Kehancuran Sistem
Jahiliyah
Hancurnya
Sistem-Sistem Jahiliyah
Yang saya (penulis) maksudkan dengan sistem-sistem jahiliyah ini adalah
setiap sistem yang bertentangan dengan manhaj Allah Swt. dan agama-Nya yang Dia
ridhai untuk makhluknya, yaitu Islam.
Kehancuran sistem-sistem jahiliyah dan peradaban materialisme barat
adalah di antara tanda-tanda kejayaan terbesar. Sebab, jatuhnya sistem-sistem
ini dan hancurnya peradaban itu akan mengungkap topeng kebohongan besar yang
telah lama menipu manusia, dan membuat mereka tertipu dengan ucapan bahwa
mereka sanggup untuk hidup jauh dari manhaj Allah yang Dia buat untuk
makhluk-Nya.
Hancurnya peradaban-peradaban dan sistem-sistem ini datang sejalan
dengan sunnatullah yang menyatakan akan binasanya orang-orang zalim dan
hancurnya mereka. Itu adalah perkara biasa yang pasti terjadi sesuai dengan
kehendak Allah Swt., karena dasar di mana sistem ini berdiri di atasnya adalah
dasar yang lemah dan rapuh yang tidak bisa membendung faktor-faktor kefanaan.
Allah Swt. berfirman,
“Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya atas dasar taqwa
kepada Allah dan keridhaan(-Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang
mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh
bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam? Dan Allah tidak memberikan
petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” [QS.At-Taubah:109]
Al-Quran mengajak untuk memperhatikan begitu banyak berita dan kisah
umat-umat terdahulu agar menjadi i’tibar, renungan dan nasihat.
“Maka tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana
kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul)” [QS.Yusuf:109]
“Katakanlah: "Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu
perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa.” [QS.An-Naml:69]
“Berapalah banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang
penduduknya dalam keadaan zalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi
atap-atapnya dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana
yang tinggi, maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka
mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga
yang dengan itu mereka dapat mendengar Karena sesungguhnya bukanlah mata itu
yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” [QS.Al-Hajj:45-46]
“Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena
itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat
orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)” [QS.Ali Imraan:137]
“Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya
generasi-generasi yang telah kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi
itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang
belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas
mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami
binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka
generasi yang lain.” [Al-An’aam:
6]
Al-Quran mengarahkan pandangan untuk melihat generasi-generasi yang
binasa ini agar dapat menjadi peringatan bagi orang-orang yang tertipu.
“Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang
kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian
tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang
seburuk-buruknya.” [Ali
Imran: 196-197]
Ibnu Katsir [Tafsir Ibnu Katsir: juz 1 hal.443] berkata, “Allah Swt. berfirman, “Jangan kalian melihat kepada apa
yang didapat oleh mereka yang bergelimang dengan keni’matan dan kegembiraan.
Tak lama lagi, itu semua akan hilang dari mereka dan mereka akan tertawan
(terpenjara) dengan perbuatan buruk mereka sendiri.”
Mereka, walaupun jaya tetapi mereka tidak pernah tenteram dan
mendapatkan berkah. Mereka hidup dengan perasaan sempit sekalipun mereka
bergelimang dengan hiburan dan materi.
“Dan barangsiapa yang berpaling dengan peringatan-Ku maka
sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.” [QS.Thaahaa:124]
Jenis pertama dari kebinasaan, yakni kebinasaan total, sudah terhenti
dan telah berakhir dengan diutusnya Rasul kita Muhammad Saw. Allah Swt.
berfirman, “Dan tidaklah Kami utus engkau kecuali sebagai rahmat bagi
seluruh alam.” [Al-Anbiyaa’:
107]
Sedangkan jenis kebinasaan kedua, yakni
kebinasaan berupa kelemahan, kekalahan dan kesia-siaan adalah sunah Allah yang
abadi atas seluruh umat hingga hari kiamat. [menurut Tafsir al-Manar: juz 8 hal.403]
Jelaslah bagi kita bahwa peradaban kufur semacam sistem kufur Barat ini
telah terjerumus pada kesalahan yang sama dengan umat terdahulu dan dikelilingi
oleh faktor-faktor kehancuran yang sama pula. Umatnya juga berjalan di jalan
yang sama dengan umat-umat terdahulu, yakni jalan kekafiran, pendustaan dan
pembangkangan, jalan penjajahan, kemegahan dan tengelam dalam kelezatan syahwat
yang tanpa batas sementara pada akhir jalan itu adalah kekalahan, kehancuran
dan keterpurukan.
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan
kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka;
sehingga apabila mereka gembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka,
Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus
asa. Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” [QS.Al-An’aam:44-45]
Begitu juga keadaan Amerika, Inggris dan Prancis juga yang lain dari
mereka. Itulah sunah Allah dan sunah Allah tidak bisa dibatalkan oleh
bangunan-bangunan pencakar langit, tidak bisa dibatalkan oleh satelit-satelit
juga pesawat-pesawat terbang canggih modern dan lain-lain dari fenomena
kehidupan sistem kufur sosialisme maupun sistem kufur demokrasi beserta kapitalisme.
[serupa dengan ini: Adnan an-Nahwi, Liqâ’ al-Mu’minîn: juz 2 hal.226]
Peradaban barat berada di tempat peradaban kufur terdahulu yang keluar
dari manhaj Allah.
“Dan berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah
Tuhan mereka dan Rasul-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan
hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan. Maka mereka
merasakan akibat yang buruk dari perbuatannya, dan adalah akibat perbuatan
mereka kerugian yang besar.” [QS.ath-Thalaaq:8-9]
Abul A’ala al-Maududi berkata: “Sesungguhnya bibit kotor yang
dilemparkan di tanah Eropa, sangat cepat tumbuh dan menjadi pohon kotor yang
buahnya manis tapi beracun, bunga-bunganya indah namun berduri. Orang-orang
barat yang telah menanam pohon ini malah melaknatnya dan mereka menggerutu
kesal sebab ia mengakibatkan begitu banyak problem dan keruwetan di semua aspek
kehidupan mereka. Setiap kali mereka ingin menyelesaikan satu problem, setiap
kali itu pula problem baru muncul. Setiap kali mereka ingin memisahkan satu
cabang darinya setiap kali itu pula muncul cabang-cabang baru yang lebih banyak
lagi dan lebih berduri. Mereka, dalam mengobati penyakit mereka seperti orang
yang mengobati penyakit dengan penyakit.
Pohon itu terus membuahkan kejahatan dan
musibah bagi mereka hingga kehidupan Barat menjadi seperti tubuh yang penuh
luka, di sekujur tubuhnya terasa perih dan sakit. Penyakit itu telah membuat
para dokter kewalahan, ibarat kain yang bertambah robek. Umat-umat Barat
bergelimang dengan kepedihan, hati mereka hancur lebur, ruh (jiwa) mereka
kehausan dan memerlukan air kehidupan namun mereka
tidak tahu di mana sumbernya. Mereka mencari-cari sesuatu untuk mengobati
penyakit mereka dan mengeluarkan mereka dari musibah itu, tetapi mereka bingung.
[Abul Hasan an-Nadawi, Mâdzâ Khasiral ‘Âlam bi Inhithâthil Muslimîn:
hal.197-198, dikutip dari Abul A’la al-Maududi
dalam Kitâb Tanqîhat: hal.24-25]
“Apakah mereka telah membasmi tindak kriminal dan manusia telah aman
dari kejahatan orang-orang jahat? Apakah orang-orang tak mampu menjadi kaya dan
apakah harta yang melimpah ruah itu dapat mengenyangkan perut mereka yang
kelaparan? Apakah rakyat telah dapat merasakan ketenangan, kedamaian dan aman
dari kebencian orang-orang yang melampaui batas dan kezaliman orang-orang
zalim? Sekali-kali tidak... tidak ada sedikitpun yang mereka dapatkan dari itu
semua.” [menurut Hasan al-Banna, Majmû’ ar-Rasâil: hal.98
dan Sayyid Quthub, Hâdzâ ad-Dîn: hal.26-27]
“Orang barat, sekalipun telah mampu terbang di udara seperti burung dan
berenang di air seperti ikan namun dia
belum mampu berjalan di muka bumi seperti manusia!” [menurut Abul Hasan an-Nadawi: Mâdzâ
Khasiral ‘Âlam bi Inhithâthil Muslimîn: hal.189]
“hampir-hampir telah mewarnai seluruh kehidupan dengan kesusahan,
kekhawatiran dan kesengsaraan. Tidaklah itu semua kecuali awal dari sebuah
jalan menuju akhir.” [Sayyid Quthub, Fî Zhilâlil Qurân: juz 2 hal.1091]
Sesungguhnya peradaban sistem kufur itu membawa faktor-faktor
kebinasaan, kehancuran dan runtuhnya sendi-sendi kehidupan. Peradaban sistem
kafir itu sebenarnya peradaban ketakutan dan kekhawatiran yang membunuh jiwanya
dengan jiwanya sendiri. Ia yang membangun bangunan namun ia sendiri yang
merobohkannya. Ia yang mendidik generasi namun ia sendiri yang menyembelihnya.
Ia yang menanam namun ia sendiri yang membakarnya. Ia yang mengeluarkan buah
namun ia sendiri yang membuangnya. [serupa dengan ini: Adnan an-Nahwi, Liqâ’ al-Mu’minîn: juz 2 hal.229]
“mereka
memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan
orang-orang mukmin. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai
orang-orang yang mempunyai wawasan.” (QS.Al-Hasyr:2)
Penyakit-penyakit ini tidak hanya ada di satu negara atau di beberapa
negara saja, namun penyakit-penyakit ini mewabah di seluruh negara-negara
sistem kufur yang jelas menentang Allah Swt. dan membangkang terhadap
manhaj-Nya. Maka penyakit serupa juga terjadi di negeri-negeri Muslim yang
dijajah di berbagai bidang. Negeri-negeri Muslim sekarang ini memang termasuk
negara-negara sistem kufur semacam demokrasi dan kerajaan dengan para penguasa
yang berperan sebagai anak buah Barat penjajah.
Kehancuran Sistem Jahiliyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar