Menilai Kepribadian Muslimah
BAB VIII
BAGAIMANA MUSLIMAH MENILAI DIRINYA?
Kaum Muslimah
tidak semestinya menilai kepribadian mereka atas dasar sesuatu yang sangat
dangkal, seperti kecantikan. Demikian pula, tidak selayaknya kaum Muslimah
memandang rendah diri mereka karena dianggap gagal memenuhi harapan-harapan
masyarakat untuk memperoleh predikat “Wanita Cantik”. Kaum Muslimah harus
menyadari sepenuhnya, bahwa citra kecantikan seperti itu hanyalah sebuah mitos
yang dimanfaatkan untuk mengalihkan pemikiran dari pertanyaan-pertanyaan yang
sangat penting dalam hidup ini, seperti: apakah tujuan hidup yang hakiki, atau
bagaimana mengatur kehidupan umat manusia dengan cara yang benar.
Kaum Muslimah
seharusnya memahami bahwa landasan yang menjadi tolok ukur untuk menilai
kepribadian dirinya bukanlah kecantikan wajahnya, tetapi pemikiran dan
perilakunya. Ia semestinya menilai dirinya dengan ukuran sejauh mana
ketaatannya sebagai seorang hamba kepada Sang Khaliq, serta kuantitas dan
kualitas amal perbuatannya dalam melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya semata-mata untuk meraih keridhaan-Nya. Inilah yang menjadi ukuran
keberhasilan dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Inilah kunci untuk
mendapatkan kebahagiaan yang abadi di surga. Allah Swt. mengungkapkannya dalam
surat al-Ahzab:
]إِنَّ
الْمُسْلِمِينَ
وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ
وَالْقَانِتِينَ
وَالْقَانِتَاتِ
وَالصَّادِقِينَ
وَالصَّادِقَاتِ
وَالصَّابِرِينَ
وَالصَّابِرَاتِ
وَالْخَاشِعِينَ
وَالْخَاشِعَاتِ
وَالْمُتَصَدِّقِينَ
وَالْمُتَصَدِّقَاتِ
وَالصَّائِمِينَ
وَالصَّائِمَاتِ
وَالْحَافِظِينَ
فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ
وَالذَّاكِرِينَ
اللهَ كَثِيرًا
وَالذَّاكِرَاتِ
أَعَدَّ اللهُ
لَهُمْ مَغْفِرَةً
وَأَجْرًا عَظِيمًا[
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim,
laki-laki dan perempuan yang mu'min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam
keta'atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang
sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang
bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang
memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama)
Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (TQS. al-Ahzab [33]: 35)
Oleh karena itu, seorang Muslimah semestinya mengukur kepribadiannya atas
dasar ketakwaannya kepada Allah Swt. Sebab, dengan ketakwaan inilah Sang Khaliq
menilai umat manusia, dan dengan ukuran ini pula Dia meninggikan derajat
seorang manusia dari manusia lainnya. Allah Swt. berfirman dalam surat
al-Hujurat:
]إِنَّ
أَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ[
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu
di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. (TQS. al-Hujurat [49]: 13)
Rasulullah Saw. juga menjelaskan dalam khutbah beliau yang terakhir,
bahwa tidak ada kelebihan seorang manusia atas manusia lainnya, kecuali atas
dasar ketaqwaan dan amal shalihnya.
Oleh karena itu, perjuangan yang seharusnya dilakukan oleh kaum Muslimah
dalam hidup ini adalah untuk membangun kepribadian Islam seutuhnya dan berusaha
menerapkan hukum-hukum Allah Swt. dalam kehidupan pribadinya, di tengah
keluarganya, serta dalam kehidupan masyarakat. Perjuangan kaum Muslimah bukan
diarahkan untuk sekedar mendapatkan kecantikan atau meniru pola pikir
masyarakat Barat yang dangkal. Rasulullah Saw. pernah bersabda:
«اَلدُّنْيَا
مَتَاعٌ وَخَيْرُ
مَتَاعِهَا الْمَرْأَةُ
الصَّالِحَةُ»
“Dunia dan segala isinya adalah
perhiasan, tetapi sebaik-baik perhiasan di dunia adalah perempuan yang shalihah.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar