orang kafir menentang Islam |
Musuh Islam
Menyadari “Bahaya” Kebangkitan Islam
Sebagian dari keterangan atau ketetapan mereka, sebagai contoh:
< Seorang pejabat di kementerian luar negeri Prancis berkata:
“Sesungguhnya dunia Islam adalah seperti raksasa yang sedang terikat yang belum
menampakkan wujudnya secara sempurna hingga sekarang. Saat ini, dia
kebingungan, khawatir dan berada dalam kesulitan sebab keterbelakangan dan
kemerosotannya. Sekalipun dia juga dihinggapi penyakit malas dan kekacauan,
namun dia sangat optimis pada masa depan yang lebih baik dan kebebasan yang
lebih sempurna.
Maka tugas kita adalah berusaha sekuat tenaga
agar raksasa itu tidak bangkit dan mewujudkan angan-angannya. Jika gagal dalam
menggagalkan kebangkitannya, niscaya kita akan tertimpa bahaya yang sangat
besar dan masa depan kita akan terbang seperti kapas yang ditiup angin.
Sesungguhnya kebangkitan dunia Arab dan kekuatan besar Islam yang mengikutinya,
memberikan peringatan akan bencana bagi Barat dan memberikan peringatan akan
akhir dari tugas hakikinya dalam memimpin dunia.” [Jalalul Alam, Qâdatul
Gharb Yaqûlûn: hal.55]
< Lord Camble, salah seorang anggota majelis kebangsawanan Inggris
menuliskan dalam sebuah pernyataannya. Dalam pernyataan itu dia berkata:
“Sesungguhnya di sana ada satu bangsa yang tinggal antara Teluk dan samudera
Atlantik –yang dia maksudkan adalah bangsa Arab yang Muslim-, bahasanya satu,
agamanya satu, kiblatnya satu, kebudayaannya satu, angan-angannya sama, juga
tanahnya saling berhubungan, dan sekarang berada dalam genggaman tangan kita,
tetapi dia mulai menggeliat. Lalu apa yang akan terjadi dengan kita besok, jika
raksasa telah terbangun?” [Muhammad Quthub, Wâqi’unâ al-Mu’âshir: hal.389]
< Albert Misyador berkata: “Sesungguhnya orang Muslim yang pintar
dan berani ini telah meninggalkan bagi kita hasil usahanya, seninya,
kejayaannya dan keagungannya. Orang Muslim yang telah lama tidur nyenyak
beratus-ratus tahun telah mulai menyeru, “Inilah aku sekarang, aku belum mati.
Aku telah kembali dalam kehidupan.” Albert meneruskan kata-katanya, “Siapa yang
tahu? Barangkali dia telah kembali sekarang, dan negara kita jadi terancam. Dia
turun dari langit untuk memerangi dunia kedua kalinya di waktu dan masa yang
sangat tepat. Saya tidak mengaku mendapatkan kenabian (artinya, bisa meramal
masa depan-pent.) tetapi tanda-tanda yang menunjukkan akan prediksi ini
begitu banyak, yang kekuatan atom atau nuklir tak akan sanggup
menghentikannya.” [Said Hawwa, Jundullah, Tsaqâfatan wa Akhlâqan:
hal.15, dinukil dari Jaudat Said dalam bukunya “Lima Hâdza ar-Ra’b Kulluhu Minal
Islâm, hal.16]
< Seorang orientalis yang bernama Gibb berkata: “Sesungguhnya yang
paling berbahaya dari agama ini adalah bahwa ia bisa timbul seketika tanpa ada
tanda-tanda jelas terlebih dahulu, dan tanpa bisa diduga di mana tempat
timbulnya.” [Muhammad Quthub, Wâqi’una al-Mu’âshir: hal.389]
Inilah beberapa contoh yang datang dari lisan musuh-musuh Islam dan
dari keterangan-keterangan mereka, dan apa yang tersirat dalam keterangan
mereka, dan yang tersembunyi di hati mereka lebih besar lagi.
Makna serupa juga pernah dimuat oleh penyair Muhammad Iqbal dalam syair
indahnya yang diberi judul “Parlemen Iblis.”
Dia menyebutkan di sana bahwa para syaitan dan para iblis serta para
pembantunya berkumpul di majelis permusyawaratan. Mereka mendiskusikan perihal
perjalanan dunia dan berita-berita esok (masa depan) serta apa saja yang mereka
dengar tentang itu, karena mereka mengkhawatirkan akan sistem iblis mereka dan
misi syetan mereka.
Maka mereka saling ingat mengingati akan
fitnah dan bahaya yang barangkali telah mengepung mereka dan mengancam sistem
mereka seperti yang telah dialami oleh republik, komunisme dan lain-lain. Saat
itu berbicaralah pemimpin majelis, yakni syaitan, “Jika sekarang aku takut maka
sesungguhnya aku takut dengan umat yang bara api kehidupannya masih menyala dan
semangatnya masih terpendam di bawah abunya. Di dalamnya masih ada orang-orang
yang ‘mengeringkan’ lambungnya dari tempat tidur dan air mata mereka mengalir di pipi mereka pada
waktu sahur. Terlihat jelas oleh pemburu berpengalaman bahwa Islam adalah
fitnah esok dan kelicikan masa depan.
Saya (iblis) tidak memungkiri bahwa umat ini
telah meninggalkan al-Quran, terfitnah dengan harta dan mabuk dengan
mengumpulkannya dan menyimpannya seperti umat-umat lainnya. Saya tahu bahwa
malam di ‘timur’ sedang gelap gulita dan ulama-ulama Islam serta para
pendidiknya tidak mempunyai ‘tangan’ bersinar yang dapat menyinari kegelapan
dan menerangi dunia. Tetapi saya takut para ‘pemukul beduk’ masa ini dan
keadaannya akan menggoyang tempat tidurnya dan membangunkan umat ini serta
mengarahkannya kepada Syariat Muhammad.
Saya (iblis) peringatkan dan waspadalah
terhadap agama Muhammad, pemelihara kehormatan, penjamin keamanan dan harga
diri. Agama penuh kemuliaan dan keagungan, agama penuh amanah dan kesucian
diri, agama penuh kesopanan dan kepahlawanan, agama penuh perjuangan dan Jihad.
Agama yang membatalkan segala bentuk perbudakan dan menghapuskan segala bekas
perbudakan manusia. Agama yang tidak membedakan antara tuan dan budak dan tidak
mendahulukan penguasa atas rakyat.
Berusahalah semampu kalian hingga agama ini
terus tersembunyi dan terdinding dari pandangan manusia, dan hingga orang
Muslim tetap sibuk dengan masalah-masalah ilmu kalam dan perdebatan. Hancurkan
seruan azan orang Islam sebab dia dapat mematahkan mantera dunia dan
mengalahkan sihir kita dengan azannya dan takbirnya. Berusahalah untuk
memanjangkan malamnya dan membatalkan sihirnya. Sibukkan dia agar tidak
semangat dan tidak dapat bekerja hingga dia rugi di dunia ini. Sangat baik
untuk kita jika orang Islam tetap menjadi budak orang lain, dan sangat baik
untuk kita jika dia meninggalkan dunia ini dan mengasingkan diri darinya juga
menyerahkan dunia untuk orang lain dengan alasan karena zuhud. Celakalah kita,
rugilah kita, jika umat yang diperkuat dengan agamanya ini terjaga dan sadar
untuk menjaga dunia.” [Abul Hasan an-Nadawi, Mâdzâ Khasiral ‘Âlam bi
Inhithâthil Muslimîn: hal.229 dan seterusnya]
Pernyataan Kesaksian Orang Kafir Mengenai Kebangkitan
Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar