Kebangkitan yang Benar – Kebangkitan Umat Manusia
Dengan Islam Dan Syariah Islam
Sesungguhnya
kita menghendaki kebangkitan yang menyeluruh di atas hukum-hukum Islam dan manhaj Rasul Saw. Kita menghendaki kebangkitan
yang dibangun dengan melepaskan akar-akar pemikiran, sistem dan ajaran-ajaran
kufur dari negeri-negeri Muslim. Sesungguhnya kita menghendaki
kebangkitan bercahaya seperti api, yang menampakkan kebenaran serta yang
membakar habis kesesatan, kekufuran, dan kebatilan. Dengan itu musuh-musuh kita
memahami, bahwa kita, umat Islam dan umat Muhammad, merupakan sebaik-baik
manusia dalam kebenaran dan kejujuran. Dengan itu pula, tidak tersisa ruang
bagi musuh yang sedang menunggu-nunggu untuk menimpakan sesuatu kepada kita;
agar tidak tersisa lagi kesempatan yang terbuka untuk mengalihkan kita dari
jalan yang lurus dan kesungguhan yang benar; atau agar kita tidak membiarkan
bagi mereka satu ruang pun untuk bisa meraih sesuatu dari kita, Islam kita,
nabi kita, dan dari para aktivis yang ikhlas berjuang untuk menjadikan kalimat
Allah menjadi yang tertinggi dan kalimat orang-orang kafir menjadi rendah.
Benar,
itulah kebangkitan yang kita kehendaki. Kita tidak menghendaki kebangkitan yang
terbatas pada ibadah dan perbuatan mandub saja. Akan tetapi, kita
menghendaki kebangkitan atas hukum-hukum Islam keseluruhan baik dalam
pemerintahan, politik, ekonomi, sosial, hubungan luar negeri, tsaqafah dan
pendidikan, politik dalam negeri dan luar negeri dan dalam seluruh urusan umat,
baik secara individu, kelompok maupun negara. Benar, kita
menghendaki kebangkitan yang diridhai Allah dan Rasul-Nya. Kebangkitan yang
dibenci oleh orang-orang kafir, fasik, munafik, dan para thaghut. Kebangkitan yang membuang representasi kekufuran,
kezaliman, kefasikan dan kejahatan untuk menjadikan kita sebagai sebaik-baik
umat manusia, kokoh dengan pertolongan Allah dan mendapat penguatan dan
bantuan-Nya.
Benar,
itulah kebangkitan yang kita kehendaki dan bukan yang lain. Kebangkitan inilah
yang segera memberikan buahnya dengan seizin Allah. Inilah kebangkitan yang
wajib diwujudkan. Kebangkitan selain itu tidak akan memberikan apa yang menjadi
kehendak umat dan tidak akan pernah mengantarkan pada tercapainya tujuan yang
didengungkan. Karena itu, melanjutkan kehidupan Islam merupakan satu-satunya
jalan untuk mewujudkan kemuliaan, kewibawaan dan mencapai yang wajib.
Karena
itu, terjun dalam pandangan-pandangan yang saling memperjelas terkait dengan
perkara-perkara cabang dan parsial tidak akan pernah mencapai kebangkitan
apapun sebagaimana yang dikehendaki. Membatasi diri pada ibadah semata tidak
akan pernah mengantarkan pada tujuan. Pola hidup asketik (uzlah), jauh dari
mengurus urusan-urusan umat, terjun dalam fatwa-fatwa semata, memanjangkan
jenggot, memendekkan pakaian dan perbuatan mandub lainnya memang tidak mengapa
untuk diikuti. Akan tetapi, membatasi aktivitas hanya dalam masalah itu tidak
akan mengantarkan umat pada kedudukan yang dikehendaki oleh Allah, juga tidak
akan mengubah kondisi umat sedikitpun. Realita kehidupan kita merupakan bukti
terbaik untuk itu. Sayidina Utsman bin Affan pernah berkata, “al-Qur’an akan
bisa dijaga dengan kekuasaan.”
Lalu
apa yang berubah secara langsung jika kita menunaikan seluruh perbuatan sunnah
bahkan yang wajib jika kita masih menghukumi dengan selain Islam? Kebangkitan
apa yang akan terwujud bagi kita jika kita sekedar memakai pakaian yang pendek,
memanjangkan jenggot, memakai siwak dan kita fokus dalam ibadah saja; sementara
kita masih mengatasi permasalahan-permasalahan kita, mengurai persoalan kita
dan mengatur interaksi kita dengan selain petunjuk Islam dan ajaran-ajarannya?
Perubahan apa yang akan terwujud jika kita menyibukkan diri dengan
kelompok-kelompok zikir dan perdebatan mengenai asma dan
sifat Allah? Ketinggian berpikir dan politik yang akan mampu mengubah kondisi seperti
apa jika masing-masing kita memiliki akhlak terpuji serta memerintahkan
kemakrufan dan mencegah kemunkaran dalam pemahaman yang sempit?
Benar,
kita menghendaki kebangkitan yang
benar dan berdiri di atas pencampakan semua akidah, pemikiran atau sistem yang
tidak terpancar dari Islam. Kita pun menghendaki kebangkitan
yang tegak di atas pelepasan segala hal yang menyalahi Islam sejak dari
akarnya. Semua itu tidak akan pernah tercapai, sebagaimana telah saya tunjukkan,
kecuali dengan melanjutkan kehidupan Islam dan mengubah negeri
dari dar al-kufr
menjadi Dar al-Islam.
Memang,
ada pendapat bahwa perbaikan itu harus dimulai dari individu dan bahwa wajib
bagi masing-masing kita memperbaiki diri kita sendiri, kemudian memperbaiki
anggota keluarga dan kerabat. Jika kita telah baik seluruhnya secara individu
maka masyarakat akan menjadi baik dan sempurnalah kebangkitan serta berubahlah
kondisi. Namun, pendapat demikian ditolak oleh syariah dan akal serta dinafikan
oleh realita.
Asy-Syahid
Sayyid Quthub – semoga Allah merhamati beliau – telah memahami hal itu dan
mengungkapkan dengan ungkapan beliau:
Tidak ada Islam
kecuali dengan Daulah Islam, agama realistis. Larangan dan motivasi saja tidak
cukup. Agama tidak akan tegak tanpa negara dan kekuasaan. Agama adalah manhaj dan sistem yang
dengannya kehidupan manusia ditegakkan secara praktis dan bukan semata perasaan
kebaikan yang hidup dalam benak penganutnya tanpa kekuasaan, tanpa tasyri’
serta tanpa manhaj tertentu dan konstitusi yang jelas. (Fi Zhilal al-Qur’an, dari buku Taghyir al-Judzriy fi Fikr as-Syahid as-Sayid Quthub,
Abdullah Tharablusi cet.I, Dar al-Bayariq, Beirut. 1993)
Dari : Seputar Gerakan Islam; Abu Za’rur
Kebangkitan yang Benar – Kebangkitan Umat Manusia Dengan
Islam Dan Syariah Islam
salam...artikel yang menarik..boleh tak kamu kongsi dengan saya tentang maklumat dan bahan2 rujukan mengenai kebangkitan islam?ia sgt membantu saya...trima kasih
BalasHapus