Hubungan Antara Amerika dan Iran Kerjasama atau Permusuhan
Bagian 2 Para Tuan Barat dan Para Penguasa Antek
13 Hubungan Amerika-Iran: Kolusi atau Benturan?
"Mereka (orang Iran) juga menyediakan asistensi cukup besar bagi Operation Enduring Freedom. Teheran menawarkan membantu pesawat transportasi Amerika untuk melaju dari lapangan udara di Iran timur untuk memandu operasi-operasi di Afghanistan barat. Ia setuju menjalankan misi-misi cari-dan-selamatkan bagi pilot-pilot Amerika yang jatuh ke Iran… Orang Iran berdialog dengan Aliansi Utara dan membantu meyakinkannya bahwa Washington sangatlah serius dan bahwa oleh karenanya Aliansi Utara harus berpartisipasi penuh dalam usaha perang Amerika.” –- Kenneth Pollack
Pada 15 September 2008 Badan Energi Atom Internasional - the International Atomic Energy Agency melaporkan bahwa Iran telah berulang kali memblokir investigasi PBB untuk memeriksa tuduhan-tuduhan bahwa ia telah berusaha untuk membuat senjata nuklir. Hasil temuan laporan itu sekali lagi dimanfaatkan oleh kekuatan-kekuatan Barat untuk menggambarkan Iran sebagai sebuah negara terkucil dan suatu ancaman bagi tetangga-tetangganya. Amerika, Perancis, Inggris, dan Israel telah mengangkat ancaman satu set sanksi untuk menghukum dalam pandangan mereka kekeraskepalaan Iran atas program nuklir damainya.
Juru bicara Gedung Putih Gordon Johndroe mengatakan, “Kita menekan Iran untuk menunda pengayaan uraniumnya dan aktivitas-aktivitas memproses-kembali atau menghadapi implementasi lebih lanjut sanksi-sanksi Dewan Keamanan PBB yang ada dan kemungkinan sanksi-sanksi baru.” Xii Juru bicara Kementerian Luar Negeri Perancis Eric Chevallier mengatakan, “Kita tidak punya pilihan lain selain bekerja selama hari-hari dan minggu-minggu ke depan untuk mencapai resolusi sanksi-sanksi baru Dewan Keamanan (PBB)” xiii. Juru bicara Kantor Perdana Menteri Israel Mark Regev mengatakan, “Ini adalah sinyal jelas lainnya bahwa rezim Iran sedang main-main dengan komunitas internasional dengan kebijakan penipuan. … Sekarang adalah bagi komunitas internasional untuk memperbesar tekanan atas Tehran.” xiv
Iran di sisi lain mempertahankan pendiriannya dan membantah klaim-klaim Amerika tentang program nuklir damainya. “Kami tidak berpikir harus ada suatu forum terbuka sehingga Amerika bisa memunculkan satu klaim baru setiap hari dan menyerahkannya ke agensi, mengharapkan Iran untuk mengurus klaim apapun,” kata Alaeddin Borujerdi, kepala keamanan nasional dan komisi urusan luar negeri parlemen.
Iran punya setiap hak untuk marah. Tidak terdapat bukti material bahwa Iran mempunyai program senjata nuklir. Sejumlah pemikir Barat dan agensi intelijen di masa lalu telah menyatakan serempak bahwa bom nuklir Iran adalah bertahun-tahun lagi.
Selain itu, laporan IAEA akhir-akhir ini menekankan bahwa setidak-tidaknya Iran butuh 2 tahun sebelum ia akan memiliki cukup uranium untuk membuat bom – bahkan jika memang begitu, prosesnya sangat melelahkan untuk dikuasai dan banyak pengamat memprediksi itu akan membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Selama 5 tahun terakhir, sifat dasar agresif hubungan-hubungan AS-Iran telah mengikuti rute yang terringkas baik, dan seteru atas program nuklir Iran dan naiknya Ahmadinejad telah memainkan peran penting.
Itu untuk menyatakan retorika membara yang digunakan oleh Washington dan Teheran bercampur dengan kolaborasi rahasia antara keduanya, telah menghasilkan aksi Amerika mengkonsolidasi kehadirannya di daerah itu. Pembekuan Irak dan Afghanistan Barat, pengaturan keamanan baru dengan negeri-negeri Teluk, momentum di balik beroperasinya program penangkal misil AS di Eropa adalah beberapa keuntungan yang diraup oleh para pembuat kebijakan AS. Bahkan sekarang, pasukan udara Iran, Garda Revolusi – the Revolutionary Guards berlatih tanggung jawab baru mengamankan Teluk Persia dan manuver-manuver angkatan laut AS harus dinilai berdasarkan konteks ini.
Semakin meningkat, di balik gambar terdapat tanda-tanda yang semakin banyak bahwa hubungan AS-Iran adalah mengarah ke normalisasi. Kehadiran William Burns di pembicaraan Genewa di bulan Juli, prospek pendirian misi diplomatik AS di Tehran dan mantra berulang pendekatan Obama dengan Iran menandai hubungan yang menghangat.
Pada Senin, 5 mantan Sekretaris Negara AS di antaranya Madeleine Albright, Colin Powell, Warren Christopher, Henry A. Kissinger and James A. Baker III menyerukan pendekatan yang lebih dengan Iran. Satu-satunya titik penghambat bagi para pembuat kebijakan Amerika adalah desakan Israel untuk menetralisasi ancaman nuklir Iran imajinasian.
Hingga kini, Amerika telah melukai kemajuan Israel untuk menyerang Iran. Amerika mengabaikan pertunjukan kekuatan udara Israel atas Mediterania beberapa tahun lalu, dan telah menolak untuk menjual bom-bom penghancur bunker GBU-29. Meski demikian, keputusan untuk menjual bom GBU-29 dalam versi lebih kecil adalah cara Amerika untuk meredakan kecemasan-kekhawatiran Israel.
Dengan pemerintahan Bush bergelut dengan demam pemilu, tak bisa diharapkan akan terjadi bahwa AS akan berperang dengan Iran. Faktanya, kebalikannyalah yang mungkin akan terjadi – menghangatnya ikatan antara AS dan Iran.
September 21, 2008
[Hubungan Antara Amerika dan Iran Kerjasama atau Permusuhan ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar