Bulan Ramadhan bulan yang penuh berkah, yang di
dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang
telah Allah SWT jadikan puasa sebagai fardhu dan qiyam Ramadhan sebagai
tathawwu'.
Bulan Ramadhan adalah
bulan ketaatan dan muraqabah. Di sepanjang bulan Ramadhan, setiap Muslim
dituntut untuk menahan rasa lapar dan dahaga serta segala hal yang membatalkan
puasa demi taatnya kepada Allah SWT. Takwa adalah hikmah tertinggi dari ibadah
shaum Ramadhan.
Perwujudan takwa
secara individu tidak lain adalah dengan melaksanakan semua perintah Allah SWT
dan menjauhi semua larangan-Nya. Sedang perwujudan takwa secara kolektif adalah
dengan menerapkan syariah secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan bermasyarakat
dan bernegara di bawah naungan khilafah.
Semua kebaikan yang
didapat sepanjang bulan Ramadhan tentu menjadi kurang bermakna jika tidak
ditindaklanjuti oleh pelaksanaan syariah secara kaffah, karena justru itulah
sesungguhnya wujud ketakwaan yang hakiki.
Berkenaan dengan
kedatangan bulan Ramadhan 1436 H, apa yang menjadi seruan ulama perlu kita perhatikan. Pertama, diserukan kepada seluruh umat Islam
untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan sebaik-baiknya, didasarkan pada
keimanan dan niat ikhlas mencari ridha Allah SWT semata sehingga hikmah puasa,
yakni menjadi manusia bertaqwa dapat diraih. Umat Islam juga wajib menggiatkan
berbagai ibadah dan kegiatan lain yang dapat mengokohkan keimanan dan
keterikatan terhadap syariah.
Kedua, selain itu,
umat Islam harus lebih giat dan bersemangat dalam berjuang menegakkan syariah
dan Khilafah di muka bumi. Sebab, hanya dengan tegaknya khilafah yang
menerapkan syariah secara kaffah, maka kehidupan Islam, izzul Islam wal
muslimin, serta kerahmatan bagi sekalian alam (rahmatan Iil 'alamin) dapat
kembali terwujud.
Ketiga, sebaliknya,
seluruh tempat maksiat, termasuk berbagai tempat hiburan yang lazim digunakan
kemaksiatan, harus ditutup. Demikian pula semua perbuatan maksiat, seperti
korupsi, perzinaan, kezhaliman dan sebagainya; termasuk di dalamnya tindakan
mengabaikan perintah dan larangan Allah SWT dalam syariah-Nya, semuanya wajib
dihentikan. Bukan hanya selama bulan Ramadhan, tapi juga di luar bulan
Ramadhan. Sebab, semua perbuatan dan tempat maksiat itu tidak selayaknya ada,
apalagi di negeri yang mayoritas penduduknya Muslim ini.
Seruan ini menjadi
penting, mengingat berkali-kali Ramadhan datang dan pergi, namun tidak ada
perubahan yang nyata di tengah-tengah umat. Umat Islam masih hidup dalam
penderitaan. Pangkalnya adalah karena tidak ditegakkannya seluruh syariah
Islam, karena ketiadaan khilafah sebagai institusi politik yang menerapkannya.
Tanpa khilafah, di
bulan Ramadhan yang penuh barakah ini, hukum-hukum Allah banyak yang masih
diabaikan. Akibatnya umat tidak diurus dengan hukum-hukum Allah yang memberikan
kebaikan bukan hanya bagi kaum Muslimin tapi umat manusia secara keseluruhan.
lnilah yang menjadi pangkal malapetaka di tengah-tengah umat. Sebab, berpaling
dari hukum Allah pastilah akan membawa derita di dunia dan azab di akhirat.
Tentu sangat baik di
bulan ini banyak membaca dan menghafal Al-Qur'an. Namun, kita tentu tidak bisa
mencukupkan dengan itu. Karena Al-Qur'an sesungguhnya bukan sekadar dibaca atau
dihafal, namun sebagai pedoman hidup bagi manusia. Artinya, hukum-hukum yang
berasal dari Al-Qur'an dan as-Sunnah harus kita terapkan secara totalitas.
Berdiam diri dari kewajiban menegakkan hukum-hukum Allah ini jelas merupakan
dosa besar.
Tanpa khilafah, di
bulan Ramadhan yang penuh barakah ini, umat Islam tidak memiliki pelindung
Islam dan kaum Muslimin. Akibatnya nyawa umat Islam demikian murah. Ditumpahkan
di mana-mana oleh musuh-musuh Islam. Bahkan Al-Qur'an kita yang mulia pun
mereka hina. Rasulullah pemimpin para Nabi pun mereka rendahkan.
Tanpa khilafah, di
bulan Ramadhan yang penuh barakah ini, umat Islam masih disekat-sekat dengan
ikatan nation-state (negara bangsa).
Akibatnya umat Islam tercerai-berai tidak bersatu, terpecah-belah bahkan
diadu-domba. Dan hal ini tentu melemahkan umat Islam. Padahal umat ini
sesungguhnya merupakan umat yang satu, disatukan oleh akidah Islam. Bukankah
Allah kita satu? Bukankah Al-Qur'an kita satu? Bukankah Rasul kita satu? Dan
bukankah kita memiliki kiblat yang satu? Allahu Akbar.
---
Bacaan: Tabloid Media
Umat edisi 153
Tidak ada komentar:
Posting Komentar