“Ketika menjelang wafatnya Abu Tholib, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mendatanginya dan
ternyata sudah ada Abu Jahal bin Hisyam dan 'Abdullah bin Abu Umayyah bin Al
Mughirah. Maka Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam
berkata, kepada Abu Tholib: "Wahai pamanku katakanlah laa ilaaha illallah, suatu kalimat yang
dengannya aku akan menjadi saksi atasmu di sisi Allah." Maka berkata, Abu
Jahal dan 'Abdullah bin Abu Umayyah: "Wahai Abu Thalib, apakah kamu akan
meninggalkan agama 'Abdul Muthalib?" Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam terus menawarkan kalimat syahadat
kepada Abu Tholib dan bersamaan itu pula kedua orang itu mengulang
pertanyaannya yang berujung Abu Tholib pada akhir ucapannya tetap mengikuti
agama 'Abdul Muthalib dan enggan untuk mengucapkan laa ilaaha illallah.” (Shahih
Bukhari no.1272)
“Dan
mereka berkata: "Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami
akan diusir dari negeri kami.” (QS. Al-Qashash: 57)
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak
percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia
serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan
ayat-ayat Kami; mereka itu tempatnya ialah Neraka, disebabkan apa yang selalu
mereka kerjakan.” (QS. Yunus: 7-8)
Fitnah dan ujian pernah dilakukan terhadap Baginda Nabi Saw.
oleh Abu Lahab dan istrinya; Abu Jahal dan istrinya; Uqbah bin Abi Mu'aith,
Ubay bin Khalaf, Umayyah bin Khalaf. Salah seorang dari mereka pernah melempar
Nabi Saw. dengan isi perut hewan sembelihan saat Beliau sedang shalat.
“dari Ibnu Abbas, ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah melakukan shalat, kemudian
Abu Jahl datang dan berkata; bukankah aku telah melarangmu melakukan hal ini?
bukankah aku telah melarangmu melakukan hal ini? bukankah aku telah melarangmu
melakukan hal ini? Kemudian Nabi shallallahu
'alaihi wasallam pergi dan Beliau membentaknya, lantas Abu Jahl katakan;
"Engkau tahu bahwa tidak ada yang mempunyai komunitas bicara lebih banyak
daripadaku." Maka Allah menurunkan ayat (artinya): “Maka biarlah dia
memanggil golongannya (untuk menolongnya), kelak Kami akan memanggil malaikat
Zabaniyah." (QS. Al-'Alaq: 17-18),” Ibnu Abbas berkata; demi Allah apabila
ia memanggil golongannya niscaya ia akan disiksa malaikat Zabaniyah Allah.”
(HR. Tirmidzi no.3272)
“dari Ibnu Abbas radhiallahu
'anhuma, mengenai kutipan ayat (artinya): "Kami akan memanggil
Malaikat Zabaniyah" (QS. Al-‘Alaq: 18), ia berkata: “Abu Jahl berkata:
“Apabila aku melihat Muhammad sedang melakukan shalat niscaya akan aku injak
lehernya. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam berkata: "Seandainya ia melakukannya niscaya para Malaikat
akan menyambarnya dengan jelas." (Sunan
Tirmidzi no.3271)
“dari
'Abdullah bin Mas’ud radhiallahu 'anhu
berkata: "Ketika Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam sedang sujud (di dekat Ka’bah), di sekeliling Beliau
ada orang-orang Musyrikin Quraisy lalu datang 'Uqbah bin Abi Mu'ayth datang
dengan membawa jeroan (isi perut) hewan sembelihan lalu meletakkannya pada
punggung Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
dan Beliau tidak mengangkat kepala Beliau hingga akhirnya datang Fathimah Alaihissalam membuangnya dari punggung Beliau
dan berseru memanggil orang yang telah melakukan perbuatan itu. Kemudian Beliau
berdo'a: "Ya Allah, aku serahkan (urusan) para pembesar Quraisy kepada-Mu.
Ya Allah aku serahkan (urusan) Abu Jahal bin Hisyam, 'Utbah bin Rabi'ah,
Syaibah bin Rabi'ah, 'Uqbah bin Abu Mu'aith, Umayyah bin Khalaf atau Ubay bin
Khalaf kepada-Mu." Dan sungguh aku melihat mereka terbantai dalam perang
Badar...” (Shahih Bukhari no.2948)
Semua itu dialami Baginda Rasulullah Saw., betapapun mulianya
kedudukan Beliau dan betapapun agungnya kepribadian Beliau di tengah-tengah
masyarakat.
Karena itu, wajar jika para Sahabat Beliau, apalagi
orang-orang lemah di antara mereka, juga mendapat banyak gangguan atau siksaan,
yang tak kalah kejam dan mengerikan.
Diriwayatkan
dari 'Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anhu:
… “Abu Jahal berkata; "Wahai Abu Shafwan (Umayyah bin Khalaf), siapakah
orang yang bersamamu ini?" Umayyah berkata; "Dia adalah Sa'ad (Sa'ad
bin Mu'adz)" Abu Jahal berkata kepada Umayyah: "Mengapa kamu biarkan
dia thawaf dengan aman. Sungguh kalian telah membantu orang yang keluar dari
agamanya dan kalian juga telah berjanji untuk menolong dan membantu. Sungguh
demi Allah, kalau kamu bukan bersama Abu Shafwan, kamu tidak akan bisa kembali
kepada keluargamu dengan selamat." Maka Sa'ad berkata kepadanya dengan
meninggikan suaranya; "Demi Allah, seandainya engkau menghalangiku thawaf
pasti aku akan menghalangimu mengambil jalan ke Madinah dengan cara yang lebih
keras." Umayyah berkata kepada Sa'ad: "Jangan kamu tinggikan suaramu
di hadapan Abu Al Hakam (Abu Jahal) karena dia adalah pembesarnya penduduk
lembah ini (Makkah)." Sa'ad berkata; "Biarkanlah kami, wahai Umayyah.
Demi Allah, sungguh aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda (bahwa): sesungguhnya
mereka (kaum Muslimin) akan memerangi kamu." Umayyah bertanya; "Di
Makkah?" Sa'ad menjawab: "Aku tidak tahu." Hal ini membuat
Umayyah sangat kaget. … “(akhirnya) Allah membunuhnya di medan perang Badar.” (Shahih Bukhari no.3656) Abu Jahal dan Ummayah
terbunuh di perang Badar.
….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar