CATATAN PENERJEMAH
Dollar-AS (uang fiat – tanpa dasar emas/perak) yang saat ini digunakan sebagai standar mata uang dunia nilainya terus merosot disebabkan oleh besarnya suplai uang itu dari pemerintah AS ke masyarakat. Kelebihan uang yang beredar di masyarakat menyebabkan daya beli uang itu turun yaitu inflasi. Namun dalam sistem kapitalis, uang harus terus diproduksi, harus terus disuplaikan untuk memenuhi likuiditas bagi pemerintah maupun masyarakat. Keharusan suplai uang terus-menerus ini salah satunya didasari oleh kuatnya daya serap perekonomian non-riil yang berbasis riba dalam sistem kapitalis. Uang yang beredar terserap sedemikian banyak ke ‘industri’ finansial non-riil ini. Sedangkan perekonomian riil membutuhkan banyak uang untuk tumbuh dan untuk membayar bunga (riba).
Mengenai hal ini, para pemerintahan kapitalisme tidak bisa melarang atau membatasi sistem riba maupun perekonomian non-riilnya karena bertentangan dengan prinsip liberalisme mereka. Perekonomian non-riil adalah satu alat utama para kapitalis rakus untuk menjadi kaya dan menguasai perekonomian dan masyarakat. Maka pada akhirnya yang menjadi korban para kapitalis adalah masyarakat yang nyata-nyata tanpa perlindungan pemerintah dalam hal ini.
Dalam kapitalisme dengan sistem uang fiat, ‘industri’ finansial yang menguasai mata uang fiat itu bisa menghasilkan keuntungan yang luar biasa yang sejumlah besarnya dihasilkan dari perekonomian non-riil. Padahal keuntungan berbasis riba dan berbasis ‘the big casino’ itu mengakibatkan inflasi yang memiskinkan masyarakat karena uang harus terus disuplaikan ke masyarakat namun uang yang beredar kembali lagi terserap ke perekonomian non-riil. Dengan kata lain, uang yang terus merosot nilainya itu semakin banyak dimiliki para ‘pemain besar’ di sektor non-riil sehingga mereka tetap kaya meskipun nilai mata uang merosot. Sementara itu, masyarakat dengan uang yang sama-sama merosot nilainya akan terus menurun daya belinya. Ditambah lagi, teori ‘trickle down effect’ – yaitu menularnya kekayaan kaum kaya dari perekonomian non-riil kepada orang umum di sektor riil – nyata tidak terjadi.
Secara internasional, dollar-US dijadikan standar dan negara-negara di dunia menjadikannya sebagai cadangan devisa negara. Jika kemerosotan nilai dollar menjadi semakin parah, maka daya beli cadangan devisa berbagai negara juga ikut merosot. Hal ini tentu akan memicu dunia internasional untuk mencari penyimpan nilai yang lebih baik daripada dollar. Mereka bisa saja menggunakan poundsterling Inggris sebagai standar atau menggunakan mata uang lain yang sedang kuat misalkan Euro. Namun uang fiat manapun sebagai produk negara penganut kapitalisme akan bernasib sama seperti dollar yang meniscayakan inflasi. Karena uang fiat itu berfungsi dan diperlakukan sama di negara kapitalis yang satu dan yang lain.
Jikalau ada suatu mata uang yang menguat nilainya, penguatan itu adalah relatif terhadap mata uang-mata uang yang lain. Jatuhnya nilai dollar mengakibatkan mata uang lain menguat secara relatif terhadap dollar. Sedangkan yang dibutuhkan untuk kestabilan moneter dunia bukanlah mata uang fiat yang terus bergejolak nilainya karena tidak memiliki dasar riil. Selain itu, kuatnya suatu mata uang dunia seperti dollar, dalam sejarah telah menjadi alat untuk mengeksploitasi negeri-negeri lain, terutama di dunia yang terjajah secara ekonomi seperti negeri-negeri Muslim, semata-mata atas dasar perbedaan nilai mata uang. Di mana mata uang yang secara relatif lebih kuat bisa membeli barang lebih banyak di negara yang nilai mata uangnya lebih lemah. Sebagai contoh, harga sebungkus biskuit coklat yang sama di dalam negeri, di Jepang harganya sekitar lima puluh ribu rupiah yang berarti seseorang yang berpenghasilan satu juta rupiah sebulan hanya akan memperoleh senilai 20 bungkus biskuit coklat di Jepang. Dunia jelas membutuhkan satu mata uang yang berbasis logam mulia yang secara intrinsik memiliki nilai dan mata uang ini bisa digunakan secara global, yaitu Uang Emas dan Perak.
Mengapa Mata Uang Fiat Terus Menurun Nilainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar