Pergolakan Pemikiran (ash-Shira’
al-Fikri)
Rasulullah Saw. senantiasa melakukan pergolakan pemikiran
terhadap berbagai ide dan pandangan Jahiliyah, baik berupa pemahaman (mafahim), tolok ukur (maqayis), maupun keyakinan (qana’at). Beliau mengungkapkan
secara lantang kebathilan konsep ketuhanan kaum kafir.
“dari Rabi'ah bin 'Abbad berkata; saya melihat Nabi Shallallahu'alaihiwasallam di Dzil Majaz,
menyeru orang-orang masuk Islam dan di belakangnya seorang laki-laki juling dan
berkata; jangan sesekali laki-laki ini menghalangi kalian dari agama nenek
moyang kalian." Saya (Rabi'ah bin 'Abbad) bertanya, siapakah ini?, mereka
menjawab, pamannya, Abu Lahab.” (HR. Ahmad no.15446)
Beliau juga menentang sikap hidup kafir Quraisy yang merasa
aib bila memiliki bayi perempuan hingga mereka harus membunuhnya. Ayat-ayat
Allah juga menyerang para pemimpin dan tokoh Quraisy, memberinya predikat
sebagai orang-orang bodoh termasuk kepada nenek moyang mereka. Pada saat kaum
kafir -yang arogan terhadap ideologi Islam- meminta agar Nabi Saw. menunjukkan
mukjizat seperti para nabi terdahulu, maka dijawab sesuai wahyu.
“Katakanlah:
"Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula)
menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku
mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan
aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi
peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS.
al-A’raf [7] ayat 188)
Partai politik
ideologi Islam harus menentang dan menjelaskan kebathilan segala ide atau
pandangan yang lahir dari akidah kufur. Partai ideologi Islam harus memandang
bahwa dirinya wajib menyelamatkan umat manusia seluruhnya dari ide-ide kufur
dan syirik meskipun kekufuran dan kemusyrikan itu menampilkan diri dalam
berbagai bentuk dan wajah.
]يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا
نُورَ اللهِ بِأَفْوَاهِهِمْ[
“Mereka
berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan)
mereka.” (QS. at-Taubah [9]: 32)
Di masa sekarang paham-paham bathil itu contohnya
kapitalisme, sekularisme, pluralisme, sosialisme, liberalisme. Demikian juga terhadap berbagai ide yang
lahir darinya seperti demokrasi, kebebasan HAM, kesetaraan jender, dan
sebagainya. Apabila hal ini dilakukan secara terus-menerus maka masyarakat akan
dapat memahami kerusakan berbagai sistem aturan yang bersumber dari ide-ide
kufur tersebut.
Pada faktanya kerusakan demi kerusakan akan semakin banyak
dihasilkan oleh sistem yang tidak Islami, hari demi hari masyarakat akan
semakin merasakan dampak buruknya di berbagai bidang. Dengan dakwah Islam yang
politis (siyâsiyah) ideologis (mabda’i) maka masyarakat semakin dapat
memahami dan meyakini keunggulan sistem Islam apabila diterapkan sebagai solusi
wajib.
Perjuangan Politik (al-Kifah
as-Siyasi)
Aktivitas al-kifah
as-siyasi merupakan aktivitas yang ditujukan untuk menyikapi realitas
politik kekinian yang terjadi pada saat tertentu. Rasulullah Saw. −sesuai ayat
yang diturunkan Allah Swt.− mengkritik kebiasaan mencurangi timbangan,
kebiasaan transaksi riba. Begitu juga dengan kebiasaan mereka yang
menjerumuskan budak wanita dalam pelacuran dilawan oleh Rasulullah Saw. dengan
menyampaikan terang-terangan ayat dari Allah Swt.
Partai ideologi
Islam harus menjelaskan bahaya konsep dan tata aturan non-Islam serta
pertentangannya dengan syariah Islam kepada masyarakat. Masyarakat yang telah
menerima Islam tentu rela beramal mendukung perjuangan mengikuti metode dakwah
Rasul Saw. dan akan memberikan kekuasaan untuk tegaknya sistem Islam. Mereka
adalah umat yang mau bergerak, berjuang dan menuntut perubahan bukan karena
emosionalitas apalagi karena urusan perut melainkan karena keimanan; karena
menyadari bahwa bahwa sistem Islam wajib berkuasa. Mereka menjadikan urusan
Islam sebagai perkara utama dalam hidupnya dan siap ketika harus mengembannya
ke seluruh penjuru dunia.
Membongkar Konspirasi (Kasyf
al-Khuthath). Rasulullah Saw. sering menyampaikan wahyu terkait rencana
jahat kaum kafir. Beliau, misalnya, membeberkan rencana jahat para tokoh
Quraisy seperti Abu Jahal, Abu Sufyan, Umayyah ibn Khalaf, dan Walid bin
Mughirah yang sering bermusyawarah di Darun
Nadwah.
Jika semua aktivitas itu dilakukan secara intensif dan massif
maka, insyaAllah, taraf berpikir umat akan makin meningkat. Pembelaan dan
dukungan terhadap ideologi Islam beserta para pejuangnya akan semakin kokoh dan
besar. Sebab, di mata umat akan semakin tampak siapa sebenarnya yang berjuang
untuk membebaskan mereka dari kezaliman, kebodohan, kesesatan.
Semua proses tersebut niscaya akan mendapat tantangan dan
halangan dari pihak-pihak yang tidak ingin sistem Islam tegak. Para penguasa
sistem kufur di Makkah juga melakukan berbagai strategi dan makar -memutar otak
untuk mencari cara yang halus maupun yang paling kasar- untuk menghalangi
tegaknya Islam sekaligus mempertahankan sistem bukan-Islam yang ada, dan itu
berarti mereka rela dengan dampak lestarinya berbagai kerusakan di tengah
masyarakat.
Para elit politik kota Makkah dan sistem hidup mereka
terguncang atas perjuangan Muhammad Saw. dan kelompoknya. Mula-mula mereka
melontarkan isu bahwa Muhammad Saw. adalah orang gila.
Contoh bantahan atas tuduhan palsu
mereka:
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. Maka
kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir)pun akan melihat; siapa
di antara kamu yang gila.” (QS. Al-Qalam: 4-6)
“Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Paling Mengetahui siapa yang
sesat dari jalan-Nya; dan Dia-lah Yang Paling Mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (QS. al-Qalam: 7)
….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar