umat Islam wajib bersatu berdasar aqidah dan syariah Islam |
- Dari Tsauban r.a. dia berkata: Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah memperlihatkan kepadaku bumi secara keseluruhan, sehingga aku bisa melihat bumi bagian Timur dan Barat, sesungguhnya wilayah kekuasaan umatku akan sampai di seluruh daerah yang diperlihatkan Allah kepadaku. Diberikan kepadaku dua buah macam perbendaharan, yaitu: merah dan putih. Sungguh aku telah meminta kepada Allah untuk membantu umatku, agar mereka tidak dibinasakan dengan musim kekeringan yang panjang dan agar mereka tidak dijajah oleh kekuasaan asing selain oleh mereka sendiri, sehingga kekuasaan mereka menjadi hancur luluh. Tuhanku berfirman: “Ya, Muhammad! Apabila Aku telah memutuskan suatu keputusan, maka keputusan-Ku tidak dapat diubah lagi. Aku memperkenankan doamu untuk umatmu, bahwa Aku tidak akan membinasakan mereka dengan musim kekeringan yang panjang dan Aku tidak akan menjajahkan kepada mereka suatu kekuatan musuh selain diri mereka sehingga kekuatan mereka hancur-luluh, sekalipun musuh-musuh mereka bersatu mengepung, sehingga sebagian mereka menghancurkan sebagian yang lain dan mereka saling tawan-menawan”.
(H.R. Imam Muslim dan at-Tirmidzi)
Abu Dawud menambahkan:
“Sesungguhnya yang aku takutkan kepada umatku adalah para pemimpin yang
menyesatkan. Apabila pedang telah diletakkan oleh umatku, maka tidak akan
diangkat lagi selamanya sampai Hari Kiamat. Hari Kiamat tidak akan datang
sampai suku-suku dari umatku mengikuti orang-orang musyrik dan mereka menyembah
berhala. Akan ada dari umatku tiga puluh orang pembohong, semuanya mengaku
sebagai nabi. Akulah penutup para nabi tidak ada nabi lagi sesudahku.
Senantiasa akan ada segolongan umatku yang berjuang menegakkan kebenaran,
mereka tidak akan celaka oleh orang-orang yang menentangnya sampai datang Hari
Kiamat”.
Memang
benar, seluruh negara di Dunia Islam saat ini tidak menerapkan sistem Islam -meskipun
beberapa negara mengklaim menerapkannya- dan malah menerapkan Kapitalisme
dengan gaya berbeda. Akan tetapi, umat Islam yang tetap eksis setelah hancurnya
Khilafah itu sejak awal tahun 1950-an telah mulai merambah jalan menuju
kebangkitan berasaskan Islam, mulai berjuang untuk membangun kembali
kehidupannya atas dasar Islam, dan bahkan telah mencanangkan cita-cita
menyelamatkan dunia dengan membawa hidayah Islam.
Ya,
semua upaya ini terus diperjuangkan, kendatipun umat Islam masih terpecah belah
akibat rekayasa kaum kafir sebelum dan sesudah kehancuran Khilafah di tahun
1924; dan kendatipun para penguasanya -yang menjadi agen Barat- terus
mempertahankan kekufuran yang dibangun Barat di negeri-negeri muslim,
berkhidmat siang malam demi kepentingan dan dominasi Barat, serta menjalankan
seluruh strategi politik dalam dan luar negerinya menurut petunjuk-petunjuk dan
instruksi-instruksi Barat.
Saksikanlah,
para munafik telah bertingkah brutal dan sangat kejam terhadap para pejuang
kebangkitan umat. Mereka juga terus melakukan operasi penumpasan dan
melancarkan aksi teror terhadap para pejuang. Sementara itu, kaum kafir juga
tak ketinggalan merancang strategi yang dijalankan oleh agen-agen mereka tadi
untuk melawan bangsa mereka sendiri, agar bangsa mereka tetap hina
diinjak-injak dan dibelenggu oleh kekufuran.
Walau
demikian keadaannya, Barat yang kafir -dengan AS sebagai gembongnya- sudah
merasa gentar kalau-kalau kebangkitan umat Islam suatu ketika mencapai titik
sempurna –yang mencapai seluruh bumi, timur dan baratnya- sehingga umat Islam
kembali menjadi umat istimewa yang berbeda dengan manusia lainnya.
Barat
yang kafir juga sudah gemetaran membayangkan umat Islam hidup kembali di bawah
satu negara, yakni negara Khilafah, yang akan melanjutkan penyebaran risalah
Islam ke seluruh dunia untuk mengentaskan dunia dari gelimang kesengsaraan,
kegoncangan, dan kemerosotan yang parah akibat hagemoni Kapitalisme dan
ide-idenya yang materialistik itu.
Barat
yang kafir juga senantiasa ingat, bagaimana ideologi Islam dahulu telah
mengubah kabilah-kabilah Arab -yang serba terbelakang dan tak pernah
diperhitungkan dalam sejarah- menjadi umat istimewa yang berperadaban, yang
kemudian tampil di pentas dunia dengan cahaya Islam serta dalam waktu singkat
sanggup memantapkan posisinya sebagai pemimpin dunia.
- Dari Abu Basrah al-Ghifari r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Aku meminta empat perkara kepada Allah azza wa jalla. Dia memberikan yang tiga dan sisanya masih Dia tahan. Aku meminta kepada Allah supaya tidak mengumpulkan umatku dalam kesesatan, maka Allah mengabulkannya. Aku meminta kepada Allah agar tidak menghancurkan mereka dengan musim susah yang panjang, sebagaimana Dia menghancurkan umat-umat sebelum mereka, maka Allah juga mengabulkannya dan aku meminta kepada Allah supaya tidak ada musuh yang mengalahkan mereka, maka Allah pun mengabulkannya dan aku meminta kepada Allah agar tidak memecah-belah mereka dalam beberapa golongan sehingga mereka saling membinasakan, namun Allah tidak mengabulkannya”.
(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh
Imam Ahmad dan ath-Thabrani, diantara perawinya ada salah satu rawi yang tidak
disebutkan namanya)
Kejayaan
umat tetap lestari untuk sekitar 10 abad lamanya, selama umat bersatu dengan
ideologi (aqidah dan syariah) Islam. Dan sepanjang masa itu, meratalah
keadilan, keamanan, kesejahteraan, dan nilai-nilai yang luhur di setiap tempat.
Bendera dan panji Khilafah pun berkibar-kibar dengan gagahnya di mana-mana.
Maka yang paling berbahaya bagi persatuan dan kekuasaan
umat ialah para penguasa yang menjadi agen Amerika Serikat dan
sekutu-sekutunya, termasuk orang-orang yang ada di sekitar para penguasa
tersebut. Orang-orang yang dekat dengan para penguasa ini terdiri dari para
penjilat hina yang munafik, orang-orang lemah yang pragmatis, dan para
intelektual yang kenyang dengan sistem Barat yang kafir dan tertipu oleh metode
kehidupan mereka. Termasuk juga dalam hal ini sebagian orang yang pura-pura
membela Islam, seperti para oknum ulama pendukung penguasa sistem kufur,
individu-individu tertentu yang ditonjol-tonjolkan sebagai intelektual muslim,
dan beberapa tokoh gerakan Islam yang merupakan orang-orang sekuler yang
mempropagandakan pemisahan Islam dari kehidupan.
Para
penolong penjajah dari kalangan umat Islam itu menyuburkan seruan-seruan yang
bersumber dari fanatisme golongan (ashabiyah) seperti Nasionalisme,
Patriotisme, dan seruan sekulerisme yang menciptakan perpecahan di antara umat.
Semua
pihak di atas telah berkomplot dan berkhidmat demi kesuksesan makar Amerika,
yang sesungguhnya bertujuan menggiring kaum muslimin agar membuang ideologi
Islam dan kemudian memeluk ideologi Kapitalisme, hingga umat menjadi hina,
bahkan ikut mereka masuk Neraka.
- Dari Hudzaifah Ibnu al-Yamani r.a. dia berkata: “Biasanya orang-orang banyak bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kebaikan, tetapi aku bertanya kepada Beliau tentang kejahatan agar terhindar dari bahayanya. Lalu aku bertanya: “Wahai Rasulullah! Kami dahulu berada dalam masa jahiliyah dan kejahatan, karena itu Allah ta’ala menurunkan kebaikan (Islam) ini kepada kami. Mungkinkah setelah kebaikan ini timbul lagi kejahatan?”, “Tentu” jawab Nabi. Tanyaku: “Setelah itu mungkinkah datang lagi kebaikan?” Beliau menjawab: “Benar, tetapi sudah cacat!” Aku bertanya: “Apa cacatnya?” Beliau menjawab: “Suatu kaum memberikan petunjuk tanpa petunjuk yang benar, engkau mengetahui perbuatan mereka dan mengingkarinya”. Aku bertanya: “Sesudah kebaikan itu, timbul lagikah kejahatan?” Nabi menjawab: “Benar, para penyeru di depan pintu neraka. Barangsiapa yang memenuhi seruannya dilemparkannya ke dalam neraka itu”. Aku bertanya: “Wahai Rasulullah! Gambarkanlah ciri-ciri mereka kepada kami!” Nabi menjawab: “Baik! Mereka adalah termasuk golongan kita dan berbicara dengan bahasa kita”. Aku bertanya: “Ya Rasulullah! Apa petunjuk anda bila kami menjumpai hal itu?” Beliau menjawab: “Tetaplah kamu bersama jama’ah kaum muslimin dan imam mereka!”. Aku bertanya: “Jika tidak ada jama’ah dan Imam?” Beliau berkata: “Tinggalkanlah semua golongan itu, walaupun kamu akan memakan akar-akar kayu sampai maut menjemputmu dan kamu tetap dalam pendirianmu”.
(Disebutkan dalam at-Taaj al-Jaami’: hadits ini diriwayatkan tiga
imam sunan: at-Tirmidzi, Abu Dawud dan an-Nasa’i)
Terdapat bahaya suatu kaum yang cacat akidah dan syariah. Mereka memberikan petunjuk tapi bukan petunjuk yang
benar. Mereka tidak bisa lagi membedakan yang baik dan yang jelek.
Mereka mengira kebudayaan kafir Barat adalah kebudayaan yang layak ditiru.
Mereka mengira bahwa hukum-hukum kufur tidak mengapa diterapkan. Mereka
mengikuti sistem kufur semacam demokrasi, kapitalisme, sekularisme. Mereka
menjadi penyeru-penyeru
yang tampak Islami. Mereka menggunakan
hal itu sebagai sarana untuk memperdaya dan menyesatkan kaum muslimin.
Dalam
hadits ini Rasulullah memerintahkan kita untuk meninggalkan semua golongan yang
menyeru kepada selain ideologi (akidah dan syariah) Islam. Kita harus berlepas
diri dari segala golongan yang mengajak kepada sistem kufur, hukum kufur, paham
kufur, ide-ide kufur, dan berbagai kemaksiatan. Kaum Muslimin wajib disadarkan
terhadap bahaya akidah kufur sekularisme yang melahirkan sistem pemerintahan
demokrasi dan sistem ekonomi kapitalisme. Semua itu adalah kesesatan yang bisa
jadi dikesankan Islami, dicari-carikan pembenaran, dibalut kata-kata indah
serta janji-janji manis. Maka, dalam kondisi sulit berada dalam kekuasaan
batil, umat harus teguh menggenggam ideologi Islam hingga akhir hayat.
"Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah)
kepada Allah." (QS. Asy-Syuura: 10)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar