamaah (masyarakat) itu.

3.    Adanya Al Waaqiiyin (orang-orang yang realistis) di tengah-tengah umat.
Adanya tsaqafah asing dan racun-racun (pemikiran) asing, serta kebodohan di tengah-tengah umat telah memunculkan dua macam kelompok orang-orang realistis di tengah-tengah umat.

Kelompok pertama, adalah "Al waqiiyah/kelompok re­alistis" yang menyeru kepada realitas, dan untuk ridho dengan realitas, tunduk kepada realitas, sebagai suatu keharusan. Sebab, kelompok ini menjadikan realitas sebagai sumber pemikirannya dan memecahkan masalah sesuai dengan realitas yang ada. Satu-satun­ya cara untuk mengatasi kesulitan ini adalah dengan berusaha membahas sesuatu secara mendalam dengan mereka, sampai mereka melihat dan menyadari bahwa realitas (yang buruk) itu adalah objek pemikiran, yang harus dirubah. Dengan cara ini dimungkinkan untuk melurus­kan pemikiran kelompok ini.

Kelompok kedua, adalah kelompok orang-orang zholim yang enggan hidup dalam kebenaran, karena mereka bisa hidup enak dalam kegelapan, biasa "cuek" tak peduli orang lain, dan berpikiran rendah. Mereka ini adalah orang-orang yang kena penyakit malas, jasad mereka maupun akal mereka, mereka ini jumud [membebek] pada moyang mereka, yang mereka warisi dari bapak-bapak mereka, semata-mata dengan alasan karena mereka adalah moyang mereka. Inilah "kelompok realistis" yang sebenarnya. Karena mereka secara faktanya adalah orang-orang berpikiran jumud. Oleh sebab itu untuk menyadarkan kelompok ini perlu usaha yang lebih banyak. Cara mengatasinya adalah berusaha mendidik mereka dan bersungguh-sungguh dengan segala cara untuk memperbaiki pemahaman mereka.
 Bacaan: Terjemahan AT TAKATTUL AL HIZBI

Kamis, 30 Oktober 2014

Harapan Kecantikan Masyarakat Barat

Harapan Kecantikan Masyarakat Barat



BAB II
HARAPAN-HARAPAN YANG TIDAK WAJAR

Tampak jelas bahwa ternyata ada harapan-harapan tertentu bagi kaum perempuan Barat yang terkait dengan kecantikan dan penampilan mereka, yang telah ditentukan oleh masyarakat dan orang-orang tertentu. Tetapi, sebagaimana biasa yang terjadi, manakala manusia menentukan aturan tentang bagaimana mereka menjalani kehidupan berdasarkan akan pikiran dan hawa nafsunya, maka akan selalu muncul berbagai kerusakan dan permasalahan. Kerusakan dan permasalahan yang berkaitan dengan aturan manusia tentang bagaimana seharusnya seorang perempuan menampilkan dirinya di tengah masyarakat dunia timbul karena adanya harapan-harapan yang tidak wajar dan tujuan-tujuan yang dipaksakan. Bagaimana mungkin Anda dapat berharap semua perempuan di dunia, atau di sebuah masyarakat atau komunitas, agar mempunyai tinggi badan tertentu, atau berat badan tertentu, warna kulit dan warna rambut tertentu, bentuk wajah tertentu, dan usia tertentu. Ini konsep yang jelas-jelas tidak masuk akal.

Sebagai contoh, para model rata-rata mempunyai berat badan 23% persen lebih ringan daripada berat badan rata-rata perempuan Amerika. Lantas, apakah kemudian semua perempuan diharapkan untuk mendapatkan berat badan “ideal” itu? Tapi, ternyata banyak dari kalangan perempuan yang merasa harus mendapatkan berat badan tersebut. Sebuah survei yang diadakan pada tahun 1984 oleh Fakultas Kedokteran Universitas Cincinnati terhadap 33.000 orang perempuan menunjukkan bahwa 75% dari kelompok usia 18 – 35 tahun menganggap diri mereka terlalu gemuk, padahal hanya 25% di antara mereka yang secara medis dipandang kelebihan berat badan. Sementara itu, 45% perempuan yang berat badannya kurang beranggapan bahwa mereka terlalu gemuk.

Bukti bahwa pemikiran ini tidak sesuai dengan realitas kehidupan juga ditunjukkan dengan kenyataan bahwa orang-orang yang bergerak dalam bidang industri periklanan seringkali harus melakukan upaya-upaya manipulasi tertentu agar dapat menyajikan gambar seorang model atau figur dengan penampilan yang dapat mendongkrak nilai penjualan majalah atau produk-produk kosmetika, kecantikan, dan busana yang ditawarkan. Bob Ciano, seorang mantan art director pada majalah Life, pernah mengatakan, “Tidak pernah ada foto seorang perempuan yang tidak dimanipulasi … termasuk foto-foto selebritis perempuan (tua) yang sebenarnya tidak ingin fotonya dimanipulasi … kami selalu berusaha membuat penampilannya seperti ketika ia berusia lima puluhan.” Dalma Heyn, yang pernah menjadi editor dua majalah perempuan, mengatakan bahwa proses airbrushing dari wajah perempuan merupakan suatu hal yang rutin dilakukan. Ia juga mengatakan bahwa majalah-majalah perempuan selalu “mengabaikan perempuan-perempuan yang telah berumur, atau beranggapan bahwa mereka tidak ada; majalah-majalah selalu berusaha menghindari foto-foto perempuan yang berusia lanjut, dan ketika mereka harus menampilkan selebritis-selebritis yang berusia lebih dari 60 tahun, maka para “seniman manipulator” akan berusaha membuat perempuan-perempuan cantik itu tampak lebih cantik lagi, yaitu agar mereka tampak lebih muda dari usia yang sebenarnya.” Lebih jauh lagi Dalma Heyn mengatakan, “Sampai sekarang, para pembaca sama sekali tidak tahu bagaimana sesungguhnya foto wajah seorang perempuan berusia 60 tahun, karena foto itu telah dimanipulasi sedemikian rupa sehingga ia tampak berusia 45 tahun. Lebih buruk lagi, ketika para pembaca yang berusia 60 tahun melihat bayangannya di cermin, mereka akan merasa terlalu tua, karena mereka membandingkan wajahnya dengan foto-foto para selebritis seusianya yang telah dimanipulasi di majalah-majalah.” Rekayasa komputer yang biasa digunakan untuk mengubah realitas sebuah foto acapkali digunakan majalah-majalah kecantikan perempuan untuk memanipulasi foto-foto para modelnya untuk mempercantik penampilan dan paras mereka.

Bahkan para selebritis perempuan yang sering disebut-sebut sebagai dewi kecantikan juga kehilangan berat badan atau terpaksa mengakui bahwa mereka telah melakukan berbagai operasi kosmetik agar mendapatkan penampilan yang terbaik dan memiliki wajah yang sempurna, seperti Britney Spears, Jennifer Lopez, dan Jane Fonda. Cher, penyanyi dan ratu operasi kecantikan, pernah suatu kali berkata, “Saya tidak tahu berapa kali lagi saya dapat memperbaiki wajah ini hingga puas.”

Demikianlah, harapan-harapan tak wajar yang ditetapkan industri kecantikan dan hiburan, hingga membuat kebanyakan perempuan di Barat tergoda untuk berusaha keras mendapatkan tubuh yang sempurna, serta bersedia menjalani beragam operasi dan cara-cara yang berbahaya untuk mencapai tujuan tersebut. Di Amerika Serikat, pada tahun 2001 tercatat 8,5 juta kali operasi kecantikan dan prosedur non operasi untuk memperbaiki penampilan, yang 88% dari keseluruhannya dilakukan oleh perempuan. Dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2001 di Amerika Serikat terjadi peningkatan jumlah operasi kecantikan hingga sebesar 304%. Lima macam operasi kecantikan yang paling sering dilakukan adalah lipoplasty, operasi kelopak mata, pembesaran payudara, perubahan bentuk hidung, dan pengencangan kulit wajah. (berdasarkan data statistik The American Society for Aesthetic Plastic Surgery). Dalam salah satu penelitian, ditemukan bahwa 1 dari 40 perempuan di AS telah melakukan operasi pembesaran payudara. Model terbaru adalah penyuntikan “botox”, yaitu prosedur untuk menghapus kerutan-kerutan di wajah dengan jalan membekukan otot-otot wajah melalui penyuntikan botulin toxin. Tidak perlu seorang pakar untuk memperkirakan dampak-dampak yang timbul akibat prosedur seperti itu.

Semua tindakan di atas dilakukan semata-mata demi mendapatkan citra atau penampilan tertentu, yang dalam kenyataannya tidak mungkin atau hanya dapat dipenuhi oleh satu dua orang perempuan dari keseluruhan populasi. Selain itu, karena harapan-harapan yang tidak masuk akal itu ditetapkan oleh manusia, maka konsep tentang sifat-sifat atau ukuran-ukuran kesempurnaan tubuh dan wajah akan selalu berubah seiring dengan berjalannya waktu. Apakah ini tujuan hakiki yang ingin dicapai seorang perempuan yang cerdas, yang kemudian diperjuangkan dengan segenap waktu, uang, dan segala upaya dalam kehidupannya? Ataukah hal ini hanya mitos belaka?

Download Buku MITOS KECANTIKAN BARAT

Kamis, 09 Oktober 2014

Kecurangan Pemilu Amerika Serikat



Paradigma Demokrasi

13.     Pemilihan umum terakhir di Irak menjadi bahan cemoohan pers Barat dan dunia internasional. Rezim Ba’ath memang konyol dan layak mendapatkan kecaman apapun yang diarahkan terhadap tipu daya murahan yang mereka lakukan. Akan tetapi, tipu daya murahan bukan monopoli Saddam semata. Salah satu masalah penting yang masih menjadi misteri bagi orang Amerika adalah proses demokrasi itu sendiri. Sangat sedikit orang di seluruh AS yang memahami sistem Electoral College. Demikian halnya ketika sistem itu berjalan lancar, tak ada yang mempertanyakannya dan ketika tidak berjalan lancar, tak satu orang pun yang peduli. Pemilihan presiden tahun 2000 menggambarkan dengan tepat betapa tidak demokratisnya sistem Amerika. Terlebih lagi pemilihan umum AS tahun 2000 itu menunjukkan bagaimana orang Amerika ditipu serta bagaimana raksasa media dan pemerintah memandang rendah masyarakat awam.

14.     Di dunia ini terdapat berbagai bentuk demokrasi, yang setiap bentuk diimplementasikan dengan coraknya masing-masing. Dalam sistem pemilihan presiden AS, seorang kandidat yang mendapatkan jumlah suara pemilih individual terbanyak di seluruh daerah pemilihan belum tentu menjadi presiden. Karena suara individu tidak langsung untuk memilih presiden melainkan untuk menentukan Electoral College yang diatur secara proporsional sesuai negara bagian masing-masing. Jumlah Elector (orang yang tergabung dalam Electoral College) untuk setiap negara bagian diproporsionalkan dengan jumlah penduduk negara bagian bersangkutan. Tiap-tiap negara bagian memiliki pengaturan yang berbeda-beda dalam hal menentukan para Elector mereka. Di beberapa negara bagian para kandidat mendapati jumlah Elector sesuai jumlah suara yang mereka peroleh, sedangkan di negara bagian lain, pemenang mengambil seluruhnya. Maka untuk terpilih menjadi presiden, seorang kandidat harus memiliki dukungan di beberapa negara bagian. Meraih mayoritas suara popular vote di daerah tertentu, atau bahkan di beberapa negara bagian, bisa jadi tidak berpengaruh terhadap hasil pemilu secara keseluruhan. Manakala terjadi masalah, yang memilih presiden adalah perwakilan pemilih, yakni para politisi profesional di Kongres. Pada tahun 2000, keputusan Mahkamah Agung mengakhiri prosedur yang begitu rumit dan menetapkan George W. Bush sebagai pemenang pemilu. Pada musim panas tahun 1999, Katherine Harris, Ketua Bersama kampanye pemilihan presiden George W. Bush dan sekretaris negara bagian Florida untuk pemilihan umum, membayar US$ 4 juta kepada Database Technologies untuk memeriksa daftar pemilih di Florida dan menghapus setiap orang yang ‘dicurigai’ sebagai mantan narapidana. Hal itu dilakukan dengan persetujuan Gubernur Florida, Jeb Bush, yang notabene adalah saudara dari George W. Bush. Hukum Florida menyatakan bahwa mantan narapidana tidak punya hak pilih –sehingga 31% dari semua penduduk pria berkulit hitam di Florida dilarang mengikuti pemilu karena mereka memiliki catatan kriminal. Rupanya, kaum kulit hitam Florida adalah golongan demokrat. Ini terlihat ketika Al Gore mendapat suara lebih dari 90% dari mereka pada tanggal 7 November 2000. Yaitu 90% dari mereka yang memiliki hak pilih. Ini menunjukkan terjadinya kecurangan massal elektoral di Florida. Tim kampanye Bush tidak hanya menghapus ribuan mantan narapidana kulit hitam dari daftar nama pemilih, melainkan juga menghapus ribuan warga kulit hitam yang sepanjang hidupnya tidak pernah terlibat tindak kriminal –serta ribuan pemilih yang sah yang hanya pernah melakukan tindak pidana ringan.

15.     Walhasil, sejumlah 173.000 pemilih yang terdaftar di Florida dihapus secara permanen dari daftar pemilih. Di Miami-Dade, wilayah terbesar Florida, 66% dari pemilih yang dihapus namanya adalah mereka yang berkulit hitam. Di daerah Tampas, 54% dari pemilih yang hak pilihnya ditolak juga berasal dari kulit hitam. Tak perlu dikatakan lagi betapa banyaknya praktek-praktek tipu muslihat pemilu yang terjadi di Florida, barangkali terlalu banyak untuk disebutkan. Akan tetapi hasil akhirnya menunjukkan bahwa seseorang yang memenangkan minoritas suara telah terpilih menjadi presiden. Surat kabar New York Times merangkum olok-olok yang terjadi di Florida; sebanyak 344 kertas suara tidak jelas diberikan kepada pemilih, apakah pada saat atau sebelum hari pemilihan, 183 kertas suara diberi stempel pos AS, 96 kertas suara tidak memiliki keterangan saksi yang memadai, 169 kertas suara berasal dari pemilih yang tak terdaftar, dengan amplop yang tidak ditandatangani sebagaimana mestinya, atau berasal dari orang yang tidak meminta kertas suara, 5 kertas suara masuk setelah tanggal batas akhir penyerahan yaitu 17 November, 19 pemilih dari luar negeri memilih dalam 2 kertas suara –dan keduanya dihitung. Semua kertas suara di atas melanggar hukum Florida, tetapi tetap dihitung. Singkatnya, Amerika tidak memiliki paradigma demokrasi.

Download Buku SENJATA PEMUSNAH MASSAL DAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI KOLONIALIS

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam