THREE SCHOOLS OF BARGAINING ETHICS
G. Richards Shell
Ada tiga macam paham dalam etika penawaran yaitu: Poker school, Idealist School, dan Pragmatist School.
The “It’s a Game” Poker School
- Orang yang mempunyai pandangan poker school memandang bahwa negosiasi adalah sebuah permainan dengan aturan pasti. Bertindak sesuai aturan dianggap etis sedangkan apabila bertindak sebaliknya dianggap tidak etis
- Orang yang berpandangan tersebut terkadang mengijinkan cara – cara curang dalam memenangkan negosiasi asal cara – cara tersebut tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan.
- Orang yang memiliki pandangan “poker school” memiliki tiga masalah pokok yaitu: Mereka beranggapan bahwa penawaran dengan cara mengancam adalah sebuah permainan, semua orang dianggap memiliki aturan yang sama, terakhir aturan tersebut dianggap bertentangan dengan sebuah aturan yurisdiksi tunggal yang berlaku.
The “Do the Right Thing Even If It Hurts” Idealist School.
- Orang yang mempunyai pandangan Idealis berpendapat bahwa proses penawaran adalah salah satu aspek kehidupan sosial bukan sebuah aktivitas spesial dengan keunikannya sendiri dalam membuat aturan.
- Seorang idealis tidak akan mengijinkan penggunaan cara – cara curang walaupun tidak melanggar aturan dalam sebuah negosiasi.
- Seorang idealis dalam melakukan suatu negosiasi mendasarkan pandangannya pada filosofi dan agama yang dianut.
- Seorang idealis mengijinkan anggapan bahwa kecurangan pada negosiasi akan menurunkan moralitas dan kepercayaan dengan teman, menghilangkan rasa tanggung jawab pada orang lain, dsb.
- Seorang idealist sangat tidak menyetujui bahwa sebuah negosiasi dianggap sebagai permainan. Negosiasi adalah sesuatu hal yang dianggap serius dan memiliki konsekuensi pada masa yang akan datang.
- Seorang idealis juga menganggap bahwa seorang poker school dianggap predator yang akan mematikan lawannya dan egois karena lebih mementingkan dirinya sendiri.
The “ WhaT Goes Around Comes Around” Pragmatist School.
- Karakter orang seperti ini masih menyadari tentang tidak etisnya sebuah kecurangan dalam bernegosiasi tetapi pada situasi tertentu dia tetap melakukannya karena dianggap tidak melanggar aturan.
- Mereka lebih sering melakukan dan mengijinkan kebohongan sebagai salah satu trik negosiasi dibanding seorang idealis.
Ada lima cara yang dilakukan seorang pragmatisme untuk memblok dan menghindari bencana untuk melindungi kepentingan mereka:
1. Menyatakan bahwa pertanyaan itu di luar batas.
2. Menjawab dengan pertanyaan yang berbeda.
3. Menghindar dari pertanyaan tersebut.
4. Memberi pertanyaan pada diri anda sendiri
5. Merubah subyek dari pertanyaan tersebut.
Kesimpulan dan Saran.
Artikel tersebut sudah cukup baik menjelaskan mengenai tiga paham yang dianut sebagian orang dalam melakukan negosiasi. Mungkin yang perlu dilengkapi lagi adalah mengenai faktor–faktor penyebab seseorang menganut paham sebagai seorang pemain poker, idealis, atau seorang pragmatis, serta juga perlu dijelaskan mengenai kemungkinan seseorang berubah pandangan mengenai paham–paham yang mereka anut tadi. Dalam negosiasi kita juga membutuhkan berbagai trik khusus untuk menghadapi orang–orang yang memiliki pemahaman cara bernegosiasi yang berbeda–beda seperti disebut di atas yang di artikel ini belum dijelaskan secara lebih lengkap dan komprehensif dibanding sebelumnya.
Kita juga mungkin saja menghadapi seseorang yang memiliki pandangan yang berbeda pada saat kita bernegosiasi pertama kali dengan dia dan pada saat kita bernegosiasi dengan dia pada masa depan bisa saja kita tidak siap untuk mengantisipasi tentang perubahan pandangan orang tersebut dalam bernegosiasi. Kita membutuhkan sebuah strategi antisipasi untuk menghadapi seseorang yang berubah pandangannya tersebut dalam negosiasi yang berbeda dibanding periode sebelumnya yang tidak dijelaskan secara lengkap dalam artikel. Cukup sekian kritik dan sarannya, lain kali bisa dilengkapi lagi supaya menjadi lebih sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar