Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Kamis, 29 Juni 2017

Felix Siauw: Pertahankan Sekulerisme, Anda Sehat?



Semua orang tahu bahwa sekulerisme itu tidak pernah menjadi bagian daripada ajaran Islam. Malah sebenarnya antitesis daripada Islam adalah sekulerisme. Mengapa? Sederhananya, bila dalam Islam manusia senantiasa diajarkan bahwa tiap-tiap aktivitas harus dihubungkan dengan Allah, sekulerisme sebaliknya, jangan bawa-bawa tuhan dan agama dalam kehidupan.

Dan dari segi kemunculannya, sangat bisa dipahami mengapa masyarakat Barat sangat mengagung-agungkan sekulerisme dan “membenci agama". Karena ini adalah hasil pengalaman buruk ratusan tahun, dipelihara dari generasi ke generasi, yang akhirnya berakhir.

Sekulerisme atau pemisahan antara agama dan kehidupan sebenarnya adalah ide asing. Apalagi sejak Romawi menjadikan agama Kristen sebagai agama resmi negara pada awal abad ke-4. Sejak itu, gereja dengan "aturan agamanya" atau yang mereka klaim sebagai aturan agama, memegang peranan penting dalam kehidupan sosial.

Misal, saat itu gereja menganggap bahwa tuhan telah memilih raja, oleh karenanya titah raja sama nilainya dengan firman tuhan. Konsekuensinya, tiap yang keluar dari lisan raja adalah hukum yang sama dengan hukum tuhan. Gereja memberikan backup legitimasi ini pada kerajaan, dan kerajaan pun melaksanakan hukumnya.

Pada prakteknya, yang berkembang adalah kesewenang-wenangan. Raja boleh memerintahkan apa saja dan itu diamini atas nama agama. Di lain sisi, kaum mayoritas yang dikenal dengan nama proletar dieksploitasi habis-habisan, dan dalil agama diberikan pada mereka agar mereka tidak protes dan tetap taat pada kerajaan di saat itu.

Di sisi lain, para cendekiawan juga dihambat atas nama agama. Ilmu pengetahuan yang dianggap bertentangan dengan gereja dilarang. Praktek ilmuwan dianggap bagian kesesatan dalam agama. Agama jadi momok menakutkan pada saat itu.. Mereka menyebutnya Dark Ages atau Age of Faith. Keimanan malah menyebabkan kegelapan di masa itu.

Cukup lama semuanya berlangsung, hingga akhir abad ke-15 baru semuanya berakhir. Para cendekiawan mencerahkan masyarakat dengan ide kesamaan, kebebasan, common sense, dan ide-ide lainnya, maka terjadilah Rennaisance di masyarakat Barat.

Kesimpulannya? Agama harus dipisahkan dari kehidupan, sebab pengalaman ratusan tahun yang sangat menyengsarakan itu tak boleh terulang. Tidak boleh ada orang yang memiliki kekuasaan absolut dari tuhan (divine power), dan kekuasaan pun harus dibagi-bagi agar ada check and balance. Lahirlah sekulerisme modern.

Pada gilirannya, sekulerisme ini akan merusak kehidupan dengan caranya sendiri. Tapi kita tidak akan membahasnya dalam kesempatan ini. Yang kita bahas adalah, lihatlah sejarah, bahwa sekulerisme itu muncul sebab kejumudan karena agama Kristen, dan tak ada hubungannya dengan Islam.

Islam justru sebaliknya, ketika dipegang oleh bangsa Arab, ia mengubah mereka menjadi umat yang satu, umat Muslim. Islam menyatukan dan membangkitkan manusia dengan aturan-aturan yang bersumber dari tuhan yang benar dan konsep yang sempurna.

Aturan Islam ini memberikan ketentraman dan kesejahteraan bagi umatnya selama lebih dari 13 abad, yang akhirnya hancur oleh serangan luar negeri dan kelemahan dalam negeri. Tapi apa yang bisa kita lihat? Ini kesimpulannya.

Kaum Barat merasa diperdaya agama, selama 11 abad sengsara, lalu bangkit dengan sekulerisme setelah meninggalkan agama. Arab bangkit setelah Islam mereka peluk, lalu menjadikan umat Muslim sebagai umat terkuat sekira 13 abad, lalu meninggalkan agamanya, lalu terpuruk.

Sekarang Anda ingin mempertahankan sekulerisme, padahal tahu yang menyebabkan Barat bangkit dan kita terpuruk adalah hal itu. Anda sehat?

Felix Y. Siauw
Member @YukNgajiID

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 194
---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam