Para Pemikir dan
Penghambaan Terhadap Syaitan
Wahai para pemikir, ketika kalian berdiri berceramah, seharusnya kalian memberikan penafsiran yang benar terhadap ayat-ayat
al-Qur’an kepada masyarakat. Karena, bisa jadi suatu
perkataan dianggap tidak memiliki muatan apa-apa, tiba-tiba saja dapat memfitnah
Islam. Kata-kata yang tadinya dianggap tidak
berharga tiba-tiba dapat merusak manusia,
sehingga orang tersebut tidak dapat bernafas lagi.
Berhati-hatilah anda dari godaan syaitan yang terkutuk, jangan sampai
anda menjadi budaknya. Sehingga ia dapat memerintah anda sekehendak hatinya.
Masuk melalui kerongkongan, merasuk ke dalam jasad dan menyelinap bersama
aliran darah yang mengalir ke seluruh tubuh anda. Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya syaitan masuk ke dalam tubuh anak Adam melalui aliran
darah. Apabila ia telah merasuk ke dalam tubuh manusia melalui urat-urat
halusnya, maka Allah akan mengutuknya.”
Syaitan akan mengajak mereka untuk melakukan kerusakan. Ia akan
melaksanakan janjinya sesuai dengan izin yang telah diberikan oleh Allah,
ketika dirinya telah dilaknat dan dijauhkan dari rahmat-Nya. Dan lihatlah ke
hari di mana makhluk terkutuk
ini berkata: “Atas izin-Mu tersebut maka aku akan menggoda mereka semua
(anak manusia).”
Tentu saja, ancaman dan janji tersebut mereka tepati. Syaitan terus
menggoda manusia sampai manusia merasa bimbang, melakukan hal-hal yang buruk dan terkutuk. Semua ini
dilakukan agar syaitan dapat mengalahkan kebenaran dengan kebatilan. Allah
berfirman:
“Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar
mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu
tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.” [QS. Al An’am: 121]
Tidak diragukan lagi, di dunia ini kita mengenal orang-orang yang
disebut sebagai para budayawan dan pemikir muslim. Sayangnya, tidak sedikit
dari mereka yang menjadi budak syaitan. Mereka memasarkan berbagai racun
pemikiran yang sesuai dengan tujuan syaitan. Bahkan, mereka berusaha untuk
mengkritik keputusan hukum yang telah ditentukan Allah. Maha suci Allah,
Tuhan yang maha berkuasa atas segala sesuatu.
Maka, semua penolakan
yang datang dari makhluk kepada hukum Tuhannya yang abadi tersebut tidak dapat
diterima. Dan orang yang berlaku tersebut disebut sebagai orang fasik, dzalim dan kafir. Di samping itu, semua
keberatannya tidak akan diterima oleh Allah. Ia tidak memiliki cara lain selain
harus bertaubat kepada Allah. Jika ia masih bersikeras dengan pendiriannya dan
tidak bertaubat, maka ia akan dibiarkan bersama sahabat abadinya, syaitan!
(Semoga kutukan dan laknat Allah diberikan kepadamu sampai datangnya hari
akhir).
Kita dapat melihat bahwa hukum yang datang dari Allah merupakan hukum
paling adil. Hal tersebut menunjukkan bahwa orang-orang yang telah berbuat
sebuah kejahatan berhak untuk mendapatkan siksaan yang berat. Adapun
orang-orang yang melaksanakan semua perintah-Nya, maka mereka akan mendapatkan
pahala kebaikan sebagaimana orang-orang yang melakukan hal serupa telah
mendapatkannya. (Tidak ada balasan perbuatan baik kecuali pahala yang baik).
Ini merupakan janji Allah. Oleh karena itu, seorang hamba yang telah
melaksanakan seluruh perintahnya, berhak untuk mendapatkan ganjaran pahala dari
Allah. Dan Allah tidak akan berbuat dhalim kepada hambanya. Allah berirman:
“Tuhan kalian tidak akan berbuat dhalim kepada siapapun.” Dan
dalam firman-Nya yang lain dikatakan: “Keputusan di sisi-Ku tidak dapat
diubah dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku.” [QS. Qaaf: 29]
Maha besar Allah dengan seluruh kekuasaan-Nya yang Maha Agung. Sehingga, orang-orang yang berlaku
sombong di hadapan Allah akan menanggung semua akibat dan balasannya.
Bahkan, ada salah seorang pemikir Arab yang menyampaikan pendapatnya
dalam sebuah seminar yang mengambil tempat di sebuah gedung pertemuan di
wilayah Arab. Pemikir tersebut mengklaim dirinya sebagai pembela iblis, ia
mencoba memutar balik keyakinan yang selama ini ada. Ia mengatakan bahwa kita
semua harus melihat kembali permasalahan iblis yang telah mendapatkan kutukan
dan laknat dari Allah.
Dalam pandangannya, iblis hanya mengikuti perintah Allah, maka dalam
hal ini justru iblis adalah seorang pahlawan dan bukan makhluk Tuhan yang
dianggap fasik. Pada saat itu, kita yakin bahwa syaitan telah merasuk ke dalam
jalan pikirannya. Seandainya orang tersebut mau berpikir terlebih dahulu, tentu ia tidak akan berbicara sesuatu yang ia
tidak tahu.
Akan tetapi, ia telah berlaku sangat berani kepada Allah. Seandainya ia
mau membaca dengan baik, memperhatikan permasalahan ini secara hati-hati dan
melihat hasil hukum yang telah Allah turunkan, niscaya ia akan mengerti dengan
baik bahwasanya sujud yang telah Allah perintahkan kepada para malaikat-Nya dan kepada
Iblis adalah sujud penghormatan dan bukan
penghambaan kepada Adam. Dan perlu digarisbawahi
bahwa sujud semacam ini tidak masuk ke dalam kategori syirik. Allah berfirman
dalam al-Qur’an:
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat: "Sujudlah
kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan
takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.”
Maka, sujudya malaikat pada waktu itu dengan memuji nama Allah adalah
bagian dari bukti ketaatan mereka kepada seluruh perintah-Nya. Dan dengan ini,
mereka telah mendapatkan ridlo Tuhannya. Berbeda dengan iblis. Pada waktu itu,
ia telah diserang penyakit hasud. Sehingga menolak perintah Allah untuk sujud
kepada Adam. Maka, iapun dinilai sebagai ciptaan Tuhan yang sombong dan
dimasukkan ke dalam golongan orang-orang kafir. Tidak hanya itu, ia juga
mendapatkan kutukan Allah. Tepatnya, dijauhkan dari rahmat Allah. Maka, pada
saat itu ia dianggap sebagai makhluk yang telah melakukan kejahatan yang tidak
ada tandingannya. Maka, celakalah bagi orang-orang yang menentang dan mencela
keputusan Allah. Padahal, dia sendiri tidak mengetahui hakikat permasalahan
tersebut secara benar!
Kita tidak akan memperpanjang bahasan mengenai perkataan yang batil
ini. Karena sebagian kalangan yang berjalan di atas jalan-Nya dan
memperjuangkan ajaran-Nya telah mengalahkan
pendapat ini dan membukakan hakikat ajaran Allah yang sebenarnya. Telah
dijelaskan mana yang benar dan tentu saja kebenaran akan mengalahkan kebatilan.
Bantahan tersebut datang dari seorang pemikir Islam terkenal, Muhammad Hamid.
Selain sebagai tenaga pengajar pada salah satu universitas di wilayah timur
tengah, ia juga bertugas sebagai khotib di masjid As-Sulthan. Kita dapat membaca rentetan kritikan dan bantahannya dalam buku “Rudûd ‘alâ Abâthîl” halaman 192 dan dicetak
pada tahun 1385 H. Semoga Allah memberikan pahala kepada laki-laki terhormat
itu.
Wahai saudaraku, lemparkanlah seluruh keingkaranmu terhadap
syariah Islam ke pembakaran sampah, karena engkau pasti
akan mendapatkan segala sesuatu yang dapat menyembuhkan dan menjawab tuduhan batil tersebut. Dan hanya kepada Allah-lah kita mengembalikan segala
sesuatu.
Kita berdoa semoga Allah memberikan petunjuk, akhir kehidupan yang baik
dan taufik kepada kita semua. Dan semoga shalawat beriringkan salam disampaikan
kepada Nabi Muhammad Saw. dan seluruh shahabat beliau, Amin.
Bahaya Para Pemikir Muslim yang Menyimpang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar