REWARD SYSTEM IN KNOWLEDGE-BASED ORGANIZATIONS
(EdwardE.LawlerIII)
Pandangan bahwa lokasi fisik, sumber daya alam, modal financial, dan pabrik serta peralatan sebagai sumber-sunber bagi keuntungan kompetitif yang sustainable telah hilang. Keuntungan kompetitif adalah mengenai pengetahuan dan kemampuan menggunakannya untuk mengembangkan dan meningkatkan produk dan jasa.
Organisasi tradisional didesain menjadi birokrasi efektif yang mengontrol dan memanage produk dan jasa melalui sistem dan struktur hierarkis. Sistem reward didesain dan distrukturisasi untuk mendukung logika organisasional.
Pekerja diberikan reward atas dasar ukuran pekerjaannya, panjang jasa, dan kinerja individual. Pendekatan knowledge-based membutuhkan perilaku yang mengembangkan pengetahuan baru, mentransmisi pengetahuan, dan menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan dan meningkatkan produk dan jasa.
Mengutamakan knowledge-based organization berarti terkait dengan peningkatan human capital. Organisasi semacam ini vital untuk menarik dan mempertahankan human capital terbaik karena memiliki dampak besar bagi kinerja organisasional.
Dalam organisasi ini, sistem reward perlu menarik dan mempertahankan individu-individu yang memiliki pengetahuan yang benar, memotivasi mereka belajar apa yang kritis bagi posisi kompetitif organisasi, dan memotivasi mereka mengembangkan dan menggunakan pengetahuan dalam cara-cara yang menciptakan keuntungan kompetitif. Motivasi dipengaruhi oleh hubungan antara jumlah reward dan kinerja.
Pada umumnya, organisasi memberikan reward melalui evaluasi pekerjaan yang ada, bukan pada orangnya dan kemudian membuat level reward. Penggunaannya tergantung pada situasi yang ada. Pada work knowlwdge organization, isu kompensasi kuncinya adalah what an individual is worth, bukan what ajob is worth. Job-based compensation system, dapat menimbulkan dampak yang buruk pada pengembangan karena organisasi membayar (menggaji) individu berdasarkan ukuran pekerjaan dimana mereka mencoba untuk bergerak ke atas menuju pekerjaan yang lebih besar.
Sedangkan kompensasi berdasarkan skill dan kompetensi dapat menyebabkan beberapa pekerja diberi gaji melebihi system job-based karena mereka kadang diberikan reward atas skill yang sebenarnya tidak dibutuhkan atau tidak relevan dalam pekerjaannya. Pengaruh paling penting pada person-based pay system terjadi dalam budaya dan motivasi yang dihasilkan oleh sistem. Kompetisi berkurang karena individu dapat meningkatkan tingkat gajinya tanpa dipromosikan.
Dalam knowledge work organization dimana individu secara konstan ditunjuk dan kembali ditunjuk untukl proyek dan tugas, skill-based plan yang me-reward individu bagi pengembangan multiple skills secara khusus dipandang efektif.
Ada empat keuntungan potensial bagi organisasi yang menggunakan rewarding performance, yaitu: memotivasi pekerja berkinerja lebih baik, meningkatkan retensi pekerja yang efektif dan menurunkan retensi pekerja yang tidak efektif, dan menciptakan sebuah budaya yang menilai kinerja. Untuk me-reward kinerja, organisasi harus mampu mengukurnya dengan hasil yang reliable, valid, dan credible.
Sistem reward secara jelas dapat berdampak pada bagaimana organisasi mengembangkan pendekatan knowledge-based untuk memperoleh dan menciptakan keuntungan kompetitif yang sustainable. Knowledge-based organization perlu menggunakan praktek sistem reward yang berbeda dari organisasi produksi.
Satu hal yang menunjukkan dampak positif terbesar adalah person-based pay, karena sistem ini dapat mendorong individu untuk belajar dan mengembangkan keahlian serta membangun sebuah budaya pengembangan pengetahuan dan keahlian. Namun, sistem ini tidak dapat secara signifikan mempengaruhi motivasi utnuk berkinerja baik. Sistem ini perlu dikombinasikan dengan sebuah performance-based pay system agar dapat mengembangkan sebuah sistem reward yang lengkap untuk knowledge-based organization.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar