Mengatasi Ketertinggalan Sains Dan Teknologi
Ketertinggalan Sains
dan Teknologi Bukan Kendala Mendirikan Khilafah Islamiyah
Apakah mungkin membangun suatu Negara Islam, sedangkan kaum
Muslimin masih terbelakang di bidang sains dan teknologi? Jika ditegakkan,
apakah khilafah negara Islam itu nanti mampu mempertahankan diri berhadapan
dengan negara-negara adikuasa seperti Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Perancis
dan lain-lain yang memiliki senjata nuklir dan perlengkapan militer yang
mutakhir, serta alat-alat canggih lainnya? Apakah menegakkan negara Islam
seperti ini bukan merupakan langkah kehancuran bagi kaum muslimin?
Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan di atas:
(1) Masalah usaha mendirikan negara Islam.
(2) Masalah kelangsungan keberadaan negara Islam.
(3) Masalah usaha menjadikan negara Islam sebagai negara yang kuat dan berpengaruh besar terhadap situasi politik Internasional.
(4) Masalah menjadikan negara Islam sebagai negara nomor satu di dunia.
(1) Masalah usaha mendirikan negara Islam.
(2) Masalah kelangsungan keberadaan negara Islam.
(3) Masalah usaha menjadikan negara Islam sebagai negara yang kuat dan berpengaruh besar terhadap situasi politik Internasional.
(4) Masalah menjadikan negara Islam sebagai negara nomor satu di dunia.
Jawaban untuk butir nomor satu adalah bahwa untuk mendirikan
negara Islam, tidak dibutuhkan terlebih dahulu adanya kemajuan di bidang sains
dan teknologi. Tetapi yang dibutuhkan adalah kesadaran kaum muslimin terhadap
aqidah dan syari'at Islam itu sendiri. Kemudian, umat ini harus menyadari
terhadap berbagai krisis politik yang masih membelenggu kaum Muslimin. Kita harus menyadari bahwa ketika Rasulullah Saw.
menegakkan negara Islam di Madinah, kemajuan di bidang sains dan industri
teknologi oleh kaum Muslimin dan juga seluruh bangsa Arab saat itu, masih dalam
kondisi yang sederhana, bila dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain, seperti
Persia dan Romawi. Kala itu mereka selalu menggantungkan diri kepada
bangsa-bangsa tersebut untuk keperluan hidup negara, khususnya di bidang
persenjataan dan industri lainnya. Saat itu, dua negara tersebut, yakni Persia
dan Romawi, yang berpengaruh besar di dunia; sama halnya dengan dua negara
adidaya Amerika dan Rusia sekarang ini, walaupun sejak komunis runtuh, praktis
hanya Amerika yang mendominasi dunia.
Dengan demikian untuk mendirikan negara Islam, tidak
seharusnya kaum Muslimin terlebih dahulu mencapai tingkat kemajuan di bidang
sainstek. Sebagai bukti, Rusia pada permulaan abad ini telah berhasil membangun
suatu negara besar. Padahal ketika itu negara Beruang Merah itu masih
tertinggal di bidang sains dan teknologi.
Di samping itu, untuk mendirikan negara Islam, tidaklah cukup
hanya dengan meningkatkan kesadaran terhadap aqidah, syari'at Islam, serta
menyadari berbagai krisis dan permainan politik di dunia internasional saat
ini. Tetapi harus muncul suatu kelompok
da'wah di tengah kaum muslimin, yang mampu
menetapkan pemahamannya terhadap Islam dari berbagai aspeknya, sesuai dengan
kebutuhan umat, baik dari segi aqidah, ide-ide dan hukum-hukum Islam, dari segi
cara pemeliharaan dan mempertahankan aqidah, melaksanakan hukum, serta
mengembangkan da'wah Islam.
Juga selain itu, harus ada usaha untuk mengembangkan da'wah
Islam di kalangan umat demi untuk mendukung rencana dan target kelompok da'wah
ini serta meyakini dan menghayati ide-ide dan hukum-hukum Islam yang
dikembangkannya. Semua itu dilakukan dengan menjadikan Rasulullah Saw. sebagai
suri teladan.
Jadi, negara Islam sangat mungkin ditegakkan lewat peran dan usaha
kaum muslimin, walaupun mereka masih dalam keadaan tertinggal di bidang sains
dan teknologi. Tentu saja rencana tersebut akan terwujud apabila sebab musabab
lainnya untuk menegakkan negara Islam telah disiapkan.
Adapun butir kedua, yaitu kelangsungan negara Islam, maka
masalah saintek memang sesuatu yang diperlukan. Tetapi bukan merupakan suatu
keharusan. Sebab, negara dapat berjalan dengan menyandarkan kepada
negara-negara luar. Misalnya dengan membeli apa
saja yang dibutuhkan, baik berupa
senjata maupun peralatan-peralatan lainnya secara terang-terangan maupun
rahasia. Justru yang merupakan suatu keharusan untuk kelangsungan negara Islam
adalah semangat juang yang tak kunjung padam pada diri kaum muslimin, untuk
mempertahankan negaranya ketika menentang/melawan musuh yang berusaha mengancam
dan menjatuhkan negara Islam. Semangat ini adalah senjata yang paling ampuh.
Hanya saja, tekad dan semangat juang tersebut tidak diharapkan hanya nampak
pada diri Khalifah dan jajarannya saja, tetapi juga harus bersemayam kokoh di
dalam diri Khalifah dan rakyatnya; laki-laki maupun wanita; kaum muda ataupun
yang tua.
Tekad dan semangat juang tersebut dapat diwujudkan dalam diri
setiap anggota masyarakat apabila mereka memang benar-benar melihat bahwa
negara Islam semacam itu adalah negara yang mewakili mereka, bahkan merupakan
satu-satunya negara bagi kaum Muslimin. Negara Khilafah tersebut tidak
memaksakan kekuasaan atas umat, dan ditegakkan atas dasar aqidah yang dianut
oleh kaum muslimin, dalam rangka melaksanakan syari'at Islam yang dimiliki oleh
kaum Muslimin, di samping wajib menjamin dan memelihara urusan mereka.
Saat ini kaum muslimin pada umumnya tidak mendukung
peraturan-peraturan yang diterapkan di negeri-negeri mereka. Sebab, peraturan-peraturan
tersebut dipaksakan atas kaum muslimin (oleh pihak luar, yaitu negara-negara
adidaya), tanpa peduli lagi kehendak dan keinginan umat Islam. Padahal,
peraturan yang diterapkan tersebut tidak sesuai dengan aqidah umat Islam yang
merupakan mayoritas di negerinya masing-masing. Juga, ia bukan pihak yang
berhak memelihara dan menjamin kesejahteraan hidup kaum Muslimin Bahkan, mereka
menganiaya, menindas dan menghina, serta membungkam mulut umat Islam.
Oleh karena itu, tidaklah sama antara sikap dan status kaum
muslimin yang berada di bawah naungan peraturan Islam lengkap dengan sikap dan
status mereka terhadap peraturan-peraturan kufur yang berasal dari Barat dan
dipaksakan atas umat di negerinya sendiri.
Walaupun sikap dan status mereka sama, yakni masih mendukung
peraturan-peraturan yang ada, namun negara-negara yang ada di dunia Islam saat
ini tidak satupun dapat disebut sebagai negara Islam, sekalipun ia menamakan
dirinya negara Islam untuk mendapatkan dukungan dari rakyatnya. Negara yang
semacam ini lebih layak disebut sebagai negara militer yang membutuhkan banyak
dukungan untuk melindunginya dari kemarahan rakyat. Padahal seharusnya mereka menegakkan
Khilafah Islam dan berlindung kepada rakyat untuk melindungi negara dari pihak
musuh (negara-negara adidaya). Sebab, negara Islam yang dilindungi rakyatnya,
tidak bisa dijatuhkan dengan mudah, sekalipun penguasanya telah dijatuhkan.
Karena, setiap individu rakyat merasa bertanggung jawab terhadap negara dan
Khalifahnya.
Mereka akan membelanya dari serangan musuh yang menimpa
negara Khilafah dan diri mereka. Sikap ini ditegaskan dalam sabda Rasulullah Saw.:
"Setiap Muslim berada di suatu benteng pertahanan dari benteng-benteng Islam, maka janganlah sampai tembus (oleh musuh) dari bagian pertahanannya" (HR Al Hakim dan Al Bazzar). [Lihat Nizhamul Hukmi Fil Islam, Taqiyyuddin An nabahani, hal.113]
"Setiap Muslim berada di suatu benteng pertahanan dari benteng-benteng Islam, maka janganlah sampai tembus (oleh musuh) dari bagian pertahanannya" (HR Al Hakim dan Al Bazzar). [Lihat Nizhamul Hukmi Fil Islam, Taqiyyuddin An nabahani, hal.113]
Pasukan yang sedang berperang, apabila yang membawa panji
tertembak, maka yang lain segera berusaha mengangkatnya agar panji Islam tetap
berkibar. Demikianlah bahwa dukungan dan perlindungan setiap individu terhadap
negara Islamnya adalah pangkal kekuatan yang terbesar. Rasa tanggung jawab
mereka ini, akan membentuk tekad dan semangat juang yang dahsyat untuk
membelanya. Bahkan, mereka bersedia menyerahkan hidupnya (mati) untuk
mempertahankan negara Islam, karena hal tersebut dianggap sebagai masalah
terpenting/vital. Hanya faktor inilah yang menjadikan negara Islam terus berdiri, walau musuh-musuh Islam tidak menginginkannya.
Adapun butir yang ketiga,
yaitu menjadikan negara Islam sebagai negara yang kuat dan berpengaruh besar
terhadap situasi politik internasional, maka posisi tersebut memang membutuhkan
kekuatan militer yang dihasilkan oleh kemajuan sains dan teknologi. Tetapi yang
lebih penting dari sainstek adalah bahwa negara Islam mempunyai misi suci untuk
mengembangkan risalah Islam ke seluruh dunia.
Alhamdulillah, kelak nanti
Negara Islam mempunyai ciri tersebut dan akan sangat nampak dalam hubungannya
dengan negara-negara lain. Bahkan dapat dikatakan bahwa separuh dari misinya
adalah mengembangkan Islam ke seluruh dunia, sedang sisanya adalah menerapkan
Islam di tengah-tengah rakyatnya.
Untuk mengembangkan risalah Islam ke seluruh dunia, sangat
diperlukan berbagai bentuk kekuatan, baik senjata yang melindungi kekuatan
da'wah dalam mengembangkan risalah Islam, maupun kekuatan ekonomi. Keduanya
mengharuskan adanya kader ulama dan ilmuwan Muslim dalam jumlah yang sangat
besar di seluruh bidang kehidupan. Juga, sejumlah besar pabrik industri, teknisi,
tenaga ahli di seluruh bidang dan tidak terbatas hanya di bidang senjata saja.
Di dunia sekarang terdapat sejumlah besar ilmuwan muslim yang
telah menguasai berbagai bidang sains antara lain; angkasa luar, fisika atom
(inti), kedokteran, kimia, elektronika, mekanika, pertambangan, geologi,
perekayasaan biologi dan sebagainya. Para ilmuwan Muslim tersebut tersebar di
Eropa dan Amerika Serikat. Sayang sekali, keahlian, tenaga, dan pikiran mereka
dimanfaatkan oleh negara-negara kafir. Sebab, sebagian besar penguasa yang
berkuasa di negeri-negeri Islam nyaris tidak memperhatikan kemajuan sains dan
teknologi, karena tidak mempunyai misi yang harus dikembangkan dan mereka tidak
merasa berkewajiban menaati Syariah. Bahkan, tidak ada keinginan untuk menjadi
negara besar (adidaya). Hanya saja, masih ada harapan bahwa di negeri-negeri
tersebut terdapat berbagai jenis industri dalam jumlah yang cukup memadai.
Karena itu, masih terbuka peluang untuk mengarahkan,
mendorong, dan menawarkan kepada sebagian penguasa (negara) sistem kufur yang
ada di berbagai negeri Muslim sekarang ini untuk menerima Islam keseluruhan dan
memberikan dukungan kekuatan bagi berdirinya Khilafah. Apalagi bila hal
tersebut dikaitkan dengan kekayaan alam yang melimpah ruah dalam jumlah besar
di negeri-negeri Islam dan dapat dipergunakan untuk membeli alat-alat industri.
Bahkan, dapat menggaji tenaga ahli lokal maupun asing dari kalangan non-Muslim,
bila hal tersebut memang diperlukan.
Adapun butir yang keempat, yaitu menjadikan negara Islam
sebagai negara nomor satu di dunia, maka hal ini merupakan langkah
biasa/semestinya ditempuh, setelah sebelumnya mengokohkan langkahnya sebagai
negara besar yang mampu mempengaruhi situasi politik di dunia internasional.
Usaha tersebut mengharuskan negara Islam mencapai kemajuan di bidang sainstek.
Langkah ini membutuhkan perhatian besar dari negara serta semangat dan
keinginan yang kuat dari ilmuwan Muslim, meskipun langkah ini membutuhkan waktu.
Tetapi yakinlah bahwa hal tersebut pasti tercapai dengan pertolongan Allah SWT.
Sebab, kondisi dan situasi yang akan dialami oleh negara Islam yang merupakan
"Khilafah Rasyidah" tentu akan mendorong para ilmuwan Muslim di
seluruh dunia untuk berjuang dan mengeluarkan seluruh kemampuan mereka memenuhi
kewajiban membela Khalifah serta memenuhi kewajiban akad bai’at.
Bahkan lebih dari itu; mereka akan rela mengorbankan jiwa
raganya, memeras keringat dan membanting tulang, demi mewujudkan negara Islam
mereka yang kuat dan terbesar di dunia, serta umatnya adalah sebaik-baik umat
yang dilahirkan di tengah-tengah manusia.
Fakta telah berbicara bahwa negara khilafah Islam ternyata
mampu menjadi negara nomor satu di dunia, dimulai dari usaha-usaha yang telah
ditempuh oleh Rasulullah Saw. untuk melumpuhkan kekuasaan dua negara adidaya
saat itu, yaitu Persia dan Romawi, yang kemudian dilanjutkan oleh Khulafa' Ar
Rasyidin sampai berhasil pada masa pemerintahan Umar bin Al Khattab. Posisi
seperti itu berlanjut dan dipertahankan negara Islam tetap menjadi nomor satu
di dunia sampai 1000 tahun kemudian, walaupun kita akui bahwa selama kurun
waktu tersebut terdapat berbagai kelemahan yang dialami disebabkan kelemahan
umat sendiri pada masa-masa tertentu.
Memang umat Islam adalah umat yang sejak dahulu menjadi umat
yang mulia. Ia merupakan umat yang agung dan terhormat kedudukannya. Oleh
karena itu, tidak aneh apabila suatu saat ia kembali ke masa kejayaannya,
menjalankan tugasnya seperti dahulu, sebab umat Islam bertakwa menaati Khalifah
menerapkan Syariah secara kaaffah. Hanya yang mengherankan adalah bahwa umat
Islam terus menerus tidur panjang yang telah berlangsung begitu lama, jauh dari
perkiraan sebelumnya.
Namun demikian, sinar harapan mulai tampak di wilayah Timur
Tengah. Cahaya kemenangan mulai memancar sebagai hasil dari usaha berbagai
gerakan Islam. Kelak umat ini akan meraih janji dari Allah SWT sebagaimana
firmanNya, artinya:
"Jika kamu menolong Allah, maka Allah pasti menolong dan mengukuhkan kedudukanmu di muka bumi" (Muhammad: 7)
"Jika kamu menolong Allah, maka Allah pasti menolong dan mengukuhkan kedudukanmu di muka bumi" (Muhammad: 7)
Oleh karena itu kepada saudaraku, Anda tidak perlu khawatir akibat berdirinya negara Islam
pada masa sulit dan kritis ini. Sebab, dengan berdirinya negara Islam, tidak
akan ada lagi faktor yang membinasakan dan menghancurkan umat Islam. Bahkan
sesungguhnya, perasaan was-was itu tidak lain adalah hanya sekedar rekayasa
musuh-musuh Islam yang tidak ingin melihat berdirinya negara Islam itu. Mereka
bermaksud untuk memalingkan orang-orang yang pemikirannya terbatas dan
sederhana (kalangan awam) dengan cara mengembangkan informasi yang tidak benar,
sehingga timbullah perasaan was-was itu pada diri sebagian kaum Muslimin.
Bahkan, yakinlah bahwa dengan berdirinya negara Islam, umat ini bukan malah binasa tetapi malah akan sehat kembali
setelah didera penderitaan yang amat panjang, serta meraih kehidupan mulia dan
kedudukan yang terkuat di dunia internasional. Kepada Anda, saudaraku, dan kepada seluruh kaum Muslimin di dunia, kami sampaikan
firman Allah SWT, yang artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan RasulNya apabila Allah dan RasulNya menyeru kalian kepada sesuatu yang memberi kehidupan bagi kamu" (Al Anfaal: 24)
"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan RasulNya apabila Allah dan RasulNya menyeru kalian kepada sesuatu yang memberi kehidupan bagi kamu" (Al Anfaal: 24)
Mengatasi Ketertinggalan
Sains Dan Teknologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar