Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Minggu, 03 Februari 2013

Cara Mencintai Al-Qur’an

Cara Mencintai Al-Qur’an



AL-QURAN YANG TAK TERTANDINGI

    Al-Quran adalah mukjizat terbesar yang diberikan Allah swt kepada Nabi Mohammad saw. Al-Quran adalah Kalam mukjizat yang diturunkan Allah swt kepada Mohammad saw dengan jalan wahyu, dan disampaikan kepada kita dalam bentuk mushhaf dengan jalan periwayatan yang mutawatir. [Dr. Husain ‘Abdullah, Dirasaat fi al-Fikri al-Islaam, hal.17]

    Al-Quranu al-Kariim, selain sebagai mukjizat ia juga berisikan petunjuk untuk umat manusia. Keindahan, kefasihan, serta gaya bahasanya tidak mungkin bisa ditandingi oleh ahli-ashli syair manapun. Al-Quran telah menyatakan:

    “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Mohammad), buatlah satu surat saja yang semisal dengan al-Quran dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuatnya dan pasti kamu tidak akan dapat membuatnya, peliharalah dirimu dari siksa api negara yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang yang kafir.” [2:24]

    Ali Al-Shabuni dalam menafsirkan ayat ini menyatakan bahwa tidak ada seorang pun yang bisa menandingi dan membuat satu ayat yang semisal dengan al-Quran dalam hal balaghah (keindahan), fushahah (kefasihan), dan bayaan-nya (penjelasannya). [Ali ash-Shabuni, Shafwaatu al-Tafaasir, juz I, surat 2:24]

Di ayat yang lain Allah swt berfirman:

    “Katakanlah: ”Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan Al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu sebagian yang lain.” [al-Israa”:88]

    Ibnu Katsir menyatakan: ”Al-Quran telah menantang orang-orang Arab, di mana mereka adalah orang yang paling fasih; akan tetapi mereka tetap tidak mampu.” Mukijizat ini tetap langgeng hingga hari kiamat kelak. Artinya, tidak ada satupun manusia yang mampu menyamai dan menandingi kehebatan al-Quran dalam hal balaghah, fushahah, dan bayannya. Lebih dari itu, al-Quran pasti akan meninggalkan bekas yang sangat dalam bagi orang-orang yang membacanya dan mendengarkannya. Terutama orang yang memahami bahasa Arab.

    Banyak penyair-penyair Arab yang jatuh hati dengan al-Quran dan menyatakan dirinya masuk Islam. Mereka memahami bahwa keindahan, kefasikan dan kejelasan makna al-Quran tidak mungkin bisa diciptakan oleh siapapun, termasuk Mohammad saw. Atas dasar itu, orang yang hatinya bersih dan ikhlash tentu akan menerima al-Quran dengan penuh ketundukan dan penyerahan.

    Namun demikian, di jaman sekarang ini al-Quran telah “ditandingi” bahkan disingkirkan. Hukum-hukum Allah yang lahir dari al-Quran dan Sunnah telah digeser kedudukannya oleh hukum-hukum positif buatan barat. Hanya sebagian hukum saja yang bisa dilaksanakan oleh kaum muslim, yaitu hukum-hukum yang berhubungan dengan ibadah, akhlaq, dan sebagian kecil muamalah. Sedangkan hukum-hukum publik yang mengatur masalah ekonomi, politik, dan sebagainya, tidak lagi diterapkan dalam kehidupan kaum muslim. Hukum-hukum Allah telah dipinggirkan dan ditandingi oleh hukum-hukum kufur bikinan barat.

    Hukum potong tangan, hukum rajam, jilid, qishash, jihad, futuhat, dan hukum-hukum agung lainnya telah dipinggirkan bahkan diganti dengan aturan-aturan kufur buatan manusia.
Jika manusia tidak mungkin bisa mengalahkan al-Quran dari sisi balaghah, fushahah, dan bayan, akan tetapi pada saat ini orang-orang kafir beserta antek-anteknya telah mengalahkan hukum-hukum Allah, bahkan hendak melenyapkannya dari kehidupan manusia. Kaum kafir berhasil meracuni kaum muslim, sehingga mereka berpaling dari al-Quran dan Sunnah. Akhirnya, kaum muslim – yang telah teracuni ini — berusaha mengalahkan dan meminggirkan hukum-hukum yang lahir dari al-Quran dan Sunnah, kemudian diganti dengan hukum-hukum buatan manusia. Bukankah ini berarti bahwa al-Quran telah tertandingi secara hukum dan peradaban?

    Lantas, di mana kecintaan kita kepada al-Quran al-Karim? Sementara itu kita masih berdiam diri atas tercampak dan terpinggirnya hukum-hukum Allah swt? Bahkan kita masih berdiam diri atas hukum-hukum kufur buatan manusia yang menggantikan kedudukan hukum-hukum Allah? Sungguh, keimanan dan kecintaan kita kepada al-Quran harus diwujudkan dalam bentuk memahami dan menerapkan seluruh hukum yang terkandung di dalam al-Quran. Kaum muslim tidak cukup sekadar membaca, memahami, dan menggali hukum dari al-Quran, akan tetapi ia harus menerapkannya dalam kehidupannya.

Cara Mencintai Al-Qur’an - Dari buku Bunga Rampai Pemikiran Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam