skip to main |
skip to sidebar
Usaha Penjajah Menindas Islam dan Kaum Muslimin
Download Buku Titik Tolak Perjalanan Dakwah Islam Hizbut Tahrir [rtf]
Dengan demikian, tidak mengherankan bahwa di wilayah-wilayah yang ada di bawah cengkeramannya, penjajah mulai mengendalikan setiap penguasa dengan berbagai cara agar penguasa itu melarang peredaran kitab-kitab Islam di negeri-negeri Islam, menyitanya dari tangan khalayak ramai, mendobrak rumah-rumah dan menggeledahnya untuk mencari kitab-kitab itu, lalu merampas dan membakarnya. Penjajah juga menyetir penguasa agar melarang perpindahan kaum muslimin di negeri-negeri mereka, menangkap mereka, membatasi domisili mereka di tempat-tempat tertentu, serta mengawasi dan memata-matai mereka. Itu terjadi hanya karena mereka mengemban qiyadah fikriyah Islam dan mengajak masyarakat kepada Islam. Dengan demikian, tidak aneh penjajah yang kafir itu melakukan semua itu padahal perjalanan dakwah belum melewati tahap pembinaan dalam halaqah-halaqah dan kajian di masjid-masjid. Dengan kata lain, dakwah belum melampaui tahap muhawalah al mukhathabah (usaha menyeru masyarakat). Yang demikian itu karena penjajah mengetahui adanya kekuatan dahsyat yang terkandung dalam Islam untuk mempengaruhi manusia, lebih-lebih orang Islam.
Mereka menyadari adanya kekuatan dahsyat dalam diri orang-orang yang mengimani Islam, yakni pengaruh Islam terhadap mereka yang mengalami perombakan total dalam pemikiran dan perasaan. Maka dari itu, kaum penjajah berusaha dengan sekuat tenaga untuk menghalang-halangi keberhasilan dakwah Islam dan berdirinya Daulah Islam.
37. Oleh karena itu, Hizb wajib mewaspadai penjajah serta berhati-hati dengan pelbagai metode dan taktik yang mereka gunakan dalam menjalankan aktivitasnya. Hizb harus membongkar semua itu kepada segenap orang dan mengajak umat secara keseluruhan untuk waspada terhadap penjajah yang kafir berikut metode dan taktik geraknya. Hizb wajib pula memahami -ketika dia berada pada titik tolak perjalanan dakwah (nuqthatul inthilaq) - bahwa dia harus mulai menyerang penjajah. Sebab Hizb akan menyeru masyarakat, mengadopsi kemaslahatan mereka, serta membongkar strategi penjajah. Dalam kondisi seperti ini, penjajah tidak akan berpangku tangan, terutama ketika strategi-strateginya dibongkar. Maka dari itu, dalam keadaan seperti itu akan terjadi friksi secara langsung dengan penjajah yang kafir, yang kemungkinan akan membuat penjajah mencoba mengobarkan konflik (clash) untuk melawan Hizb. Dalam hal ini, penjajah telah menyiapkan diri untuk membuat kaum muslimin saling berperang melawan sesama muslim. Penjajah telah menetapkan hal ini sebagai strateginya, sehingga mereka akan merekayasa kelompok-kelompok dari rakyat negeri-negeri Islam untuk bertarung melawan Hizb. Penjajah akan bersungguh-sungguh menjalankan strateginya ini. Penjajah tidak akan turun tangan langsung menghadapi Hizb kecuali dalam kondisi mendesak, atau ketika penjajah telah terpukul mundur sampai di parit-parit bagian belakang yang dimilikinya dengan membawa senjata terakhir yang dimilikinya.
Dengan demikian, Hizb wajib menghindari konflik dengan penduduk negeri-negeri Islam dan berupaya agar konflik yang terjadi adalah antara penjajah melawan umat secara keseluruhan, bukan melawan Hizb saja. Oleh sebab itu, Hizb harus menjadikan umat secara keseluruhan sebagai Hizb. Hizb harus meleburkan umat dengan Islam, membuatnya percaya penuh kepada Hizb, menanamkan ketaatan yang sadar kepada Hizb, serta memimpin mereka kepada Hizb dan kepada ideologi yang diemban Hizb, yaitu Islam. Dengan demikian, umat akan berjalan dalam satu barisan yang terbentuk dari kesadaran dan pemahaman, serta mempunyai kekuatan dan daya dorong layaknya badai taufan yang dapat menyapu segala sesuatu. Pertempuran yang hakiki akan berkobar antara umat -bahkan seluruh penduduk negeri-negeri Islam- melawan penjajah yang kafir hingga semua bekas-bekas penjajahan dapat dihapuskan.
Perubahan pihak yang bertempur, yang semula antara Hizb melawan penjajah menjadi antara penduduk negeri Islam melawan penjajah, akan berlangsung secara pasti dan alami. Ini menuntut Hizb untuk membongkar kepada umat sikap permusuhan yang keji yang bersarang di dada musuh umat yang telah menjajah mereka. Hizb harus membongkar pula berbagai konspirasi jahat yang direkayasa penjajah yang kafir untuk menentang umat serta berbagai tipu muslihat yang licik yang diarahkan kepada umat, yang tujuannya adalah untuk menghinakan umat, memusnahkan mereka, dan menghancurkan ideologi mereka.
Dengan demikian, umat secara keseluruhan bersama-sama Hizb telah memikul tugas mengemban dakwah Islam dan melanjutkan kehidupan Islam dengan jalan mendirikan Daulah Islam dan memusnahkan semua rintangan yang menghalangi berdirinya Daulah Islam. [ ]
Judul Asli : Nuqthatul Inthilaq
Dikeluarkan oleh : Hizbut Tahrir, 1957
Edisi Indonesia
Judul : Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir
Penerjemah : Muhammad Maghfur
Penyunting : Muhammad Shiddiq Al Jawi
Penata Letak : Ahmad Hanafi
Desain Sampul : Abdullah Fanani
Penerbit : Pustaka Thariqul ‘Izzah
Jl. Prof. Lafran Pane (RTM) No. 39 Depok16951
Telp. (021) 8703442
Usaha Penjajah Menindas Islam dan Kaum Muslimin
Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar