Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Selasa, 26 November 2013

Kehancuran Sistem Jahiliyah

Kehancuran Sistem Jahiliyah




Hancurnya Sistem-Sistem Jahiliyah

Yang saya (penulis) maksudkan dengan sistem-sistem jahiliyah ini adalah setiap sistem yang bertentangan dengan manhaj Allah Swt. dan agama-Nya yang Dia ridhai untuk makhluknya, yaitu Islam.

Kehancuran sistem-sistem jahiliyah dan peradaban materialisme barat adalah di antara tanda-tanda kejayaan terbesar. Sebab, jatuhnya sistem-sistem ini dan hancurnya peradaban itu akan mengungkap topeng kebohongan besar yang telah lama menipu manusia, dan membuat mereka tertipu dengan ucapan bahwa mereka sanggup untuk hidup jauh dari manhaj Allah yang Dia buat untuk makhluk-Nya.

Hancurnya peradaban-peradaban dan sistem-sistem ini datang sejalan dengan sunnatullah yang menyatakan akan binasanya orang-orang zalim dan hancurnya mereka. Itu adalah perkara biasa yang pasti terjadi sesuai dengan kehendak Allah Swt., karena dasar di mana sistem ini berdiri di atasnya adalah dasar yang lemah dan rapuh yang tidak bisa membendung faktor-faktor kefanaan. Allah Swt. berfirman,
Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya atas dasar taqwa kepada Allah dan keridhaan(-Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam? Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” [QS.At-Taubah:109]

Al-Quran mengajak untuk memperhatikan begitu banyak berita dan kisah umat-umat terdahulu agar menjadi i’tibar, renungan dan nasihat.
Maka tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul)” [QS.Yusuf:109]
Katakanlah: "Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa.” [QS.An-Naml:69]

Berapalah banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam keadaan zalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi, maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” [QS.Al-Hajj:45-46]

Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)” [QS.Ali Imraan:137]

Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.” [Al-An’aam: 6]

Al-Quran mengarahkan pandangan untuk melihat generasi-generasi yang binasa ini agar dapat menjadi peringatan bagi orang-orang yang tertipu.

Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.” [Ali Imran: 196-197]

Ibnu Katsir [Tafsir Ibnu Katsir: juz 1 hal.443] berkata, “Allah Swt. berfirman, “Jangan kalian melihat kepada apa yang didapat oleh mereka yang bergelimang dengan keni’matan dan kegembiraan. Tak lama lagi, itu semua akan hilang dari mereka dan mereka akan tertawan (terpenjara) dengan perbuatan buruk mereka sendiri.”

Mereka, walaupun jaya tetapi mereka tidak pernah tenteram dan mendapatkan berkah. Mereka hidup dengan perasaan sempit sekalipun mereka bergelimang dengan hiburan dan materi.
Dan barangsiapa yang berpaling dengan peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.” [QS.Thaahaa:124]

Jenis pertama dari kebinasaan, yakni kebinasaan total, sudah terhenti dan telah berakhir dengan diutusnya Rasul kita Muhammad Saw. Allah Swt. berfirman, “Dan tidaklah Kami utus engkau kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.” [Al-Anbiyaa’: 107]
Sedangkan jenis kebinasaan kedua, yakni kebinasaan berupa kelemahan, kekalahan dan kesia-siaan adalah sunah Allah yang abadi atas seluruh umat hingga hari kiamat. [menurut Tafsir al-Manar: juz 8 hal.403]

Jelaslah bagi kita bahwa peradaban kufur semacam sistem kufur Barat ini telah terjerumus pada kesalahan yang sama dengan umat terdahulu dan dikelilingi oleh faktor-faktor kehancuran yang sama pula. Umatnya juga berjalan di jalan yang sama dengan umat-umat terdahulu, yakni jalan kekafiran, pendustaan dan pembangkangan, jalan penjajahan, kemegahan dan tengelam dalam kelezatan syahwat yang tanpa batas sementara pada akhir jalan itu adalah kekalahan, kehancuran dan keterpurukan.
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka gembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” [QS.Al-An’aam:44-45]

Begitu juga keadaan Amerika, Inggris dan Prancis juga yang lain dari mereka. Itulah sunah Allah dan sunah Allah tidak bisa dibatalkan oleh bangunan-bangunan pencakar langit, tidak bisa dibatalkan oleh satelit-satelit juga pesawat-pesawat terbang canggih modern dan lain-lain dari fenomena kehidupan sistem kufur sosialisme maupun sistem kufur demokrasi beserta kapitalisme. [serupa dengan ini: Adnan an-Nahwi, Liqâ’ al-Mu’minîn: juz 2 hal.226]

Peradaban barat berada di tempat peradaban kufur terdahulu yang keluar dari manhaj Allah.
Dan berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan Rasul-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan. Maka mereka merasakan akibat yang buruk dari perbuatannya, dan adalah akibat perbuatan mereka kerugian yang besar.” [QS.ath-Thalaaq:8-9]

Abul A’ala al-Maududi berkata: “Sesungguhnya bibit kotor yang dilemparkan di tanah Eropa, sangat cepat tumbuh dan menjadi pohon kotor yang buahnya manis tapi beracun, bunga-bunganya indah namun berduri. Orang-orang barat yang telah menanam pohon ini malah melaknatnya dan mereka menggerutu kesal sebab ia mengakibatkan begitu banyak problem dan keruwetan di semua aspek kehidupan mereka. Setiap kali mereka ingin menyelesaikan satu problem, setiap kali itu pula problem baru muncul. Setiap kali mereka ingin memisahkan satu cabang darinya setiap kali itu pula muncul cabang-cabang baru yang lebih banyak lagi dan lebih berduri. Mereka, dalam mengobati penyakit mereka seperti orang yang mengobati penyakit dengan penyakit.
Pohon itu terus membuahkan kejahatan dan musibah bagi mereka hingga kehidupan Barat menjadi seperti tubuh yang penuh luka, di sekujur tubuhnya terasa perih dan sakit. Penyakit itu telah membuat para dokter kewalahan, ibarat kain yang bertambah robek. Umat-umat Barat bergelimang dengan kepedihan, hati mereka hancur lebur, ruh (jiwa) mereka kehausan dan memerlukan air kehidupan namun mereka tidak tahu di mana sumbernya. Mereka mencari-cari sesuatu untuk mengobati penyakit mereka dan mengeluarkan mereka dari musibah itu, tetapi mereka bingung. [Abul Hasan an-Nadawi, Mâdzâ Khasiral ‘Âlam bi Inhithâthil Muslimîn: hal.197-198, dikutip dari Abul A’la al-Maududi dalam Kitâb Tanqîhat: hal.24-25]

“Apakah mereka telah membasmi tindak kriminal dan manusia telah aman dari kejahatan orang-orang jahat? Apakah orang-orang tak mampu menjadi kaya dan apakah harta yang melimpah ruah itu dapat mengenyangkan perut mereka yang kelaparan? Apakah rakyat telah dapat merasakan ketenangan, kedamaian dan aman dari kebencian orang-orang yang melampaui batas dan kezaliman orang-orang zalim? Sekali-kali tidak... tidak ada sedikitpun yang mereka dapatkan dari itu semua.” [menurut Hasan al-Banna, Majmû’ ar-Rasâil: hal.98 dan Sayyid Quthub, Hâdzâ ad-Dîn: hal.26-27]

“Orang barat, sekalipun telah mampu terbang di udara seperti burung dan berenang di air seperti ikan namun dia belum mampu berjalan di muka bumi seperti manusia!” [menurut Abul Hasan an-Nadawi: Mâdzâ Khasiral ‘Âlam bi Inhithâthil Muslimîn: hal.189]

“hampir-hampir telah mewarnai seluruh kehidupan dengan kesusahan, kekhawatiran dan kesengsaraan. Tidaklah itu semua kecuali awal dari sebuah jalan menuju akhir.” [Sayyid Quthub, Fî Zhilâlil Qurân: juz 2 hal.1091]

Sesungguhnya peradaban sistem kufur itu membawa faktor-faktor kebinasaan, kehancuran dan runtuhnya sendi-sendi kehidupan. Peradaban sistem kafir itu sebenarnya peradaban ketakutan dan kekhawatiran yang membunuh jiwanya dengan jiwanya sendiri. Ia yang membangun bangunan namun ia sendiri yang merobohkannya. Ia yang mendidik generasi namun ia sendiri yang menyembelihnya. Ia yang menanam namun ia sendiri yang membakarnya. Ia yang mengeluarkan buah namun ia sendiri yang membuangnya. [serupa dengan ini: Adnan an-Nahwi, Liqâ’ al-Mu’minîn: juz 2 hal.229]
mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai wawasan.” (QS.Al-Hasyr:2)

Penyakit-penyakit ini tidak hanya ada di satu negara atau di beberapa negara saja, namun penyakit-penyakit ini mewabah di seluruh negara-negara sistem kufur yang jelas menentang Allah Swt. dan membangkang terhadap manhaj-Nya. Maka penyakit serupa juga terjadi di negeri-negeri Muslim yang dijajah di berbagai bidang. Negeri-negeri Muslim sekarang ini memang termasuk negara-negara sistem kufur semacam demokrasi dan kerajaan dengan para penguasa yang berperan sebagai anak buah Barat penjajah.

Kehancuran Sistem Jahiliyah

DOWNLOAD BUKU: MEMENUHI KEWAJIBAN UMAT MERAIH KEJAYAAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam