Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Sabtu, 15 Mei 2021

Serangan Militer Barat

 



4.    Konflik Militer

Kini kita membahas bentuk terakhir dari pertarungan antar peradaban, yaitu konflik militer, yang disebut sebagian kalangan kaum Muslimin dengan istilah jihad. Ini merupakan materi bahasan yang sangat luas. Namun yang menjadi perhatian kita saat ini adalah membuktikan keniscayaan konflik militer, khususnya dalam peradaban Islam. Karena, ada sementara kalangan yang menyangkal adanya kewajiban perang ofensif (qital ath-thalab), kemudian ada pula yang membantah pendapat bahwa Islam adalah diin toleransi dan perdamaian. Lalu, apakah Islam adalah diin teror?

Kita mulai dengan aksi para penganut peradaban kafir terhadap kaum Muslimin, karena tindakan mereka lebih mudah dibaca daripada kata-katanya. Australia, yang belum pernah kita perangi, menduduki Timor Timur; China menduduki seluruh wilayah Asia Tengah bagian selatan; Rusia menduduki sejumlah wilayah Muslim, seperti Kaukasus, Krimea, Khazan, dan sebagainya; India menduduki Delhi, Kashmir, dan seluruh wilayah India Utara; Amerika menguasai seluruh kawasan Teluk dan memperluas pengaruh politik dan militernya sepanjang Asia Tengah, dari Uzbekistan hingga Teluk dan terus sampai ke Sinai. Selain itu mereka juga punya pangkalan militer yang besar di Incirlik Turki. Mereka juga berebut pengaruh dengan Prancis maupun Inggris di Afrika. Inggris masih mempunyai pengaruh di Asia dan Afrika, serta pangkalan militer di Teluk dan Gibraltar. Serbia, Kroasia, Yunani, Rumania, dan Bulgaria juga menguasai wilayah kaum Muslimin. Spanyol menguasai Andalusia, Sabta, dan Malila. Italia menduduki Sisilia, negeri Al Aghaliba. Pulau-pulau di Laut Tengah - yang seluruhnya adalah wilayah kaum Muslimin - juga dikuasai penjajah. Filipina juga menduduki tanah kaum Muslimin, demikian juga Burma. Israel menduduki tanah Palestina, yang merupakan bagian dari Bilad Asy-Syam.
Sungguh benar sabda Rasulullah SAW,
"Dapat diperkirakan bahwa kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang yang berebut melahap isi mangkok.' Para sahabat bertanya, 'Apakah saat itu jumlah kami sedikit, ya Rasulullah?' Rasulullah SAW menjawab, 'Tidak, bahkan saat itu jumlah kalian banyak sekali tetapi seperti buih pada air bah. Allah akan mengambil dari dada musuh-musuhmu rasa takut kepadamu, dan Allah akan menimpakan penyakit al-wahn.' Mereka bertanya lagi, 'Apa itu penyakit al-wahn, ya Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Kecintaan yang berlebih terhadap dunia dan takut mati."

Meski terdapat setumpuk fakta yang mengungkap penderitaan kaum Muslimin, sekaligus menjadi bukti terjadinya serangan fisik dari para penganut peradaban kufur, namun hal itu tidak menghalangi mereka - para politisi dan pemikir kufur - menjelaskan pentingnya memerangi peradaban Islam hingga sampai ke akar-akarnya.

Nixon mengatakan dalam bukunya "Victory without War", "Kejayaan yang sesungguhnya tidak diperoleh dengan menghindari konflik, tetapi dengan peperangan yang hebat demi prinsip, kepentingan, dan sahabat kita ... Kita harus membuang angan-angan mengenai bagaimana seharusnya dunia ini berjalan. Bangsa Amerika cenderung mempunyai keyakinan bahwa konflik adalah sesuatu yang tidak wajar, demikian pula pandangan bangsa-bangsa yang lain; sedangkan perbedaan hanya disebabkan karena adanya kesalahpahaman. Mereka juga menganggap bahwa perdamaian yang abadi dan menyeluruh merupakan suatu tujuan yang bisa dicapai. Namun demikian, sejarah membuktikan bahwa pandangan itu keliru, karena masing-masing negara berbeda satu dengan yang lain dalam aspek-aspek yang fundamental, konvensi politik, pengalaman sejarah, dan motivasi ideologisnya; aspek-aspek yang biasa melahirkan konflik. Adanya kepentingan yang saling berbenturan dan fakta yang kita pahami bersama memicu perselisihan dan, pada akhirnya, peperangan ...Perdamaian yang menyeluruh, yakni terciptanya dunia yang tanpa konflik hanya merupakan angan-angan. Perdamaian seperti ini tidak pernah dan tidak akan pernah tercipta."

Nixon juga mengatakan dalam "The Favorable Opportunity", "Kepentingan vital adalah kepentingan yang apabila hilang akan mengancam keamanan Amerika Serikat. Jadi, kemerdekaan negara-negara Eropa Barat, Jepang, Kanada, Meksiko, dan negara-negara Teluk merupakan masalah vital bagi keamanan negara kita. Demikian pula, kita mempunyai kepentingan vital untuk mencegah negara-negara berkembang mempunyai senjata nuklir. AS tidak punya pilihan lain kecuali menggunakan kekuatan bersenjata untuk mencegah setiap hal yang mengancam kepentingannya ... Untuk melindungi pemerintahan demokratis yang terancam, seperti Israel dan Korea Selatan, kita siap untuk menggunakan kekuatan militer bila diperlukan."
Sementara itu, pada tanggal 23/1/1980, Jimmy Carter mengirimkan nota berjudul "State of the Union" kepada Kongres Amerika, dan di antara pernyatannya adalah, "Posisi kita sangat jelas. Setiap upaya dari kekuatan luar yang menguasai kawasan Teluk akan dianggap sebagai serangan terhadap kepentingan Amerika. Agresi seperti itu akan disingkirkan dengan segala cara, termasuk cara-cara militer."

Pada tanggal 2/11/1990, mantan Menlu AS Henry Kissinger menulis suatu artikel di koran Yediot Ahrunot dengan judul "Soon, America, You will Lose Deterrent Force" (Segera, Amerika, Engkau akan Kehilangan Kekuatan Penangkis), di mana dia menulis, "Cara-cara militer - tak diragukan lagi - merupakan pilihan yang sulit dan menyakitkan. Hal itu dapat memicu terjadinya demonstrasi di berbagai negara Muslim dan menyebabkan timbulnya gelombang baru terorisme. Namun demikian, kesulitan itu harus dibandingkan dengan bahaya yang timbul akibat konflik yang lebih sulit di masa yang akan datang, bila tanda-tanda kelemahan Amerika akan menyebabkan ambruknya pemerintahan moderat di kawasan itu, meningkatkan ketegangan politik, dan meruntuhkan segala sistem yang ada."

Sedangkan pada tanggal 18/9/2001, ada tulisan di sebuah harian Amerika tentang wawancara antara wartawan surat kabar Prancis Le Figaro dengan James Schlesinger - penasihat Nixon dan mantan Menteri Pertahanan AS yang sekarang bekerja pada Centre for Strategic and International Studies - yang mengatakan, "Untuk menumbangkan jaringan kegiatan ('terorisme') ini perlu waktu bertahun-tahun, karena mereka memiliki tekad yang sangat kuat, yang dihasilkan dari keyakinan yang kuat tentang posisi mereka."
Sementara itu, dalam acara "Perang Pertama di Abad ini" di stasiun TV Al Jazeera, presenter acara ini mengutip pernyataan Henry Kissinger di Washington Post yang berjudul "Revenge is not Sufficient Response" sebagai berikut, "Perlu kiranya untuk menghadapi segala sesuatu yang terjadi dengan sebuah serangan terhadap sistem yang menghasilkan ancaman ini."

Mantan Sekretaris Jenderal NATO, Claus, secara resmi menyatakan bahwa Sekutu telah memposisikan Islam di bekas tempat Uni Soviet, yakni sebagai sasaran permusuhan. BBCOnline.net mengutip pernyataan Presiden Bush pada tanggal 17/9/2001 sebagai berikut, "Perang Salib ini, yaitu perang melawan teror akan berlangsung dalam waktu yang lama."
Samuel Huntington menulis dalam artikelnya pada majalah Amerika "Foreign Affairs" sebagai berikut, "Kecil kemungkinannya konfrontasi militer antara Barat dan Islam, yang berlangsung sejak berabad-abad lalu, ini akan berkurang. Bahkan sebaliknya, mungkin sekali konflik ini akan semakin kejam dan keras ..."

Sedangkan Shimon Peres menulis dalam bukunya, "The New Middle East", "Kita adalah orang-orang yang bertekad kuat, dan tidak ada satupun kekuatan di muka bumi yang dapat memaksa kita untuk meninggalkan tanah ini, setelah lima puluh generasi kita hidup dalam diaspora ... lima puluh generasi dalam penindasan, kesengsaraan, dan pembantaian. Kita tidak akan pernah menyingkir dari tempat satu-satunya ini, tempat di mana kita dapat memperbaharui kemerdekaan kita, menjamin keselamatan kita, dan hidup secara terhormat dan bermartabat ..."

Steve Dunleavy menulis dalam jurnal New York Post pasca insiden Selasa 11 September, "Bunuh para bajingan itu. Latihlah para pembunuh, buatlah kontrak dengan para serdadu bayaran, dan berilah hadiah jutaan dollar untuk memburu kepala mereka. Bawalah mereka, hidup atau mati, tapi lebih baik dalam keadaan mati. Terhadap kota-kota yang menjadi tempat tinggal mereka, bomlah dengan bom-bom ke taman bermain mereka."



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam