“Kita tidak boleh berleha-leha,
diam, tidur, kita semua harus segera bangkit kalau tidak ingin Indonesia akan
semakin rusak moral, ekonomi dan politik, HT Perlu diapresiasi dan semoga Allah
bersama kita dan menjadikan negeri ini baldatun thayibah wa rabbun ghofur”
(K.H. Shodik Ketua MUI Kabupaten Madiun)
“Perjuangan menegakkan Khilafah ini bukanlah kewajiban Hizbut Tahrir saja, tapi kewajiban umat Islam, termasuk Ulama” (KH Dadang Ahmad Fauzy Pimpinan Ponpes Nurul Ikhlas Malangbong Garut)
“Opini tentang Syariah dan Khilafah harus terus digelorakan di 42 kecamatan yang ada di Kabupaten Garut” (KH Mahrojan Ketua MUI Tarogong Kidul Garut)
“Mari kita bersatu padu dan dengan tekad kita bersama, semoga Allah selalu meridloi tegaknya Khilafah di negeri ini," (Hj. Romlah Djumali Ibu Nyai Ponpes Nurul Huda, Tempel, Sleman, DIY)
“Bagaimana penyakit umat ini bisa disembuhkan apabila Syariah dan Khilafah tidak ditegakkan. Untuk itu kami secara pribadi dan organisasi akan berjuang bersama HTI untuk memperjuangkan Syariah dan Khilafah. Bagaimanapun dengan sistem Islam adalah obat yang ampuh untuk menyelesaikan persoalan umat sekarang ini,” (Bang Faizal Ketua MUI Bangka Barat)
“Semakin terpuruknya umat Islam sekarang ini akibat diterapkan sistem di luar sistem Islam yang telah diridhoi oleh Alllah SWT. Untuk itu mari kita bersama-sama HTI untuk meperjuangkan penegakan Khilafah yang menerapkan Syariah Islam secara kaffah atau totalitas,” (Syahbudin Ahmad Pengasuh Ponpes Muhajirin Koba, Bangka Tengah juga selaku Sekretaris NU Bateng)
"Walaupun saya pribadi kurang dekat secara fisik dengan para aktivis HTI, tapi saya sangat mendukung perjuangannya dalam rangka menegakkan Syariah dan Khilafah. Karena memang Syariat Islam tak akan tegak tanpa adanya negara” ... “Sebenarnya, ajengan dan para ulama yang lain, yang saya ketahui, walaupun tak dekat dengan HTI, mereka juga sebenarnya sangat rindu dengan tegaknya Syariat Islam. Justru kalau ada ulama atau ustadz yang menolak gagasan tersebut, maka patut dipertanyakan, predikat ustadz yang melekat padanya” (KH Sayyidina Ali, Ketua Majlis Ta’lim wa Dakwah Manbaul Ulum, Rancaekek Kulon)
“Ya, Buku ini (Manifesto Hizbut Tahrir) adalah satu bukti tentang kesungguhan dan konsistensi perjuangan HTI. Jika buku ini terus diperkaya dengan hasil bahasan kritis, maka dia akan menjadi platform perjuangan HTI yang mampu membuka mata hati kaum muslimin dan non muslim tentang betapa luhurnya sasaran juang HTI. Selamat berjuang!!, Insya Allah tujuan perjuangan segera tercapai” (Prof. DR. Ir. H. Fachrurrozie Sjarkowie, M.Sc, Ph.D. Ketua Dewan Pakar ICMI Sumsel, Guru Besar UNSRI Palembang)
“Tawaran HTI dalam manifesto (Hizbut Tahrir) ini yakni menyodorkan Syariah dan Khilafah sebagai solusi bagi keterpurukan Indonesia, merupakan hal yang seharusnya tidak asing bagi Rakyat dan Pemimpin Indonesia. Sangat jelas kesepakatan para pendiri negara ini tentang penerapan Syariah sebagaimana yang tercantum dalam sila pertama ‘Ketuhanan yang Maha Esa, dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi para pemeluknya”, walaupun kemudian dihapus sepihak. Juga ditegaskan dalam pasal 29 tentang dasar negara: “Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa”, yang tuhan nya Esa kan cuma Islam, dan kalau bicara pengamalan Islam ya penerapan Syariat, nah agar penerapan Syariat itu sempurna dibutuhkan Sulthan dan itulah Khilafah. Jadi tidak ada alasan bagi bangsa indonesia untuk menolak Syariah dan Khilafah” (Buya Drs KH Thohlon Abdur Rauf PW Muhammadiyah Sumsel / Penasehat MUI Sumsel)
“Perjuangan menegakkan Khilafah ini bukanlah kewajiban Hizbut Tahrir saja, tapi kewajiban umat Islam, termasuk Ulama” (KH Dadang Ahmad Fauzy Pimpinan Ponpes Nurul Ikhlas Malangbong Garut)
“Opini tentang Syariah dan Khilafah harus terus digelorakan di 42 kecamatan yang ada di Kabupaten Garut” (KH Mahrojan Ketua MUI Tarogong Kidul Garut)
“Mari kita bersatu padu dan dengan tekad kita bersama, semoga Allah selalu meridloi tegaknya Khilafah di negeri ini," (Hj. Romlah Djumali Ibu Nyai Ponpes Nurul Huda, Tempel, Sleman, DIY)
“Bagaimana penyakit umat ini bisa disembuhkan apabila Syariah dan Khilafah tidak ditegakkan. Untuk itu kami secara pribadi dan organisasi akan berjuang bersama HTI untuk memperjuangkan Syariah dan Khilafah. Bagaimanapun dengan sistem Islam adalah obat yang ampuh untuk menyelesaikan persoalan umat sekarang ini,” (Bang Faizal Ketua MUI Bangka Barat)
“Semakin terpuruknya umat Islam sekarang ini akibat diterapkan sistem di luar sistem Islam yang telah diridhoi oleh Alllah SWT. Untuk itu mari kita bersama-sama HTI untuk meperjuangkan penegakan Khilafah yang menerapkan Syariah Islam secara kaffah atau totalitas,” (Syahbudin Ahmad Pengasuh Ponpes Muhajirin Koba, Bangka Tengah juga selaku Sekretaris NU Bateng)
"Walaupun saya pribadi kurang dekat secara fisik dengan para aktivis HTI, tapi saya sangat mendukung perjuangannya dalam rangka menegakkan Syariah dan Khilafah. Karena memang Syariat Islam tak akan tegak tanpa adanya negara” ... “Sebenarnya, ajengan dan para ulama yang lain, yang saya ketahui, walaupun tak dekat dengan HTI, mereka juga sebenarnya sangat rindu dengan tegaknya Syariat Islam. Justru kalau ada ulama atau ustadz yang menolak gagasan tersebut, maka patut dipertanyakan, predikat ustadz yang melekat padanya” (KH Sayyidina Ali, Ketua Majlis Ta’lim wa Dakwah Manbaul Ulum, Rancaekek Kulon)
“Ya, Buku ini (Manifesto Hizbut Tahrir) adalah satu bukti tentang kesungguhan dan konsistensi perjuangan HTI. Jika buku ini terus diperkaya dengan hasil bahasan kritis, maka dia akan menjadi platform perjuangan HTI yang mampu membuka mata hati kaum muslimin dan non muslim tentang betapa luhurnya sasaran juang HTI. Selamat berjuang!!, Insya Allah tujuan perjuangan segera tercapai” (Prof. DR. Ir. H. Fachrurrozie Sjarkowie, M.Sc, Ph.D. Ketua Dewan Pakar ICMI Sumsel, Guru Besar UNSRI Palembang)
“Tawaran HTI dalam manifesto (Hizbut Tahrir) ini yakni menyodorkan Syariah dan Khilafah sebagai solusi bagi keterpurukan Indonesia, merupakan hal yang seharusnya tidak asing bagi Rakyat dan Pemimpin Indonesia. Sangat jelas kesepakatan para pendiri negara ini tentang penerapan Syariah sebagaimana yang tercantum dalam sila pertama ‘Ketuhanan yang Maha Esa, dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi para pemeluknya”, walaupun kemudian dihapus sepihak. Juga ditegaskan dalam pasal 29 tentang dasar negara: “Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa”, yang tuhan nya Esa kan cuma Islam, dan kalau bicara pengamalan Islam ya penerapan Syariat, nah agar penerapan Syariat itu sempurna dibutuhkan Sulthan dan itulah Khilafah. Jadi tidak ada alasan bagi bangsa indonesia untuk menolak Syariah dan Khilafah” (Buya Drs KH Thohlon Abdur Rauf PW Muhammadiyah Sumsel / Penasehat MUI Sumsel)
“Menerapkan Syariat Allah tidak
dengan demokrasi, karena itu mustahil, bohong. Dengan apa kita membebaskan bumi
dengan penjajahan kafir? Dengan Khilafah, dan tidak ada yang intensif
memperjuangkan Khilafah kecuali Hizbut Tahrir,” (Kyai Habiburrahman Basnur Pimpinan Yayasan Bait Quraniy Tangerang)
"Saya cukup kenal dengan adik-adik HTI, mereka bersemangat dan tulus mendakwahkan Syariah dan Khilafah, sehingga saya yang sepuh tetap semangat berdakwah. Ketika saya membaca buku manifesto (Hizbut Tahrir) ini, menurut saya inilah program praktis yang harus diambil oleh rakyat Indonesia terutama pemimpinnya. Dengan manifesto ini insya Allah apa yang kita idam-idamkan akan segera tercapai. Pesan saya perkuat dan perbanyak doa, karena kemenangan dan pertolongan Allah bukanlah karena keringat dan pikiran kita saja, tetapi karena pertolongan Allah SWT." (KH. Yani Hamid Ketua MUI Kab. Musi Rawas Sumsel)
“Apa yang dimuat HTI dalam buku (Manifesto Hizbut Tahrir) ini, merupakan platform perjuangan yang saya amati konsisten diusung oleh HTI. Di tengah gagap gempita demokrasi dan semua orang ingin mendapat kue kekuasaan, sehingga bahkan partai-partai Islam tidak lagi konsisten dengan prinsip-prinsip Islam, HTI tetap tegak lurus membawa Program Syariah dan Khilafah. Harapan saya ide Syariah dan Khilafah ini disebarluaskan kepada masyarakat dengan bahasa yang mudah dimengerti sehingga masyarakat ikut memperjuangkannya" (Drs. Habibullah M.Ag Direktur STIA Al Azhar Lubuk Linggau Sumsel)
“Wahai penguasa! Kalian tidak mempunyai hujjah di hadapan Allah jika kalian tidak menyambut seruan penegakan Khilafah!”, ... “Inilah jalan yang akan membawa kebaikan, pada kebahagiaanku, kemudian aku berjuang bersama Hizbut Tahrir,” (Guru Besar Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, Syaikh Hasan Al-Janayani)
Download
BUKLET Ulama Dan Hizbut Tahrir KUMPULAN TESTIMONI plus cover juga tersedia di sini
"Saya cukup kenal dengan adik-adik HTI, mereka bersemangat dan tulus mendakwahkan Syariah dan Khilafah, sehingga saya yang sepuh tetap semangat berdakwah. Ketika saya membaca buku manifesto (Hizbut Tahrir) ini, menurut saya inilah program praktis yang harus diambil oleh rakyat Indonesia terutama pemimpinnya. Dengan manifesto ini insya Allah apa yang kita idam-idamkan akan segera tercapai. Pesan saya perkuat dan perbanyak doa, karena kemenangan dan pertolongan Allah bukanlah karena keringat dan pikiran kita saja, tetapi karena pertolongan Allah SWT." (KH. Yani Hamid Ketua MUI Kab. Musi Rawas Sumsel)
“Apa yang dimuat HTI dalam buku (Manifesto Hizbut Tahrir) ini, merupakan platform perjuangan yang saya amati konsisten diusung oleh HTI. Di tengah gagap gempita demokrasi dan semua orang ingin mendapat kue kekuasaan, sehingga bahkan partai-partai Islam tidak lagi konsisten dengan prinsip-prinsip Islam, HTI tetap tegak lurus membawa Program Syariah dan Khilafah. Harapan saya ide Syariah dan Khilafah ini disebarluaskan kepada masyarakat dengan bahasa yang mudah dimengerti sehingga masyarakat ikut memperjuangkannya" (Drs. Habibullah M.Ag Direktur STIA Al Azhar Lubuk Linggau Sumsel)
“Wahai penguasa! Kalian tidak mempunyai hujjah di hadapan Allah jika kalian tidak menyambut seruan penegakan Khilafah!”, ... “Inilah jalan yang akan membawa kebaikan, pada kebahagiaanku, kemudian aku berjuang bersama Hizbut Tahrir,” (Guru Besar Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, Syaikh Hasan Al-Janayani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar