Sementara dunia mencari energi alternatif dan
terbarukan, dan Barat mendapat keuntungan dari minyak dan gas murah dari
menjajah dunia Muslim untuk hidup dalam rumah yang hangat 24 jam sehari hingga
tak mengenal istilah kekurangan energi, Umat Islam di negeri ini hidup di bawah
hidup-mati listrik disko.
Sejak lama kaum Muslim negeri ini menderita
kekurangan listrik. Perusahaan listrik negara menerapkan cara 'mati listrik
bergilir', yang memangkas listrik selama beberapa jam, sehingga sangat
menghambat kehidupan industri, bisnis, dan rumah tangga. Selain itu, Perusahaan
negara menyalahkan kurangnya suplai gas sehingga mengganggu produksi listrik,
padahal gas dari negeri ini malah dijual sangat murah ke Cina!
Penguasa yang bercokol di negeri ini
cenderung abai atas permasalahan listrik. Penguasa berotak sekular kapitalisme
justru menginginkan penyediaan listrik banyak dikuasai oleh swasta. Wacana
pemecahan hulu-hilir perusahaan listrik negara dengan unbundling digulirkan. Keputusan kapitalisme ini jelas akan membuat
listrik yang seharusnya milik rakyat dan murah, menjadi mahal. Kebijakan
demokrasi mengumbar nafsu voting demi uang semacam ini jelas bisa
menyebarluaskan kemiskinan.
Selain berkontribusi pada krisis listrik,
kurangnya gas juga mengakibatkan sangat lambatnya pertumbuhan industri.
Malangnya, kondisi lambatnya pertumbuhan -kalaupun ada pertumbuhan- menjadi
perkara lazim sesuai dengan buruknya infrastruktur mendasar lainnya seperti
jalan dan penyediaan air bersih.
Jadi, sementara negara-negara penjajah
mengadakan riset terhadap energi alternatif, sistem kapitalis di negeri jajahan
ini gagal menangani krisis demi krisis dan terkesan dibiarkan saja. Sistem
mahal demokrasi membuat para penguasa tidak mengambil terobosan jangka panjang
demi kemakmuran rakyat. Sistem ini malah berusaha memberi 'solusi' menyediakan
barang dan jasa namun rakyat tidak mampu membelinya!
Adalah jelas bahwa penguasa negeri ini tidak
menerapkan Syariah Islam yang mampu mensejahterakan rakyat karena sistem
demokrasi beserta penguasa itu memang tidak sah menurut hukum Islam. Sistem
kapitalis menghalalkan privatisasi aset-aset listrik dan gas, menghalalkan
kepemilikan publik dikelola untuk keuntungan sekelompok kecil kapitalis. Adalah
sistem demokrasi dan para penguasa jongos inilah yang menolak Syariah dan
Khilafah dan melestarikan penjajahan di segala bidang. Mereka tidak peduli jika
penjajahan dan kerusakan negeri ini terus bertambah parah hingga ke
anak-cucumu!
Rasulullah صلى
الله عليه وسلم bersabda,
الْمُسْلِمُونَ
شُرَكَاءُ فِي ثَلَاثٍ الْمَاءِ وَالْكَلَإِ وَالنَّارِ
"Kaum Muslimin berserikat dalam tiga hal: air,
padang rumput, dan api" (Hadits Riwayat Ahmad)
Jadi, Islam telah menetapkan bahwa minyak,
gas, dan listrik bukan harta milik negara atau swasta, tapi adalah harta milik
warga yang keuntungannya untuk seluruh warga. Jadi dalam Khilafah, sumberdaya
milik warga itu dikelola negara untuk sebesar-besarnya keuntungan seluruh
warga, dengan produksi seefektif dan seefisien mungkin.
Wahai
Umat Islam!
Krisis energi hanyalah satu contoh kegagalan
sistem sekular, yang mengabaikan urusan kaum Muslim dan Islam. Tidak
diterapkannya Islam lengkap dalam bingkai Khilafah memastikan bahwa umat
manusia akan merasakan kesengsaraan di dunia ini. Allah سبحانه وتعالى
berfirman,
ظَهَرَ
الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ
لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar)." [Terjemah Makna Qur'an Surah (30) Ar-Rum :41]
Dan sayang sekali, tidak hanya kehidupan
dunia ini menjadi sengsara karena mengabaikan sistem dari Allah, yang lebih
buruk adalah Umat Islam akan menghadapi kemurkaan Allah سبحانه وتعالى.
"Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua
dari Surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain.
Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut
petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa
berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang
sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan
buta." [Terjemah Makna Qur'an Surah (20) Taha :123,124]
Wahai
Kaum Muslimin!
Bagaimana bisa seorang Muslim masih
mempertimbangkan kebaikan yang mungkin datang dari sistem hawa nafsu mahal ini
dan dari penguasa yang hidup di dalamnya? Sungguh, mendukung mereka yang
melestarikan sistem semacam itu, adalah seperti memilih antara kriminal atau
orang bodoh. Dan bagaimana bisa seorang Muslim tetap diam ketika yang dihasilkan
adalah pencampakan Islam dan sistemnya?
"... Kaum yang mengikuti sunnah, akan tetapi
bukanlah sunnahku, dan mengikuti petunjuk tetapi bukan petunjukku. Kenalilah
mereka olehmu dan laranglah. ..." [Hadits Riwayat Bukhari]
Wahai
Umat Islam!
Tidakkah kamu mengharapkan kepemimpinan yang
akan mengurusmu dan memerintahmu dengan cahaya Islam dan Syariahnya, melalui
negara Khilafah? Satu-satunya jalan bagi kita adalah bergegas maju dan bekerja
bersama para pengemban dakwah yang tulus dan para pejuang Islam di Hizbut
Tahrir, memenuhi kewajiban menegakkan Khilafah, yang akan menerapkan Islam
sehingga Umat bisa mendapatkan kebahagiaan, kemenangan, dan ridho Allah di
dunia ini dan di Akhirat. Allah سبحانه وتعالى berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن
تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
"Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong
(agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
[Terjemah Makna Qur'an Surah (47) Muhammad :7]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar