Naskah Materi Khutbah Jumat
Judul: Mengatasi Fasad (Kerusakan)
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Pembukaan Khutbah….
“Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” [Ar-Rum 41]
Mufassir
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan fasad/kerusakan disebabkan perbuatan
tangan manusia yaitu karena kemaksiatan, ketidaktaatan yang dilakukan oleh
manusia terhadap aturan-aturan Allah Swt.
Di
sekitar kita banyak sekali kerusakan yang kita jumpai. Berita di media massa
mengingatkan kita betapa banyaknya fasad/kerusakan yang terjadi di negeri ini.
Sebagai contoh: data menunjukkan bahwa sejak tahun 2004 ada hampir 3000 orang
anggota DPRD terlibat korupsi. Dan bahwa 315 orang kepala daerah terlibat
korupsi. Padahal negeri ini penduduknya mayoritas beragama Islam dan tentunya
mereka yang korupsi juga di KTP-nya agamanya Islam. Adanya banyak koruptor
semacam ini jelas merupakan fasad/kerusakan yang dampaknya sangat luas.
Penduduk di negeri ini menjadi korbannya.
Fasad
tidaklah terjadi kecuali karena 2 hal:
·
Yang
pertama karena ada kemaksiyatan yang dilakukan, ada dosa-dosa yang dikerjakan,
ada pelanggaran hukum-hukum Allah Swt.
·
Dan
yang kedua adalah karena ada kewajiban yang tidak ditunaikan, kewajiban dari
Allah yang diabaikan, ditelantarkan.
Setiap
penyimpangan dari hukum-hukum Allah Swt. pasti menghasilkan fasad.
Dalam
kehidupan keseharian kita, kita juga jumpai banyak fasad/kerusakan yang
menjangkiti umat.
·
Mungkin
kita jumpai seorang muslim kepala keluarga yang telah bekerja memenuhi
kewajiban membanting tulang mencari nafkah namun tetap merasakan himpitan
ekonomi, beban ekonomi yang berat.
·
Mungkin
juga kita jumpai seorang bapak yang selalu menasihati, mendakwahi anaknya
tetapi anaknya tetap saja bandel, terlibat pergaulan bebas, melalaikan berbagai
kewajiban.
·
Bisa
jadi juga kita jumpai seorang pemuda yang pandai namun tidak bisa melanjutkan
kuliah karena biaya pendidikan yang tak terjangkau.
·
Di
lain sisi mungkin kita jumpai seorang pemuda yang berusaha mencari pekeerjaan
namun sulit mendapatkan pekerjaan.
Jika
seorang muslim melakukan muhasabah, menghitung, mencermati amalan-amalannya,
dan dia telah memenuhi kewajiban-kewajiban, serta tidak melakukan maksiat
berarti fasad yang terjadi disebabkan oleh pihak-pihak lain yang tidak menuruti
hukum-hukum Allah Swt.
Keterpurukan
ekonomi di negeri mayoritas muslim ini jelas bukan karena hukum-hukum Allah
dalam bidang pengaturan sistem ekonomi yang diterapkan tetapi justru
keterpurukan ekonomi disebabkan karena di negeri ini digunakan sistem
kapitalisme, yang memberikan sumberdaya alam milik umat menjadi milik
kapitalis, sistem ekonomi yang memungut banyak pajak dari penduduk.
Demikian
pula dalam bidang sosial diterapkan liberalisme yang membolehkan
tayangan-tayangan televisi yang merusak akhlak, mengajarkan pacaran pergaulan
bebas, klub-klub malam dan minuman keraspun dibolehkan di negeri muslim ini.
Allah
Swt. berfirman:
“Maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu.” [Al Maa’idah 48]
Allah
Swt. memerintahkan kita untuk berhukum dengan apa yang Allah Swt. turunkan
yaitu berdasarkan al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Saw.
Allah
Swt. berfirman di satu ayat sebelumnya yaitu surat al-Maa’idah ayat 47:
“Barangsiapa
tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu
adalah orang-orang yang fasik.” [Al-Maa’idah 47]
Di
ayat inipun kita diperintahkan untuk berhukum menurut apa yang diturunkan oleh
Allah, jika kita tidak ingin tergolong sebagai orang-orang yang fasik.
Jamaah
sholat jumat rahimakumullah, semoga kita semua bisa terus berusaha mengkaji
Islam, memahami syariah Islam, dan berusaha mengamalkan semua aturan dari Allah
di segala bidang kehidupan. aamiin ya ArhamaRahimin. Barokallahu….
Khotbah kedua, pembukaan, …
Allah
Swt. berfirman dalam surat Ali Imron ayat 104:
“Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung.” [Ali Imron 104]
Untuk
bisa mengubah keadaan yang buruk menjadi keadaan yang baik maka mutlak
diperlukan kaum Muslimin yang menjalankan kewajiban menyuruh kepada yang makruf
dan mencegah dari yang munkar. Dan kita berharap bisa termasuk dari orang-orang
yang beruntung.
Mari
kita berdo’a kepada Allah Swt. agar kita bisa meraih kemenangan Islam, meraih
kemenangan di dunia dan di akhirat. Do’a-Do’a…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar