- Dari Hudzaifah bin al-Yaman r.a. dia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Demi Allah yang jiwaku berada dalam kuasa-Nya, Hari Kiamat tidak akan datang sampai kalian membunuh pemimpin kalian, kalian saling menyabetkan pedang-pedang kalian dan dunia kalian diwarisi oleh orang-orang jahat di antara kalian”.
(H.R. at-Tirmidi, dia berkata: “Hadits hasan”)
Sesungguhnya melawan khalifah
yang sah yang tetap menerapkan sistem syariah Islam adalah permulaan kehancuran masyarakat, bahkan
menjadi salah satu tanda dekatnya Hari Kiamat. Kelompok-kelompok
yang terbiasa melawan khalifah yang adil,
perselisihan bersenjata antara berbagai kelompok yang menyimpang dari
ideologi Islam, dan dunia dikuasai
oleh orang-orang jahat termasuk dari kalangan kapitalis, kafir
imperialis, sekularis, liberalis; dan orang-orang jahat
ini dengan kekuasaan sistem kufurnya menentukan nasib manusia, sehingga mereka menggiring umat manusia semuanya
kepada kerusakan dan kehancuran.
Hal ini akan terjadi –wallahu
a’lam- ketika manusia meninggalkan memerintah kepada kebaikan
ideologi (aqidah dan syariah) Islam dan mencegah dari kemungkaran sistem kufur di berbagai bidang; dan Islam menjadi sesuatu yang asing
karena tidak terap dalam kehidupan bernegara. Semoga Allah menyelamatkan kita semua.
- Dari Tsauban r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya yang paling aku takutkan terhadap umatku adalah para pemimpin yang menyesatkan”. Tsauban berkata: Rasulullah SAW menambahkan: “Segolongan umatku senantiasa berjuang menegakkan kebenaran, tidak akan mendatangkan kerugian kepada mereka orang-orang yang memusuhi mereka, sampai datang keputusan Allah”. (H.R. at-Tirmidzi)
Betapa buruknya akibat
dari berkuasanya para thoghut dan betapa bahayanya!!! Para penguasa sistem kufur semacam demokrasi menjerat
umat hingga umat tunduk pada hukum thaghut. Para penguasa sistem taghut terus
berkuasa dengan terus-menerus membohongi umat. Mereka menggandeng para ulama
duniawi untuk menipu umat bahwa kekuasaan para toghut itu sah dan umat tidak dibolehkan melarang
kemungkaran mereka. Mereka mewajibkan yang haram dan mengharamkan yang wajib.
Mereka menipu umat dengan mengatakan bahwa “musyawarah” manusia mengalahkan
hukum-hukum Allah itu adalah sesuai Islam. Mereka bungkam dari membongkar
kebatilan hukum-hukum serta sistem kufur.
Dari Aus yang berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
“Aku tidak takut (ujian yang akan
menimpa) pada umatku, kecuali (ujian) para pemimpin sesat.” (HR. Ibnu
Hibban)
Dari Jabir bin Abdillah bahwa Rasulullah Saw berkata kepada Ka’ab bin
Ajzah:
“Aku memohon perlindungan untukmu
kepada Allah dari kepemimpinan orang-orang bodoh.” (HR. Ahmad)
Dalam hadits riwayat Ahmad dikatakan bahwa pemimpin bodoh adalah pemimpin
yang tidak mengikuti petunjuk dan sunnah Rasulullah Saw. Yakni pemimpin yang
tidak menerapkan syariah Islam.
Dari Ubadah bin Shamit berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
“Kalian akan dipimpin oleh para
pemimpin yang memerintah kalian dengan hukum yang tidak kalian ketahui (imani).
Sebaliknya, mereka melakukan apa yang kalian ingkari. Sehingga terhadap mereka
ini tidak ada kewajiban bagi kalian untuk menaatinya.” (HR. Ibnu Abi
Syaibah).
Dari Abu Hisyam as-Silmi berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
“Kalian akan dipimpin oleh para
pemimpin yang mengancam kehidupan kalian. Mereka berbicara (berjanji) kepada kalian,
kemudian mereka mengingkari (janjinya). Mereka melakukan pekerjaan, lalu
pekerjaan mereka itu sangat buruk. Mereka tidak senang dengan kalian hingga
kalian menilai baik (memuji) keburukan mereka, dan kalian membenarkan
kebohongan mereka, serta kalian memberi pada mereka hak yang mereka senangi.”
(HR. Thabrani)
Hilangnya Amanah
Dalam kitab, al-Mustadrak ‘ala as-Sahihain, al-Hakim mengeluarkan hadits:
“Akan tiba pada manusia tahun-tahun
penuh kebohongan. Saat itu, orang bohong dianggap jujur. Orang jujur dianggap
bohong. Pengkhianat dianggap amanah. Orang amanah dianggap pengkhianat. Ketika
itu, orang “Ruwaibidhah” berbicara. Ada yang bertanya, “Siapa Ruwaibidhah itu?”
Nabi menjawab, “Orang bodoh yang mengurusi urusan orang umum.” (HR.
al-Hakim, al-Mustadrak ‘ala as-Shahihain, V/465)
Mengenai hadits ini, al-Hakim berkomentar, “Ini adalah
hadits dengan isnad sahih, meski al-Bukhari dan Muslim tidak mengeluarkannya.
Imam ad-Dzahabi menyetujuinya.” Jadi, hadits ini adalah hadits sahih, yang
dinyatakan sahih oleh al-Hakim dan ad-Dzahabi.
Lafadz “Ruwaibidhah” merupakan bentuk lafadz Mujmal, yang
dijelaskan oleh Nabi saw dalam redaksi berikutnya, ketika ditanya oleh para
sahabat:
“Siapa Ruwaibidhah itu?” Nabi
menjawab, “Orang bodoh yang mengurusi urusan orang umum.” (HR. al-Hakim)
Dari berbagai gambaran di atas, bisa disimpulkan bahwa
hadits ini menjelaskan tentang kelompok orang yang tidak peduli terhadap urusan
agama. Mereka adalah budak hawa nafsu dan dunia. Mereka mengibarkan bendera
Jahiliyyah. Menyeru kepada ideologi dan isme sesat dan merusak, seperti
Kapitalisme, Sosialisme, Sekularisme, Liberalisme, Demokrasi. Mereka berambisi
menjadi penguasa, padahal mereka adalah orang bodoh, tidak bermutu, fasik dan
hina. Mereka bukanlah orang yang mencari kebenaran, bukan pula orang yang
menggengamnya dengan jujur, tetapi mereka adalah para pembohong yang pandai
memutar lidahnya. Bagi orang yang mempunyai kepekaan dan akal
sehat, tentu tidak sulit mengetahui kondisi
mereka. Meski mereka mengklaim membela dan menolong kebenaran.
Mereka adalah dedengkot kesesatan, pengikut hawa nafsu
dan syahwat. Mereka didukung orang-orang Munafik, ekstrim, jahil tentang Islam
dan lalai. Kadang mereka tampak berilmu dan benar, namun mereka menjual agama
mereka untuk secuil dunia. Mereka menggunakan ilmunya untuk menjustifikasi
kerusakan, dan sistem Kufur. Mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan.
Akibatnya, halal dan haram, makruf dan munkar menjadi kabur di mata umat.
Hadits yang kedua
menyatakan bahwa ada golongan dari umat yang kuat dan menang. Mereka memenuhi
kewajiban amar makruf nahi mungkar kepada semua yang berhak mendapatkannya,
bukan dakwah yang tebang pilih. Mereka berani berhadapan dengan kemunkaran yang
besar. Mereka tiada henti terus istiqomah berjuang meruntuhkan sistem kufur
diganti dengan sistem Islam. Mereka tidak mengikuti metode perjuangan melainkan
itu metode perjuangan Rasul Saw. yang dengannya dahulu Rasul Saw. berhasil
menegakkan sistem Islam tanpa Beliau berkompromi dengan sistem kufur. Maka,
atas izin dan pertolongan Allah Swt. golongan yang teguh atas ideologi (akidah
dan syariah) Islam ini akan mendapatkan keberhasilan.
Rasulullah Saw. bersabda:
”Seutama-utama jihad
adalah menyampaikan kalimat yang adil (haq) kepada penguasa (sulthan) yang
zalim.” (HR. Abu Dawud 4346, Tirmidzi no.2265, dan Ibnu Majah no.4011)
سَيِّدَ
الشُّهَدَاءِ
حَمْزةُ بن
عَبْدِ المُطَلِّبْ
وَرَجُلٌ
قَامَ إلَى
إمامٍ جَائِرٍ
فَأمره وَ
نَهَاه
فَقتَلهُ
"Penghulu
para syuhada' ialah Hamzah bin Abdul Muthalib dan seseorang yang berdiri di
hadapan penguasa zhalim, lalu orang itu memerintahkannya berbuat ma'ruf
(menjalankan apa yang diwajibkan oleh syara') dan melarangnya berbuat mungkar
(kekufuran/ kezhaliman/ kemaksiatan), kemudian penguasa itu membunuhnya." (HR. Al Hakim)
“Dan Allah telah berjanji
kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang
saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan
sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk
mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka
berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan
tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap)
kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS.
An-Nur :55)
Semoga Allah menjadikan kita
termasuk orang-orang yang menang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar