ORIENTALISME
Orientalisme
adalah gerakan mempelajari ilmu, sastra dan peradaban Islam dengan tujuan mengetahui
pengetahuan, pemikiran mereka, arah dan faktor kemajuan serta kekuatan umat
Islam. Upaya mempelajari ilmu ini bertujuan menghantam kekuatan Islam,
mengambil manfaat dari ilmu pengetahuan umat Islam, serta memulai penjajahan
Kristen (baik secara militer dan pemikiran) terhadap dunia Islam dan
menundukkan umat Islam dalam cengkeraman dan kekuasaannya. [Sa’duddin Shalih, Al-Asaalib Al-haditsah hal.89]
Faktor
pertumbuhan orientalisme kembali kepada abad ke-18 M, namun orientalisme
sebagai metode yang digunakan secara individu telah muncul jauh sebelumnya.
Orientalisme adalah upaya meletakkan racun di madu. [Mohammad Quthb: Hal nahnu Muslimun? Hal.78]
Kaum
orientalis merupakan murid-murid pelaku Kristenisasi. Tujuan orientalisme sama
dengan tujuan serangan pemikiran dan juga sama dengan tujuan Kristenisasi yang
telah disebutkan tadi.
SARANA ORIENTALISME
Sarana mereka
yang terpenting adalah melalui penulisan buku. Kaum orientalis telah menulis
banyak buku menyesatkan tentang Islam yang bahkan mencapai hampir enam puluh
ribu jilid. Dan tentu saja, penulisan itu akan terus berlanjut.
Dalam
buku-buku tersebut, mereka menghembuskan berita bohong tentang Islam dan umat
Islam dan juga tentang Al-Qur’an dan Sunnah Nabi dengan berita bohong yang
tiada batasnya. [Abdul
adzim ibrahim al-math’ani, iftiraa’aat almustasyriqiin alal Islam hal.3]
Mereka tidak
membahas sebuah kekurangan, kecuali menuduhkannya kepada Islam. Tidak ada
hakikat Islam yang benar kecuali mereka berupaya menghapus atau menyelewengkan
maksudnya yang diakibatkan kedengkian dari dalam diri mereka.
Di antara
buku-buku mereka yang paling berbahaya adalah:
Buku
“kehidupan Muhammad” karya Sir William More, “Islam” karangan Henry Lams,
”ajakan menara” karya Kant Kraj, dan biografi Al-Qur’an karya orientalis Ariri,
“cakupan pengetahuan Islam”, “kamus Munjid” dan “ensiklopedi Arab ringkas.”
Buku-buku
tersebut dikarang para orientalis untuk mengaburkan pandangan tentang gambaran
Islam. Para orientalis diliputi sikap penuh fanatisme dan kedengkian terhadap
Islam. Di dalam buku-buku itu terdapat kekeliruan ilmiah dan pengaburan sejarah
yang tidak terhitung jumlahnya.” [Sa’duddin
shalih, al-asaalib alhadiitsah fii
muwaajahtil Islam hal.97]
Musibah yang
terbesar yaitu bahwa banyak orang awam penipu yang mengaku sebagai umat Islam,
tetapi menjadikan musuh Islam -yang memalsukan agama dan Nabi mereka serta
memerangi agama mereka- sebagai guru bagi mereka. Mereka mengadopsi konsep
tentang agama Islam dari para musuh itu dan membenarkan tulisan yang dibuat
para musuh Islam tentang sejarah dan kandungan agama ini. Kemudian orang awam
dari umat Islam tadi menyangka bahwa mereka adalah intelektual. [Sayyid Quthb, Fii Dhilalil Qur’an jilid 3 hal.1379,
ketika menafsirkan ayat 158 dari surat al-a’raaf]
Para musuh
Islam berusaha mengalahkan umat Islam melalui akidah, paham, dan sistem kufur
sebab mereka mengetahui-melalui pengalaman panjang- bahwa mereka tidak dapat
mencapai tujuan yang mereka inginkan ketika umat Islam berpegang teguh pada
akidah dan sistem Islam mereka, berjalan sesuai jalan lurus itu dan mengetahui
makar para musuh mereka. Oleh karena itu, para musuh Islam dan pengikut mereka
mencurahkan tenaga maksimal untuk mengalihkan umat kepada paham nasionalisme,
sistem negara sekularisme, demokrasi,
paham pluralisme, sistem peradilan hukum thaghut, gaya hidup
hedonisme-materialistis, sistem ekonomi kapitalisme,
dsb.; mereka ingin berhasil menancapkan penjajahan dan penguasaan terhadap
dunia Islam.
”Segolongan
dari Ahli Kitab ingin menyesatkan kamu, padahal mereka (sebenarnya) tidak
menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak menyadarinya.” (QS.
Ali Imran:69)
Kita
diwajibkan berdiri melawan serangan pemikiran saat ini dan racun-racun dalam
pemikiran umat. Kita harus bergantung kepada Al-Qur’an dan as-Sunnah yang suci dan menjadikan keduanya sebagai sumber dan dasar
bagi segala pemikiran dan sistem. Itu semua harus dicapai dengan gerakan
organisasi/partai politik berideologi Islam; partai yang menyadarkan umat dan
mencerdaskan umat hingga terwujudnya penerapan seluruh Syariah termasuk Negara
Khilafah. Hanya dengan partai berideologi Islam yang besar dan kuat sajalah
umat bisa dikeluarkan dari kungkungan jahiliyah yang membelenggunya; untuk
kemudian hidup dalam naungan Aqidah dan Syariah Islam, naungan Negara Khilafah
Islam.
”Jika kamu
bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan
kemudharatan kepadamu.” (Ali-Imran:120)
”Mereka
memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik
Pembalas tipu daya.” (QS. Al-Anfaal:30)
“Mereka
berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan)
mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun
orang-orang kafir tidak menyukai. (QS. at-Taubah:32)
”Dan
sungguh orang-orang kafir sebelum mereka (kafir mekah) telah mengadakan tipu
daya, tetapi semua tipu daya itu adalah ada dalam kekuasaan Allah. Dia
mengetahui apa yang diusahakan oleh setiap diri, dan orang-orang kafir akan
mengetahui untuk siapa tempat kesudahan (yang baik) itu.” (QS. Ar-Ra’d:42)
STRATEGI ORIENTALISME
Tidak ada komentar:
Posting Komentar