Hagemoni Amerika atas Irak Dibantu Syria
Bagian 2 Para Tuan Barat dan Para Penguasa Antek
12 Syria Membantu Hagemoni Amerika atas Irak
"Kamu tidak bisa mengadakan perang di Timur Tengah tanpa Mesir dan kamu tidak bisa mengadakan perdamaian tanpa Syria.” –- Henry A. Kissinger
Pada 26 Oktober 2008, 4 helikopter AS terbang 8 kilometer masuk ke Syria dari Irak, dan menyerang satu komplek pertanian di Syria Barat xi. Operasi yang dipimpin oleh Pasukan Khusus AS itu membunuh 8 orang termasuk 4 anak-anak dan operatif Al Qaida Abu Ghadiya. Segera setelah penyerangan, rezim Syria dengan lantang mengecam serangan itu sebagai pelanggaran kedaulatannya dan mengadakan serangkaian tindakan pembalasan sebagai protes. Ini termasuk pemindahan pasukan Syria dari perbatasan Irak, mobilisasi massa untuk mengutarakan kemarahan terhadap Amerika, penutupan sekolah Amerika dan pusat budaya Amerika. Selain itu, rezim Al-Assad meminta permohonan maaf resmi dan kompensasi bagi para korban. Namun, di balik retorika yang membara, detail baru telah muncul yang menyatakan keterlibatan Syria dalam serangan itu.
Pada 2 Nopember 2008, surat kabar Inggris, The Times mengungkapkan bahwa Syria telah memberikan izin bagi serangan itu untuk berlangsung dan ketika operasi itu gagal, Jasa Intelijen Rahasia Syria yang terkenal buruk membanjiri daerah itu untuk membereskan bekas-bekas dan membungkam para penduduk kampung lokal. Surat kabar itu berlanjut menyingkap bahwa area pertanian itu adalah surga para pejuang jihad yang bebas melatih dan bergerak melintasi perbatasan Irak. Beberapa berbicara dengan aksen Irak yang kental. Pengungkapan itu tidaklah baru dan mengkonfirmasi kecurigaan sedari dulu bahwa Syria secara diam-diam membantu Amerika untuk menstabilkan Irak.
Setelah jatuhnya Saddam, banyak orang Irak yang meninggalkan Irak dan mencari penampungan di Syria. Saat ini jumlah mereka ada sekitar 1,5 juta. Di bawah dukungan Amerika, Syria mendirikan kamp-kamp pelatihan militan untuk merekrut dan melatih para pengungsi menjadi para pejuang dengan tujuan eksplisit menginfiltrasi gerakan perlawanan Irak, menyediakan intelijen real-time bagi para petugas AS, dan menjalankan operasi-operasi rahasia di Irak, khususnya mereka yang mendorong konflik sektarian. Syria juga membangun titik pos setiap 4 kilometer sepanjang perbatasan yang bersebelahan dengan Irak. Melalui usaha-usaha demikian rezim Syria mampu memonitor dan melacak para pejuang jihad yang bergerak melintasi batas. Pengaturan ini menghasilkan penangkapan beberapa ribu pejuang perlawanan mandiri juga eliminasi beberapa target bernilai tinggi – yang terakhir adalah Abu Ghadiya.
Setelahnya, Syria mampu hingga beberapa derajat membekukan perbatasan Barat dan membantu kendali Amerika atas area itu. Untuk menyediakan legitimasi politik yang lebih besar pada pemerintah pro-Amerika yang kelimpungan; Syria baru-baru ini menormalkan ikatan-ikatan diplomatis dan mengirim duta besar pertamanya ke Baghdad dalam 26 tahun. Tidak mengherankan pada saat itu, bahwa pada September Jalal Talabani, presiden Irak, memberitahu tuannya, Presiden AS George Bush, bahwa Syria tidak lagi merupakan masalah bagi keamanan Irak. Jadi jika Syria tidak menjadi ancaman lalu mengapa AS melaksanakan serangan itu?
Tampak bahwa penentuan waktu serangan itu ditujukan untuk mencapai 3 tujuan. Pertama, Amerika disodori informasi berharga untuk menangkap Abu Ghadiya. Beberapa minggu sebelumnya, beberapa militan dicekal di Baquba suatu basis bagi para pejuang Al-Qaida di Irak dan informasi yang didapat dari mereka memicu serangan itu. Kedua, pemindahan pasukan perbatasan Syria adalah membantu Amerika menekan orang Irak untuk menandatangani satu pakta keamanan baru yang akan melanggengkan pasukan AS secara formal di Irak hingga 2011. Ketiga, Amerika mengeksploitasi penyerangan itu untuk mengumumkan doktrin perang antisipatif yang sangat diperluas.
Pada 28 Oktober di Carnegie Endowment for International Peace (CEIP), Sekretaris Pertahanan AS Robert Gates mendeklarasikan bahwa “AS akan menetapkan negara, kelompok teroris, atau aktor non-negara atau individu manapun sepenuhnya akuntabel karena mendukung atau membantu usaha-usaha teroris untuk mendapatkan atau menggunakan senjata pemusnah massal.” Penyerangan lintas-batas terhadap Syria dan Pakistan dari pasukan AS yang ditempatkan di Irak dan Afghanistan adalah suatu menifestasi garis pikiran ini.
Kolusi Syria dengan Amerika tidak hanya terbatas mengenai Irak tapi meluas ke Lebanon dan Palestina. Dukungan Damaskus terhadap faksi-faksi pro-Syria di Lebanon dan proposal perdamaian Syria pada Israel adalah didesain untuk memfasilitasi cengkeraman Amerika atas daerah itu.
Nopember 3, 2008
[Hagemoni Amerika atas Irak Dibantu Syria ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar