Makalah Mata Uang Emas Dan Perak – Makalah Keunggulan Mata Uang Standar Emas
KEUNGGULAN STANDAR EMAS
Jika keunggulan Standar Emas dibandingkan dengan standar Fiat, tidaklah terhindari bahwa Standar Emas akan menjadi standar global. Di sepanjang sejarah uang dan hingga Perang Dunia Pertama, seluruh dunia mengoperasikan standar emas dan perak. Tidak ada standar lain yang dikenal sebelumnya. Namun, ketika para kolonialis menguasai berbagai gaya imperialisme ekonomi dan finansial, dan mulai menggunakan mata uang sebagai alat kolonialisme, mereka menetapkan standar moneter yang berbeda. Mereka menganggap deposit bank dan kertas-bank (bank notes) yang tak bisa ditukarkan dengan emas/perak, yang tidak memiliki cadangan emas atau perak, sebagai uang, beriringan dengan emas dan perak. Lalu terjadi standar emas/perak dihapus sepenuhnya.
Beberapa keunggulan utama standar emas/perak adalah:
1. Basis emas membutuhkan sirkulasi bebas, impor dan ekspor emas, yang menghasilkan kestabilan moneter, finansial dan ekonomi. Dalam hal ini, transaksi pertukaran hanya akan berasal dari pembayaran luar negeri untuk memenuhi harga komoditas dan gaji pekerja.
2. Standar Emas memastikan kestabilan nilai tukar di antara negara-negara, dan kestabilan nilai tukar akhirnya menghasilkan merebaknya perdagangan internasional, karena para pedagang tidak lagi takut terhadap ketidakpastian dan ketidakstabilan nilai tukar.
3. Jika Standar Emas diterapkan, bank-bank sentral dan para pemerintah tidak akan mampu memperbanyak pencetakan kertas-bank, karena selama kertas-bank tidak bisa ditukar dengan emas dengan nilai tukar tetap, pemerintah akan takut bahwa jika mereka melampaui batas dalam menerbitkan kertas-bank, permintaan emas akan naik dan mereka tidak mampu memenuhi permintaan ini. Oleh karenanya, mereka akan cenderung selalu menjaga rasio yang relatif seimbang antara apa yang mereka terbitkan dalam kertas-bank dan cadangan emas.
4. Apapun mata uang yang digunakan, seluruh dunia akan ditetapkan oleh jumlah emas tertentu. Akibatnya, pergerakan komoditas, uang dan orang dari satu negara ke negara lain akan lebih mudah, dan masalah perbedaan nilai tukar akan hilang.
5. Standar Emas akan membantu tiap negara menjaga emasnya, karena tidak akan ada penyelundupan emas dari satu negara ke negara lain, dan negara-negara tidak perlu melakukan kendali untuk menjaga cadangan emas mereka.
Hari ini kita telah menyaksikan bahwa kemampuan orang untuk menabung terus turun sepanjang waktu, meski fakta bahwa kita mendapat lebih banyak uang daripada sebelumnya. Daya beli uang telah turun secara riil sementara nilai aset umumnya tetap sama, maka jumlah uang yang dibutuhkan untuk membeli aset riil (tanah, bangunan, barang-barang) terus naik. Dengan kata lain, hari ini orang menabung sangat sedikit dibandingkan dengan dua dekade yang lalu.
Islam menekankan kekayaan dan menjaga kekayaan rakyat dengan memastikan bahwa kebijakan sistem Islam tidak akan menyebabkan turunnya nilai uang. Sistem Islam tidak membolehkan mencetak uang sesukanya karena semua mata uangnya 100% didasarkan pada emas dan perak. Ini artinya bahwa mata uang itu sendiri memiliki nilai secara relatif terhadap semua aset yang lain. Jadi ini berarti bahwa nilai bagi konsumen aset riil akan tetap proporsinya dengan nilai emas. Ini menciptakan kestabilan dan kepercayaan terhadap nilai mata uang Negara.
Pertumbuhan dalam perekonomian Islam tidak dipandang dari peningkatan GDP semata, tapi adalah pengukuran yang lebih holistik dan mantap bagaimana transaksi dalam masyarakat telah meningkat dalam hal kuantitas, kualitas dan pemerataan. Maka pertumbuhan kuantitatif GDP yang dikejar oleh negara-negara hari ini, yang menyebabkan kehidupan yang menurun, tidaklah dipandang sebagai pertumbuhan, tapi sebagai penurunan. Tumbuh adalah insting alami dalam masyarakat; dan meningkatkannya adalah perkara sains, yang tidak pernah kekurangan suplai. Namun memungkinkan pertumbuhan makro yang langgeng tanpa 'gelembung' dan 'kempes' adalah perkara sistem ekonomi, yang hanya bisa diatasi oleh Islam. Walaupun banyak ekonomi sekarang menghadapi deflasi harga barang dan jasa, gelombang masif inflasi moneter sedang terus menghantui untuk menerpa bulan-bulan dan tahun-tahun yang akan datang. Penerapan cermat standar uang logam emas/perak sebagaimana diterapkan dalam sistem Islam adalah satu-satunya cara untuk menghindari hal ini, di mana saat ini terdapat sangat sedikit kendali dari para bank sentral dunia terhadap krisis moneter.
REFERENSI
2 Michael David Bordo, 1981, The Classic Gold Standard: Some Lessons for Today, Federal Reserve Bank of St. Louis.
6 Temin, Peter. 1976. Did Monetary Forces Cause the Great Depression? New York: W. W. Norton.
7 B. Bernanke, H. James, 1991, The Gold Standard, Deflation, and Financial Crisis in the Great Depression: An International Comparison, in G. Hubbard ed., Financial Markets and Financial Crisis, Chicago: University of Chicago Press.
Makalah Mata Uang Emas Dan Perak – Makalah Keunggulan Mata Uang Standar Emas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar