Penyebaran Nilai-Nilai Barat Menggunakan Pedang
[ Menyebarkan Nilai-Nilai Barat Dengan Menggunakan Senjata ]
Bagian 1 Perang Ide-Ide : Kapitalisme Barat versus Islam
1 Menggunakan Pedang untuk Menyebarkan Nilai-Nilai Barat
"Sejarah menjadikan jelas bagaimanapun juga, bahwa legenda kaum Muslim fanatis menyisir dunia dan memaksakan Islam pada ujung pedang atas ras-ras tertaklukkan adalah salah satu mitos paling fantastis kosong yang pernah diulang-ulang oleh para ahli sejarah."
-De Lacy O'Leary
Setiap kali para pemerintah Barat menyebutkan senjata pemusnah massal dan kaum Muslim dalam halaman yang sama, media barat segera bersikap membabi buta memperingatkan rakyatnya bahwa kejadian musibah berskala masif akan segera terjadi.
Fabel tua Eropa tentang kaum Muslimin menyebarkan Islam dengan pedang dikembangkan kembali untuk menampilkan impresi bahwa kaum Muslim adalah sangat berbahaya, sangat tidak bertanggung jawab dan meremehkan nyawa manusia. Maka mantra melucuti negeri-negeri Muslim dari senjata pemusnah massal telah menjadi seruan tangisan Barat yang diarahkan terhadap dunia Muslim.
Dalam beberapa kasus argumennya diperpanjang untuk menjustifikasi kebijakan Barat yang sedang berlaku tentang pergantian rezim di Syria, Iran dan mungkin Pakistan. Namun, studi cermat mengenai hukum Islam di masa lalu berkontradiksi dengan mitos popular barat bahwa kaum Muslimin adalah umat haus darah yang tidak sabar ingin menghapus kaum lain atas nama Islam.
Hal yang sama, tidak bisa dikatakan terhadap Barat. Barat bersenjatakan doktrin sekular dan pandangan materialistik berusaha untuk mengeksploitasi, mencuri dan mengkolonisasi berbagai populasi dalam rangka mengendalikan berbagai sumberdayanya dan memaksimalkan kekayaan.
Dalam mengincar berbagai kekayaan temuan-baru itu Barat berhasil dalam menghancurkan seabrek peradaban seperti Inca, Indian-Amerika, Aztec, dan Aborigin. Mereka yang bertahan dari kolonisasi dipaksa beralih jadi Kristen, dipisahkan dari tradisi mereka dan dijual jadi buruh-budak bagi perusahaan-perusahaan barat. Bagi pribumi Afrika, India, Asia, Timur Tengah dan lainnya, janji-janji tentang kemerdekaan dengan cepat menguap dan digantikan oleh hukum kolonial. Bukannya menunjukkan rasa menyesal terhadap kekejaman demikian Barat hanya bisa berpuas-puas atas pencapaiannya.
Berbagai teknologi seperti meriam, pistol, mesin uap, senapan mesin, pesawat, gas mustard dll hanya mempercepat pencaplokan berbagai koloni dan eksploitasi rakyatnya. Perlawanan yang diajukan oleh pribumi terhadap para tuan kolonial mereka dihadapi dengan kekuatan brutal - seringkali menghasilkan kehancuran seluruh komunitas. Ketika Barat tidak menghancurkan pribumi, mereka sedang terlalu sibuk memangsa satu sama lain dalam usaha untuk menggondol berbagai koloni berharga mereka. Perang Dunia 1 dan 2 adalah contoh utama sifat dasar nilai-nilai barat penghancur.
Ini adalah deskripsi Dunia Lama di mana negara-negara seperti Inggris, Perancis, dan Jerman membangun berbagai kerajaan dan mengakumulasi segunung kekayaan di atas kematian dan kehancuran jutaan orang tak bersalah. Apakah Dunia Baru (Amerika sebagai pemimpin Barat) hari ini berbeda dari itu semua?
Ambil contoh Dunia Baru dan hubungannya dengan Afghanistan dan Irak. Pembebasan telah menjadi penjajahan; demokrasi telah memberikan jalan untuk penguasaan kolonial, kehancuran diberi istilah pengeboman tepat dan pembantaian kaum Muslim tak berdosa dideskripsikan sebagai efek samping. Sementara itu, perusahaan-perusahaan minyak Inggris dan Amerika antri untuk mengeksploitasi sumur-sumur minyak Irak dan mengangkut sumber-sumberdaya energi Laut Kaspia ke Eropa melalui Afghanistan.
Khilafah Islam di masa lalu tidak pernah memperlakukan manusia dengan cara barbar. Tidak juga pernah Khilafah menyebarkan Islam dengan pemaksaan atau menghancurkan peradaban. Ketika Islam menyebar ke Mesir, banyak Kristen Koptik yang tidak masuk Islam dan hari ini mereka masih berjumlah sekitar 7 juta. Demikian juga, ketika India dibuka untuk Islam para penghuninya tidak dihukum untuk memeluk Islam. India hari ini memiliki populasi lebih dari 750 juta orang Hindu.
Bandingkan ini dengan pelenyapan kaum Muslim dan Yahudi di pengadilan algojo Spanyol selama renaisans Eropa yang sangat disukai. Orang-orang Yahudi yang selamat dari pembantaian oleh Spanyol ini disambut dengan hangat oleh Khilafah Ottoman. Di dalam Spanyol Islam mereka makmur dan menjadi anggota-anggota penting masyarakat Islam.
Hari ini dunia memiliki ketakutan lebih banyak dari sifat dasar nilai-nilai barat penghancur daripada senjata pemusnah massal. Di masa lalu nilai-nilai itu dipaksakan atas negara-negara melalui penguasaan kolonial langsung maupun melalui rezim-rezim tirani yang loyal kepada Barat. Saat ini, bahaya terbesar yang dihadapi umat manusia adalah ancaman konstan Barat yang berusaha menimpakan nilai-nilainya ke seantero dunia melalui senjata pemusnah massal.
17 Februari 2008
[ Penyebaran Nilai-Nilai Barat Dengan Perang ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar