Sistem Mata Uang Kertas (Fiat Money)
Sistem uang kertas
tersebut memberikan kewenangan kepada bank sentral untuk menerbitkan uang yang
akan diedarkan di suatu negara dalam bentuk kertas tercetak yang tidak memiliki
nilai intrinsik sedikitpun. Sistem tersebut juga mengharuskan rakyat di negara
itu untuk menerima uang tersebut dalam penunaian hak-haknya. Jika misalnya
seseorang tidak mau menerima uang tersebut untuk pelunasan utangnya, maka
undang-undang dan peradilan yang ada akan memaksanya untuk menerima, atau kalau tidak haknya akan terabaikan. Hal ini
menunjukkan bahwa bank sentral berhak untuk menerbitkan uang baru sesuai
kehendaknya untuk merealisasikan haluan politik negara. Misalnya, pada saat kas
negara tidak lagi mempunyai persediaan dana dari pajak dan sumber-sumber lain,
maka negara akan segera berpaling kepada bank sentral dan "meminjam"
dana darinya, yakni bank sentral akan mencacat utang atas nama negara dan
membuat satu rekening simpanan (untuk negara) yang darinya dapat ditarik dana
untuk membiayai kebutuhan negara. Ini dianggap sebagai uang baru. Begitu pula kalau
misalnya bank sentral memperkirakan bahwa masyarakat membutuhkan lebih banyak
dana untuk pinjaman, maka bank sentral akan membeli sejumlah surat utang kas
negara atau surat utang perusahaan-perusahaan, dan nilai surat-surat tersebut
dicatat dalam rekening-rekening para penjualnya pada bank sentral itu sendiri
atau pada bank-bank niaga. Dan ini juga dianggap uang baru.
Contoh untuk itu
adalah apa yang pernah terjadi pada Oktober 1987, ketika nilai-nilai saham di
New York anjlok sebesar 22% dalam satu hari. Bank Sentral Amerika segera
menerbitkan uang baru yang dapat digunakan oleh bank-bank guna mengoreksi
dampak-dampak kegoncangan pasar. Bank Sentral Amerika membeli surat-surat utang senilai milyaran dolar dari
perusahaan dan pada umumnya dari pasar modal. Dengan demikian, harga
surat-surat itu dapat dimanfaatkan oleh bank, sehingga bank dapat meminjamkan
kepada para pedagang saham dan meringankan beban mereka. Terapi ini memang berhasil --walaupun
sementara-- untuk menutup-nutupi cacat-cela sistem bank ribawi, kendati telah
tersebar isu bahwa bank terbesar di New York --yakni City Bank-- hampir saja ditutup.
Akan tetapi,
penerbitan uang baru --dengan cara mencetak uang kertas dan mencatat nilainya
dalam rekening-rekening negara atau masyarakat-- membutuhkan biaya sangat mahal
yang mau tak mau harus dipikul masyarakat awam tanpa mereka ketahui mengapa hal
itu terjadi. Karena penerbitan uang oleh bank sentral artinya adalah
memperbanyak jumlah uang yang beredar, sehingga nilai uang akan turun. Karenanya,
salah satu cacat cela sistem ini adalah adanya fenomena kenaikan harga barang
dan jasa yang berlangsung terus menerus. Fakta kenaikan harga ini --yang
disebut sebagian orang sebagai inflasi-- nampak pada penurunan nilai uang
masyarakat dan penurunan nilai gaji/upah beserta kualitas hidup mereka.
Namun cacat paling prinsipil
dalam sistem ini adalah, semua mekanismenya didasarkan pada "permainan
kepercayaan", yaitu tipu daya bahwa uang kertas itu mempunyai nilai.
Padahal uang tersebut tidak mempunyai nilai intrinsik apa pun. Meskipun
demikian, undang-undang negara tetap memaksakan pemberlakuannya dan
menganggapnya dapat digunakan untuk melunasi utang dan membayar hak-hak (klaim)
di depan pengadilan.
Berdasarkan hal
itu, kita dapat melihat bahwa pada negara yang lemah --di mana stabilitas
politik dan kewibawaannya dapat digoncang dengan mudah-- uang kertasnya akan
menjadi sangat lemah, sehingga dalam banyak kasus para penguasanya akan
mengurangi nilai mata uangnya terhadap mata uang lain (devaluasi). Tujuannya
adalah agar mereka dapat memulai lagi "permainan kepercayaan" tadi
dan berhasil menipu rakyat dalam hal nilai mata uang.
Inilah hakikat
pasar modal di Barat dan di negeri-negeri lain yang mengekor dan bertaqlid
kepada Barat. Pasar modal sebenarnya hanya lahan subur bagi para investor saja,
mengingat ia tak menghasilkan
komoditas apapun yang berguna bagi masyarakat. Di samping itu para pedagang
saham di sana hakikatnya tak punya motif apa pun, selain meraup laba yang besar
dengan cepat dan mudah. Pasar modal lebih mirip kasino untuk ajang judi
daripada aktivitas apapun. Dia bagaikan sarang laba-laba yang begitu ringkih
dan begitu mudah untuk digoncang. Dia adalah simbol keserakahan kapitalis akan
nilai-nilai kehidupan yang materialistis. Seandainya saja tidak ada sistem
perseroan terbatas, sistem bank ribawi, dan sistem uang kertas inkonvertibel,
niscaya pasar parasit ini tak akan eksis dan bertahan hidup.
Inilah fakta pasar
modal di Barat dan di negeri-negeri lain yang mengekor dan bertaqlid kepada
Barat.
Sistem Mata Uang Kertas
(Fiat Money)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar