Masyarakat Islam sadar mengajak
ke jalan Allah
Karakteristik ketujuh:
Masyarakat Islam adalah masyarakat yang selalu sadar untuk mengajak menuju
ke jalan Allah. Maka, setiap individu masyarakat baik laki-laki maupun
perempuan memilki kewajiban untuk mengajak manusia menuju ajaran Allah. Tentu
saja hal tersebut harus disertai oleh kemampuan dan ilmu
pengetahuan pribadi muslim tersebut dalam mengajak, ke mana arah yang akan ia tuju. Allah berfirman: “Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak
(kamu) kepada Allah dengan hujjah
yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." [QS. Yusuf: 108]
Dengan mengajak manusia menuju jalan Allah dan menumbuhkannya dalam sebuah
masyarakat, maka masyarakat tersebut akan terhindar dari seluruh murka Allah.
Dan tentu saja akan memberikan manfaat yang sangat besar untuk kehidupan
manusia itu sendiri baik di dunia maupun akhirat. Sekaligus menjauhkan manusia
dari berbagai bahaya yang akan ditemuinya baik di dunia maupun akhirat.
Setiap orang yang akan mengajak ke jalan Allah
harus mengetahui berbagai fase yang harus dilaluinya, bagaimana cara membentuk
dan menjalaninya. Tidak hanya itu, seorang da’i juga dituntut
untuk memiliki karakteristik pembawaan yang baik dan pekerjaan yang mulia. Di
samping, seorang dai juga dituntut untuk mengetahui, siapakah orang-orang yang
mereka ajak? Apa keistimewaan yang mereka miliki? Dan apa kewajiban para dai
terhadap mereka?
Masyarakat yang selalu menghimbau diri mereka untuk selalu berjalan di rel Allah adalah masyarakat yang selalu memerintahkan kepada
kebaikan ideologi (akidah
dan syariah) Islam dan melarang kepada keburukan ideologi selain
Islam. Selalu memerintahkan setiap orang dengan perkara
yang sejalan dengan
syariah dan melarang mereka untuk melakukan
hal-hal yang munkar melanggar syariah.
Dan sebenarnya, perintah untuk melakukan kebaikan itu harus dilakukan oleh
kaum muslimin dengan kekuatan kekuasaan negara sistem Khilafah. Sehingga
terpenuhilah seluruh kewajiban termasuk kewajiban kifayah menerapkan syariah.
Negara Islam memenuhi kewajiban kifayah menegakkan keadilan dengan kekuatan kekuasaan
yang sah melawan semua kekuatan kebatilan.
Allah berfirman dalam al Quran: “Dan
orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian
yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang
munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta'at pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi
rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana.
Diriwayatkan oleh Tirmidzi dalam sanadnya dari Hudzaifah bin Yaman RA, ia
berkata: Rasulullah Saw. bersabda: “Demi Allah yang jiwaku berada dalam genggaman kekuasaan-Nya! Kalian
harus memerintahkan kepada kebaikan dan melarang kepada keburukan. Atau Ia akan
mengirimkan siksaan kepada kalian. Kalian akan meminta pertolongan kepada
Allah, akan tetapi Allah tidak akan menolong kalian.”
Diriwayatkan dari Tirmidzi dengan sanadnya dari Thariq bin Shihab, ia
berkata: “Orang yang pertama kali mendahulukan khutbah (hari raya) adalah Khalifah Marwan. Kemudian, salah seorang laki-laki berdiri dan berkata kepada
Marwan: “Engkau telah menyalahi sunnah.” Ketika itu Marwan berkata: “Wahai Fulan, engkau telah menyalahi sunnah Rasul.” Maka, pada saat itu Abu Sa’id
berkata: “Laki-laki ini telah melaksanakan tugasnya.” Saya mendengarkan
Rasulullah Saw. berkata: “Barangsiapa yang melihat
kemunkaran, maka rubahlah oleh tanganmu. Dan barangsiapa yang tidak bisa,
rubahlah dengan lisanmu. Dan barangsiapa yang tidak bisa, maka rubahlah dengan
hatimu. Dan hal tersebut merupakan selemah-lemahnya iman.”
Karakteristik kedelapan:
Masyarakat Islam adalah sebuah masyarakat yang tidak pernah berhenti untuk
memperjuangkan sebuah visi. Masyarakat Islam tidak akan terpengaruh oleh waktu
dan tempat. Mereka akan terus memperjuangkan berbagai sumber daya manusia dan
sumber daya alam untuk selalu memperjuangkan ideologi (akidah dan syariah) dari Allah. Jihad dengan jiwa, harta dan lisan untuk menjadikan kalimat Allah
sebagai kalimat yang paling tinggi.
Mereka adalah sebuah masyarakat yang menegakkan negara Islam, serta dakwah dan jihad dengan kekuatan negara. Semuanya itu dilakukan
dengan tujuan untuk merealisasikan ajaran Allah sekaligus
mengimplementasikannya dalam diri hamba Allah. Mereka terus berjalan melalui
lorong tersebut sampai tujuan mereka tercapai. Atau, mereka harus mengorbankan
diri menjadi seorang pejuang yang syahid di medan pertempuran. Mereka harus
memilih dan memenangkan antara dua pilihan terbaik; mewujudkan harapan dan
tujuan yang ada atau mati di jalan Allah.
Masyarakat Islam menyatakan bahwa agamanya
mensyariatkan bahwa jihad merupakan hal yang fardhu sampai hari
kiamat, tidak berhenti
karena seorang Khalifah yang dzalim maupun yang adil. Sehingga, orang-orang yang menentang jihad akan dinilai sebagai orang yang hina. Karena, seharusnya kaum muslimin memerangi musuh mereka yang juga musuh agamanya. Musuh kebenaran yang juga
musuh Allah; sama saja, apakah musuh mereka tersebut berada dalam tubuh umat
Islam atau di luarnya.
Melawan mereka sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan oleh Islam dalam dakwah dan jihad. Sampai Allah memperlihatkan yang benar dan menyatakan yang salah.
Sampai manusia tidak menyembah apapun juga selain Allah.
Dan sesungguhnya, jihad itu sendiri membutuhkan berbagai kesiapan moral dan
material negara Islam yang
kuat. Sehingga dengan kesiapannya tersebut, mereka
dapat maju ke medan perang dan menerima apapun hasil akhir perjuangan mereka.
Mereka akan menomorduakan berbagai alasan dan menomorsatukan
keimanan dan rasa percaya bahwa Allah akan selalu ada untuk menolong mereka.
Akan tetapi, bagaimanapun juga, mereka harus memiliki persiapan sebelum
melaksanakan perang. Karena, ini merupakan perintah Allah Swt. Allah berfirman
dalam al Quran: “Dan siapkanlah untuk
menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang
ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh
Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya;
sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah
niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya
(dirugikan).” [QS.Al Anfaal: 60]
Jihad di jalan Allah untuk bertahan maupun menaklukkan kekuasaan negara kufur yaitu meninggikan kalimat Allah sudah menjadi ciri dan keistimewaan yang dimilki
oleh sebuah masyarakat Islam. Jihad tidak akan
pernah terpisahkan dari dalam kehidupan masyarakat muslim sampai kapanpun. Oleh
karena itu, salah seandainya ada orang yang beranggapan bahwa jihad hanya
berhenti pada satu sisi saja. Karena jihad akan terus berlanjut sampai hari
kiamat nanti. Dalam setiap masyarakat muslim pastilah akan ada seorang yang
benar-benar memperjuangkan ajaran Allah. Di samping, hal tersebut juga sudah
menjadi sebuah kebutuhan karena sebuah masyarakat muslim haruslah memiliki kekuatan dan kekuasaan negara Khilafah Islam untuk melawan musuh-musuh Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar