Terasingnya Islam
1. Dari Sa’ad bin Abi Waqqash r.a. dia berkata: Aku
mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya iman mulai sebagai sesuatu
yang asing dan akan kembali menjadi asing sebagaimana mulanya, maka ketika itu
berbahagialah orang-orang yang terasing, yaitu ketika manusia rusak. Demi Tuhan
yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, niscaya iman akan bersembunyi di
antara dua masjid ini sebagaimana ular yang
bersembunyi dalam liangnya”.
(Disebutkan dalam Majma’u Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh Imam
Ahmad, al-Bazzar dan Abu Ya’la. Perawi-perawi dari Imam Ahmad dan Abu Ya’la
sesuai dengan syarat shahih)
Orang-orang yang
beruntung adalah yang terasing karena mereka mengemban ideologi (aqidah dan
syarah) Islam. Di masa kini ideologi kufur telah menyebar luas meracuni
pemikiran kaum Muslimin, seabrek hukum kufur diterapkan oleh para penguasa
batil, hukum-hukum Allah banyak sekali terlantar. Maka, para pengemban Islam
yang tidak memilih-milih dari apa yang diturunkan Allah menjadi terasing. Namun
demikian, dengan mengikuti metode perjuangan Rasul Saw. tanpa kekerasan dalam
menegakkan Islam keseluruhan, keterasingan mereka berakhir dengan kemenangan
dan keberhasilan dengan izin Allah SWT.
Setelah
kemenangan penegakkan sistem Islam maka kewajiban jihad ofensif atau jihad
futuhat bisa dijalankan oleh khalifah bersama kaum Muslimin.
Diriwayatkan dari Miswar dan Marwan,
sebagaimana dituturkan oleh ath-Thabrani dan disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam
al-Bidayah wa an-Nihayah, mengenai ucapan Rasulullah Saw.:
“Orang-orang
Quraisy tidak akan menduga, demi Allah, aku akan selalu memerangi mereka demi
risalah yang dengannya Allah mengutusku
hingga Allah memenangkan aku atau agama ini terasing sendirian.”
(HR. ath-Thabrani dan Ibnu Katsir)
- Hadis penuturan Abdurrahman bin Sannah r.a. yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Islam muncul pertama kali dalam keadaan terasing dan akan kembali terasing sebagaimana kemunculannya pertama kali, maka beruntunglah orang-orang yang terasing”. Rasulullah Saw. kemudian ditanya: “Ya Rasulullah! Siapakah orang-orang yang terasing itu?” Rasulullah Saw. menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang mengadakan perbaikan pada saat masyarakat justru gemar berbuat kerusakan.” (HR. Ahmad)
Hadis
penuturan Mu’awiyah yang mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah Saw.
bersabda:
“Akan
senantiasa ada sekelompok orang dari umatku yang selalu menegakkan urusan agama
Allah. Tidak akan memadharatkan mereka orang-orang yang menelantarkan atau yang
menentang mereka hingga datangnya keputusan Allah (Hari Kiamat), sementara
mereka meraih kemenangan atas seluruh umat manusia.” (HR. al-Bukhari dan
Muslim)
- Dari Abu Umamah al-Bahili r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Niscaya tali Islam akan lepas satu persatu. Setiap kali lepas satu ikatan, manusia akan berpegang kepada tali selanjutnya. Tali pertama yang lepas adalah pemerintahan dan yang terakhir adalah shalat”.
(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh
Imam Ahmad dan ath-Thabrani. Perawi-perawinya sesuai dengan syarat shahih)
Pemerintahan Islam atau negara Khilafah Islamiyah telah dihapus dan diganti dengan negara republik Turki oleh Inggris bersama dengan anteknya yaitu Musthafa Kamal Ataturk
yang menjadi presiden pertamanya.
Para penjajah itu berhasil setelah lama mereka bekerjasama dengan kaum munafik
penguasa wilayah-wilayah negara Khilafah Islam. Kafir imperialis jauh-jauh hari
telah menyebarkan virus paham-paham kufur semacam ashabiyah nasionalisme dan
sekularisme hingga umat makin lemah dan pemerintahan khilafah berisi banyak
orang dzalim.
Setelah
pemerintahan Islam tergantikan sistem pemerintahan kufur demokrasi maupun
kerajaan maka tali Islam akan menjadi terlepas satu per satu hingga batas yang
terakhir yaitu ibadah ritual pribadi: shalat. Dengan begitu pentingnya
kewajiban tegaknya negara sistem Islam ini, negara yang berkewajiban menegakkan
hukum-hukum Allah dan mengemban dakwah serta jihad ke luar negeri, maka kaum
Muslimin sungguh tidak mempunyai alasan yang benar di sisi Allah jika terus
mendukung sistem negara kufur semacam demokrasi.
"Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah
yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin." (QS. Al-Maaidah: 50)
"Dan siapa saja yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya,
dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan mereka
berkuasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke
dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS. An Nisaa': 115)
Fitnah perempuan
- Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Nabi SAW bersabda: “Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam kuasa-Nya, umat ini tidak akan binasa sehingga seorang laki-laki mendatangi seorang perempuan kemudian dia menyetubuhinya di jalan, maka orang yang terbaik di antara mereka adalah yang berkata: “Seandainya kamu menutupi perbuatan ini di belakang tembok itu”
(Imam al-Haitsami berkata: “Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan para
perawinya sesuai dengan syarat shahih)
Ketika kondisi parah
semacam ini terjadi tentunya kaum Muslimin tidak lagi punya imam/khalifah yang
berkewajiban menerapkan hukum-hukum Allah Swt, melindungi kaum lemah,
memberantas maksiat, mengadili orang-orang dzalim, dan menyebarkan rahmat
syariah Islam dengan dakwah dan jihad.
Akibat
dari tidak terpenuhinya kewajiban menegakkan negara sistem Islam Khilafah, Umat
Islam hari ini terpecah-belah lebih dari 50 negara dan telah kehilangan
perisainya untuk melindungi nyawa, kehormatan dan harta. Rasulullah صلى
الله عليه
وسلم bersabda,
"Seorang Imam (Khalifah) adalah
perisai, di belakangnya kalian berperang dan berlindung." (Hadits
Riwayat Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar