Hujan memang bisa menjadi sahabat manusia dengan sejumlah manfaatnya. Namun, hujan juga bisa menjadi bencana. Lho, mengapa bisa begitu, ya?
Dari Air Menjadi Air
Hmm... sebenarnya bagaimana sih, terjadinya hujan? Mungkin begitu pertanyaan yang ada di benak teman-teman. Hujan sebenarnya adalah proses jatuhnya sejumlah butiran air yang berada di awan.
Saat matahari bersinar, teriknya memanaskan air yang ada di darat dan laut. Karena panas, sebagian air berubah menjadi uap air, yakni gas yang tidak bisa terlihat di udara. Uap itu lalu naik dan berkumpul di angkasa menjadi awan.
Nah, di awan, uap air tadi makin berat, kemudian tetesan air tersebut akan jatuh ke bumi, yang sering kita kenal sebagai hujan.
Akan tetapi, tidak semua tetesan air itu jatuh sampai ke bumi. Sebagian tetesan air menguap ketika tetesan-tetesan tersebut sedang jatuh ke bawah.
Air hujan yang jatuh ke bumi dan sebagian tertampung di danau, sungai, serta lautan akan terkena panas dan menguap kembali sehingga terjadi hujan lagi. Siklus itu akan terus berulang. Jadi, dari air... menjadi air kembali.
Namun, jika proses tersebut terjadi di daerah dingin atau di tempat yang suhu udaranya rendah, butiran air hujan berubah menjadi kristal-kristal es yang saling berkaitan dan membentuk kepingan es. Kepingan es itu lalu akan jatuh ke bumi. Itulah yang sering disebut hujan es atau turunnya salju.
Hujan Asam yang Membawa Bencana
Saat air hujan jatuh, akan melarutkan karbon dioksida (CO2) yang ada di udara. Karena itu, air hujan yang jatuh ke bumi mengandung asam lemah.
Jenis asam yang ada dalam air hujan tersebut sebenarnya sangat bermanfaat bagi bumi. Sebab, asam tersebut bisa membantu melarutkan mineral dalam tanah yang sangat dibutuhkan hewan dan tumbuhan. Wah, hujan benar-benar bisa jadi sahabat kita ya...
Tapi tunggu dulu...
Jumlah kadar asam yang normal pada air hujan adalah sebanyak 6 pH (pH adalah alat ukur keasaman). Namun, jika asam pada air hujan jumlahnya kurang dari 5,6 pH, maka disebut hujan asam. Nah, hujan asam ini tidak lagi bermanfaat, tapi justru berbahaya.
Genangan air yang biasanya terkumpul setelah hujan tak lagi bersih dan tidak baik bagi hewan dan tumbuhan, khususnya yang tinggal di sekitar danau dan sungai karena kini air tersebut mengandung bahan yang berbahaya.
Bahkan hujan asam pun bisa menyebabkan kerusakan hutan, bangunan cagar budaya, gedung-gedung yang terbuat dari marmer, dan kendaraan. Waduh... hujan bisa membawa bencana juga dong?
Eits.. . jangan buru-buru menyalahkan hujan dulu. Sebab, hujan asam ini terjadi karena ulah manusia juga lho. Manusia sering tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya dan melakukan berbagai tindakan yang menyebabkan polusi atau pencemaran lingkungan, sehingga meningkatkan kadar CO2 di udara. Misalnya saja, manusia seenaknya sendiri membuang sampah atau membakarnya sembarangan dan menggunakan kendaraan bermotor berlebihan sehingga asapnya mengotori udara.
Selain itu pencemaran juga disebabkan oleh asap yang berasal dari pabrik-pabrik. Asap-asap itulah yang antara lain membuat kadar asam yang ada di udara menjadi lebih tinggi sehingga kadar asam pada air hujan juga semakin meninggi.
Jelasnya, jika lingkungan kita kotor dan sudah tercemar polusi, maka kualitas hujan bisa buruk dan makin membahayakan lingkungan ini. Jadi, baik buruknya alam ini tergantung dari manusia juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar