Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Minggu, 03 Februari 2013

Pengertian Tauhid Rububiyah Keesaan Ketuhanan

Pengertian Tauhid Rububiyah Keesaan Ketuhanan



MEMAHAMI HAKEKAT TAUHID

Hakekat Tauhid

    Hakekat iman kepada Allah adalah menegakkan prinsip-prinsip tauhid dan meniadakan seluruh antithesanya, syirik. Tauhid secara literal berarti mengesakan, dan syirik berarti menyekutukan. Dalam konteks Islam, tauhid dimaksudkan untuk mengesakan Allah, atau menisbatkan hanya kepada Allah, sifat-sifat dan kemampuan-kemampuan yang memang milikNya. Sebaliknya, syirik bermakna menisbatkan kepada selain Allah, beberapa sifat dan kemampuan-kemampuanNya. Keesaan Allah dianggap tidak lengkap kecuali diekspresikan dalam tiga aspek berikut ini [Bandingkan dengan Imam Ibnu Taimiyyah, Majmuu’ al-Fatawa, juz I/41, Daar al-Kutub al-‘Imiyyah. Lihat juga, Abu Ameenah Bilal, Menolak Tafsir Bid’ah, PT. Andalus Press, Surabaya, hal.200]:

  1. Keesaan Ketuhanan (Tauhid Rububiyyah) [Bandingkan dengan penjelasan Imam al-Hafidh Abi ‘Abdillah Mohammad bin Ishaq bin Mohammad bin Yahya bin Manduh, Kitaab al-Tauhiid: Wa Ma’rifah Asma’ al-Allah ‘Azza wa Jalla wa Shifaatih ‘Ala al-Ittifaaq wa al-Tafarrud, al-Jaami’ah al-Islaamiyyah, Madinah, jilid I, hal.33.]

Tauhid ini merupakan keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Sang Pencipta dan Pengatur langit, bumi, dan seisinya. Dialah yang memberi kekuatan, rejeki semua yang ada di semesta alam ini. Tak ada satupun kejadian yang terjadi tanpa ijin dariNya. Al-Quran menyatakan, artinya,

Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.” [Qs. Az-Zumar:62]

“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.” [Qs.ash-Shaffat:96]

“Tidak ada sesuatupun musibah yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah.” [Qs. At-Taghabun:11]

Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi, dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka..” [al-An’am:1]

Nabi saw bersabda,

Ketahuilah bahwa jika seluruh bangsa bersatu dalam usaha memberimu suatu manfaat, mereka hanya mampu memberi manfaat kepadamu dengan sesuatu jika Allah memang telah menakdirkannya untukmu. Demikian pula, jika seluruh bangsa bersatu untuk mencelakakanmu dengan sesuatu, mereka hanya mampu melakukannya jika Allah telah menakdirkan hal itu terjadi kepadamu.” [Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas dan ditakhrij oleh at-Tirmidziy]

Keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Pencipta dan Pengatur alam semesta juga diyakini oleh orang-orang kafir. Allah swt berfirman, artinya,

Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab : "Allah". Katakanlah: "Segala puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”. [Luqman:25]

“Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?" [al-Mu’minuun:84-85]

Namun, keyakinan mereka akan keesaan Allah dalam hal rububiyyah tidak menyelamatkan mereka dari kekafiran. Sebab, mereka telah menolak tauhid uluhiyyah. Ini terlihat tatkala Rasulullah saw berkata kepada mereka, “Katakanlah La Ilaha Illa al-Allah – artinya beribadahlah hanya kepada Allah dan jangan mempersekutukanNya.”  Orang-orang kafir itu menjawab –sebagaimana telah disebutkan di dalam al-Quran artinya, “Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan”. [Shaad:5].

Di ayat lain, Allah berfirman, artinya,

“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar”. [al-Zumar:3]

Al-Muqriziy menyatakan, “Tidak ada keraguan lagi, tauhid rububiyyah tidak diingkari oleh orang-orang musyrik, bahkan mereka menetapkan bahwa Dialah satu-satunya Pencipta dan Pengatur alam semesta. Mereka hanya mengingkari tauhid uluhiyyah.” [Lihat Al-Muqriiziy, Tajriid al-Tauhiid al-Mufiid, hal.4-9, tahun 1373 H., ta’liq oleh Mohammad Thaha al-Zainiy.  Lihat juga penjelasan Imam Ibnu Taimiyyah, dalam al-Fatawa, III/97-98.]

Pengertian Tauhid Rububiyah Keesaan Ketuhanan – Dari Buku Bunga Rampai Pemikiran Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam