Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Rabu, 28 Juni 2017

Felix Siauw: Peradaban Khayal Hollywood



Tanyalah pada anak Anda, menurut mereka siapakah superhero yang paling hebat. Maka kemungkinan besar jawabannya antara lain; Superman, Batman, Ironman, Spiderman, The Flash, Hulk, Thor, Kapten Amerika, atau bahkan lebih mengerikan lagi kalau jawabannya Deadpool atau Wonder Woman.

Bagi anak-anak, itulah referensi yang mereka dapat tentang yang namanya “superheroes” dan apa kesamaan dari semua superheroes hari-hari ini? Ya, betul, mereka sama-sama berasal dari Amerika, mereka diciptakan di sana.

Pertanyaannya, mengapa kebanyakan (kalau tidak dikatakan hampir semua) superheroes itu dibuat di Amerika dan populer lewat Hollywood? Jawabannya sederhana, sebab memang itulah yang mereka rindukan, sebuah kehidupan ada superheroes yang membuat situasi menjadi aman, ada penolong dalam setiap kejahatan.

Sebab adanya suatu film, biasanya menunjukkan kalau mereka justru tidak memiliki cerita di film itu dalam kenyataan, maka untuk itulah film dibuat, sebab tidak ada kenyataannya, sebab itulah cita-cita orang-orangnya. Untuk kasus Amerika, banyaknya superheroes justru karena Amerika adalah negeri yang paling tidak aman sedunia.

Dalam tulisannya The Most Dangerous Place on Earth di tahun 2007, Dr Shahid Qureshi memublikasikan bahwa di Amerika terjadi pembunuhan setiap 22 menit, perkosaan terjadi setiap 5 menit, perampokan terjadi setiap 49 detik, pencurian terjadi setiap 10 detik, dan menghabiskan 674.000.000.000 dolar Amerika setiap tahunnya untuk menangani kriminalitas di negaranya.

Sama seperti di Jepang dan Korea Selatan, film-film yang mereka buat super romantis, jelas-jelas membuat remaja-remaja Indonesia galau dan baper saat menontonnya, sambil berkomentar ”so sweet”, “Ya Allah pengen banget dapet cowok kayak gitu..", dan membuat idola-dola bermata sipit ramai di Indonesia. Kenyataannya? Jepang dan Korea selatan berkompetisi memperebutkan piala dunia dalam kategori tingkat bunuh diri tertinggi di dunia.

Peradaban khayal, kebahagiaan semu, kehidupan tipu-tipu, kemajuan artifisial, itulah yang kita lihat pada peradaban yang tidak dibangun atas dasar ketakwaan, rapuh dan hanya fatamorgana saja, terlihat dari jauh sempurna namun ketika didekati hanya hawa panas dan udara saja. Amerika, Korea Selatan, dan Jepang, ternyata hanya indah di layar saja, tak seindah aslinya.

Lihatlah bagaimana kemajuan peradaban Barat meminta korban, memerlukan tumbal, Jepang dan Korea Selatan punya problem bunuh diri, Cina problemnya atheis, Amerika problemnya sex, drugs, crime. Tiap majunya peradaban, adalah mundurnya akhlak.

Tidak begitu dengan yang ditawarkan ulslam. Peradaban Islam adalah peradaban yang riil tanpa polesan atau pencitraan. Peradaban Islam tegak di atas akidah Islam yang muncul dari pengakuan sempurna akan adanya Allah dalam setiap aspek kehidupan, karena semua Muslim sadar bahwa Allah adalah asal dan tempat kembalinya.

Dan Muslim tak perlu contoh khayalan untuk menyemangatinya, Islam tak kehabisan tokoh-tokoh yang menginspirasi dan bukan fiksi, tapi nyata dan memang terbukti adanya. Pribadi Muhammad SAW takkan pernah habis digali, dicontohi dan diteladani. Di belakangnya juga banyak tokoh yang tak lekang dimakan zaman semisal Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali.

Saat peradaban lain memerlukan "tumbal” untuk kemajuan bangsanya, Islam justru menawarkan kesempurnaan hidup dunia dan akhirat. Kebahagiaan sejati di dunia dan juga tanpa batas di akhirat. Bukan hanya memajukan kualitas hidup, tapi juga manusia yang hidup di dalamnya. Begitulah peradaban Islam.

Sekarang mana yang kita harapkan, dinina-bobokan peradaban khayal Barat yang kuat dalam hal pencitraannya tapi rapuh rusak di dalamnya, ataukah peradaban Islam yang terbukti mampu menghasilkan generasi-generasi emas yang sudah mewarnai peradaban?

Felix Y. Siauw
Tim @YukNgajiID

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 193
---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam