Semua orang tahu bahwa
sekulerisme itu tidak pernah menjadi bagian daripada ajaran Islam. Malah
sebenarnya antitesis daripada Islam adalah sekulerisme. Mengapa? Sederhananya,
bila dalam Islam manusia senantiasa diajarkan bahwa tiap-tiap aktivitas harus dihubungkan
dengan Allah, sekulerisme sebaliknya, jangan bawa-bawa tuhan dan agama dalam
kehidupan.
Dan dari segi
kemunculannya, sangat bisa dipahami mengapa masyarakat Barat sangat
mengagung-agungkan sekulerisme dan “membenci agama". Karena ini adalah
hasil pengalaman buruk ratusan tahun, dipelihara dari generasi ke generasi,
yang akhirnya berakhir.
Sekulerisme atau
pemisahan antara agama dan kehidupan sebenarnya adalah ide asing. Apalagi sejak
Romawi menjadikan agama Kristen sebagai agama resmi negara pada awal abad ke-4.
Sejak itu, gereja dengan "aturan agamanya" atau yang mereka klaim sebagai
aturan agama, memegang peranan penting dalam kehidupan sosial.
Misal, saat itu gereja
menganggap bahwa tuhan telah memilih raja, oleh karenanya titah raja sama
nilainya dengan firman tuhan. Konsekuensinya, tiap yang keluar dari lisan raja
adalah hukum yang sama dengan hukum tuhan. Gereja memberikan backup legitimasi ini pada kerajaan, dan
kerajaan pun melaksanakan hukumnya.
Pada prakteknya, yang
berkembang adalah kesewenang-wenangan. Raja boleh memerintahkan apa saja dan
itu diamini atas nama agama. Di lain sisi, kaum mayoritas yang dikenal dengan
nama proletar dieksploitasi habis-habisan, dan dalil agama diberikan pada mereka
agar mereka tidak protes dan tetap taat pada kerajaan di saat itu.
Di sisi lain, para
cendekiawan juga dihambat atas nama agama. Ilmu pengetahuan yang dianggap
bertentangan dengan gereja dilarang. Praktek ilmuwan dianggap bagian kesesatan
dalam agama. Agama jadi momok menakutkan pada saat itu.. Mereka menyebutnya Dark Ages atau Age
of Faith. Keimanan malah menyebabkan kegelapan di masa itu.
Cukup lama semuanya
berlangsung, hingga akhir abad ke-15 baru semuanya berakhir. Para cendekiawan
mencerahkan masyarakat dengan ide kesamaan, kebebasan, common sense, dan ide-ide lainnya, maka terjadilah Rennaisance di masyarakat Barat.
Kesimpulannya? Agama
harus dipisahkan dari kehidupan, sebab pengalaman ratusan tahun yang sangat
menyengsarakan itu tak boleh terulang. Tidak boleh ada orang yang memiliki
kekuasaan absolut dari tuhan (divine power),
dan kekuasaan pun harus dibagi-bagi agar ada check
and balance. Lahirlah sekulerisme modern.
Pada gilirannya,
sekulerisme ini akan merusak kehidupan dengan caranya sendiri. Tapi kita tidak
akan membahasnya dalam kesempatan ini. Yang kita bahas adalah, lihatlah
sejarah, bahwa sekulerisme itu muncul sebab kejumudan karena agama Kristen, dan
tak ada hubungannya dengan Islam.
Islam justru
sebaliknya, ketika dipegang oleh bangsa Arab, ia mengubah mereka menjadi umat
yang satu, umat Muslim. Islam menyatukan dan membangkitkan manusia dengan
aturan-aturan yang bersumber dari tuhan yang benar dan konsep yang sempurna.
Aturan Islam ini
memberikan ketentraman dan kesejahteraan bagi umatnya selama lebih dari 13
abad, yang akhirnya hancur oleh serangan luar negeri dan kelemahan dalam
negeri. Tapi apa yang bisa kita lihat? Ini kesimpulannya.
Kaum Barat merasa
diperdaya agama, selama 11 abad sengsara, lalu bangkit dengan sekulerisme
setelah meninggalkan agama. Arab bangkit setelah Islam mereka peluk, lalu
menjadikan umat Muslim sebagai umat terkuat sekira 13 abad, lalu meninggalkan
agamanya, lalu terpuruk.
Sekarang Anda ingin
mempertahankan sekulerisme, padahal tahu yang menyebabkan Barat bangkit dan
kita terpuruk adalah hal itu. Anda sehat?
Felix Y. Siauw
Member @YukNgajiID
Sumber: Tabloid Media
Umat edisi 194
---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar