Apakah Kelompok Islam Mau Sistem Islam
Kesimpulan
Selama lebih dari 18 bulan Umat di seantero dunia Muslim turun ke jalan
untuk mengambil kendali atas tangan mereka sendiri. Para jongos Barat yang awet
semacam Gaddafi di Libya, Mubarak di Mesir, Saleh di Yaman dan Ben Ali di
Tunisia semuanya jatuh seiring Tsunami perubahan menggusur apapun yang
menghalangi.
Sejumlah kelompok Islam telah muncul dengan dukungan besar dan
kemenangan tiba-tiba dalam pemilu yang terjadi di Timur Tengah. Di Tunisia,
Maroko dan Mesir, jutaan orang voting bukan pada nilai-nilai sekular liberal
dan mereka sangat menginginkan pemerintahan Islam.
Namun para partai pemenang yang sebelumnya dalam kampanye berusaha
meyakinkan massa bahwa mereka Islami, berubah menjadi meyakinkan Barat bahwa
mereka moderat. Memang, dalam usaha memenangkan opini internasional, mereka
telah mengabaikan semua kepalsuan identitas politisi Islam. Dalam melakukannya,
mereka pikir mereka itu pragmatis, pintar dan jago politik. Namun semua yang
telah mereka tunjukkan adalah oportunisme mereka, standar ganda mereka dan
bahwa mereka tidaklah lebih berprinsip dibanding para sekularis. Ketika
berhadapan dengan menerapkan politik Islam, mereka beralasan ada hambatan
konstitusional dan perlunya memihak minoritas. Ketika berhadapan dengan
menerapkan ekonomi Islam, mereka beralasan perlunya menjaga agar investor dan
turis tidak ketakutan. Ketika berhadapan dengan menerapkan kebijakan luar
negeri Islam, mereka beralasan perlunya menunjukkan citra moderat dan
menyenangkan Barat. Memang, itu adalah kekhawatiran, kelemahan dan keinginan
mereka menyenangkan Barat, nama mereka saja yang Politisi Islami. Realitasnya
adalah bahwa berbagai kelompok Islam Mesir yang tadinya dipenjara oleh orang
semacam Mubarak dan berteriak 'Islam adalah solusi,' saat ini sesungguhnya
justru mencegah Umat dari berkuasanya Islam.
Umat Islam tidak perlu lagi mengalami siklus para penguasa dusta, yang
manis di mulut terhadap Islam tapi menjaga berbagai kepentingan Barat. Arab
Spring sangat riskan dibajak oleh partai-partai 'Islami' untuk kepentingan
mereka sendiri. Setelah banyak orang berkorban di jalanan melawan para
diktator, jutaan Umat di kawasan itu voting untuk partai-partai Islam karena
dianggap mewakili Islam. Partai-partai Islam itu sekarang meragukan apakah
Islam bisa diterapkan atau tidak dan mereka menemukan tiap alasan yang bisa
ditemukan; untuk tidak menerapkan Islam.
Warisan bagi kaum Muslim seluruh dunia adalah Islam. Adalah Islam yang
membangkitkan kaum Arab padang pasir ke berbagai penjuru dunia. Karena
merekalah, Islam hari ini diyakini oleh banyak etnis dan manusia, yang dianggap
ajaib oleh banyak pihak.
Islam cocok diterapkan hari ini sebagaimana di masa lalu. Ini karena
teks Syari'ah (al-Qur'an dan ahadits) adalah pemikiran rinci, terluas
cakupannya dalam keumuman dan lahan subur untuk menghasilkan prinsip-prinsip
umum. Dengan menerapkannya melalui Khilafah, Syari'ah mengatur semua hubungan,
antar individu, negara dan warga, atau antar negara, suku dan bangsa. Sebanyak
dan sebaru apapun hubungan yang mungkin ada, pemikiran baru bisa digali dari
teks Syari'ah. Islam memiliki cakupan terluas bagi pengambilan prinsip-prinsip,
yang bisa terlihat dari tata bahasa, kalimat, kata, gaya ungkapan dalam hal
luasnya cakupan penggunaan kata (mantuq), arti (mafhum), indikasi (dalalah),
nalar (ta'lil) dan qiyas (analogi) berdasarkan illat Syar'i (kondisi
yang menjadi syarat berlakunya hukum dari dalil Syar'i) yang memungkinkan
penggalian hukum untuk kapanpun dan semata hanya dari Islam. Ini memastikan
Syari'ah mampu meliputi tiap hal, perkara atau masalah untuk semua waktu dan
zaman.
Khilafah adalah model pemerintahan unik, yang memiliki berbagai prinsip
dan nilainya sendiri. Sejarah Islam adalah bukti bahwa Khilafah bisa dan cocok
diterapkan manusia. Debat mengenai sistem apa bagi dunia Muslim terjadi karena
kapitalisme sedang tenggelam dalam kesengsaraannya sendiri. Pasar bebasnya
sekali lagi bunuh diri, menyeret jutaan orang ke kemiskinan dan menghancurkan
tempat persemaian peradaban barat - Yunani. Media independennya terkuak
ternyata tidak independen, bersenang-senang tidur bersama para politisi dan mau
melakukan apapun demi profit. Skandal pembelanjaan negara di Inggris telah
membeberkan bahwa politik parlemen tidaklah berbeda dengan apa yang terjadi di
republik pisang.
Sejak Umat menggulingkan para penguasa diktator semacam itu,
kelompok-kelompok di sistem sekular harus ingat bahwa mereka juga bisa dengan
mudah dijatuhkan. Kelompok semacam itu berada di posisi kekuasaan dan sekarang
mereka harus membuat kebijakan untuk berbagai problem di kawasannya seperti
pengangguran, pembangunan dan kemiskinan. Sebagian dari Umat telah
mempercayakan amanah kepada kelompok semacam itu sebab kelompok semacam itu
bertiket Islami. Umat jelas percaya dan ingin hidup dengan Islam yang
sesungguhnya. Pertanyaannya adalah apakah kelompok-kelompok bertiket Islami
semacam itu benar-benar percaya dan mau sistem Islam.
Adnan Khan
26 Agustus 2012
8 Shawwal 1433 H
Apakah Kelompok
Islam Mau Sistem Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar