Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Senin, 10 Maret 2008

Ekosistem Estuaria

lanjutan 1

EKONOMIKA SUMBER DAYA ALAM LINGKUNGAN

PERIKANAN DEMERSIAL

Estuaria adalah perairan yang semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut, sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar (Bengen, 2002; Pritchard, 1976).

Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar akan menghasilkan suatu komunitas yang khas, dengan lingkungan yang bervariasi (Supriharyono, 2000a), antara lain:

(1) Tempat bertemunya arus air dengan arus pasang-surut, yang berlawanan menyebabkan suatu pengaruh yang kuat pada sedimentasi, pencampuran air, dan cirri-ciri fisika lainnya, serta membawa pengaruh besar pada biotanya;

(2) Pencampuran kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifat fisika lingkungan khusus yang tidak sama dengan sifat air sungai maupun sifat air laut;

(3) Perubahan yang terjadi akibat adanya pasang-surut mengharuskan komunitas mengadakan penyesuaian secara fisiologis dengan lingkungan sekelilingnya; dan

(4) Tingkat kadar garam di daerah estuaria tergantung pada pasang-surut air laut, banyaknya aliran air tawar dan arus-arus lainnya, serta topografi daerah estuaria tersebut.

Estuaria dapat dikelompokkan atas empat tipe, berdasarkan karakteristik geomorfologinya (Bengen, 2002), sebagai berikut:

(1) Estuaria daratan pesisir, paling umum dijumpai, dimana pembentukannya terjadi akibat penaikan permukaan air laut yang menggenangi sungai di bagian pantai yang landai;

(2) Laguna (Gobah) atau teluk semi tertutup, terbentuk oleh adanya beting pasir yang terletak sejajar dengan garis pantai sehingga menghalangi interaksi langsung dan terbuka dengan perairan laut;

(3) Fjords, merupakan estuaria yang dalam, terbentuk oleh aktivitas glesier yang mengakibatkan tergenangnya lembah es oleh air laut;

(4) Estuaria tektonik, terbentuk akibat aktivitas tektonik (gempa bumi atau letusan gunung berapi) yang mengakibatkan turunnya permukaan tanah yang kemudian digenangi oleh air laut pada sat pasang.

Variasi salinitas di daerah estuaria menentukan kehidupan organisme laut/payau. Hewan-hewan yang hidup di perairan payau (salinitas 0,5 - 30¡ë), hipersaline (salinitas 40 - 80¡ë), atau air garam (salinitas > 80¡ë), biasanya mempunyai toleransi terhadap kisaran salinitas yang lebih besar dibandingkan dengan organisme yang hidup di air laut atau air tawar (Supriharyono, 2000). Organisme yang dapat tahan terhadap konsentrasi garam mulai dari air berkristal dalam kondisi kehidupan latent (benih, spora, cysta), dan mulai dari air destilata sampai salinitas hampir mencapai 300¡ë dalam kondisi kehidupan yang aktif (Ruinen, dalam Supriharyono, 2000a).

Terdapat beberapa spesies yang dapat bertahan hidup pada salinitas di atas 200¡ë seperti brine shrimp, Artemia salina dan larva dipteran, Ephydra (Remane dan Schlieper dalam Kinne, 1964). Pada estuaria Laguna Madre, terdapat paling sedikit 25 spesies hewan yang tahan pada salinitas sekitar 75 - 80¡ë. Beberapa diantara spesies tersebut seperti Nemopsis bacheri, Acartia tonsa, Balanus eburneus, dan beberapa jenis ikan juga dijumpai pada salinitas serendah 15 ¡ë (Hedgpeth, 1967).

Hewan-hewan yang toleran pada kisaran salinitas yang luas disebut euryhaline, sedangkan yang toleran pada kisaran salinitas yang sempit disebut stenohaline (Kinne, 1964). Pengaruh salinitas terhadap organisme dapat terjadi melalui perubahan-perubahan total osmocon-sentration, relatif proporsi kandungan garam, koefisien absorpsi dan saturation gas-gas terlarut, densitas dan viskositas, dan kemungkinan juga melalui absorpsi radiasi, transmisi suara, dan konduktivitas listrik (Kinne, 1967).

Jumlah spesies organisme yang mendiami estuaria jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan organisme yang hidup di perairan tawar dan laut. Sedikitnya jumlah spesies ini terutama disebabkan oleh fluktuasi kondisi lingkungan, sehingga hanya spesies yang memiliki kekhususan fisiologis yang mampu bertahan hidup di estuaria. Selain miskin dalam jumlah spesies fauna, estuaria juga miskin akan flora.

Keruhnya perairan estuaria menyebabkan hanya tumbuhan mencuat yang dapat tumbuh mendominasi. Rendahnya produktivitas primer di kolom air, sedikitnya herbivora dan terdapatnya sejumlah besar detritus menunjukkan bahwa rantai makanan pada ekosistem estuaria merupakan rantai makanan detritus. Detritus membentuk substrat untuk pertumbuhan bakteri dan algae yang kemudian menjadi sumber makanan penting bagi organisme pemakan suspensi dan detritus.

Suatu penumpukan bahan makanan yang dimanfaatkan oleh organisme estuaria merupakan produksi bersih dari detritus ini. Fauna di estuaria, seperti ikan, kepiting, kerang, dan berbagai jenis cacing berproduksi dan saling terkait melalui suatu rantai makanan yang kompleks (Bengen, 2002).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam