Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Selasa, 19 Oktober 2010

Usaha Melakukan Aktivitas Kegiatan Manusia

Usaha Melakukan Aktivitas Kegiatan Manusia

MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM MEREALISASIKAN AKTIVITAS
Manusia berbeda dengan makhluk lain yang bisa kita indera. Perbuatan manusia diatur oleh akalnya dan dilakukan setelah didahului oleh pemikiran yang bersumber dari akal. Memang benar, kadang-kadang manusia tidak serius. Artinya, perilakunya jauh dari penggunaan akal dan tanpa melalui proses berfikir lebih dahulu. Hanya saja, hal seperti ini jarang ditemukan dalam perilaku manusia yang berakal dan baligh. Kenyataan tersebut juga tidak terjadi secara umum dalam kehidupan manusia.

Manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan nalurinya berdasarkan dorongan kebutuhan tersebut. Akan tetapi, hal itu dilakukan setelah dia menggunakan akalnya dan setelah melalui proses berfikir. Berbeda dengan hewan, ia akan memenuhi kebutuhan jasmani dan nalurinya semata-mata berdasarkan dorongan kebutuhan tersebut tanpa melalui proses berfikir. Oleh karena itu, kita memandang hewan jauh lebih rendah derajatnya daripada kebanyakan manusia. Dengan demikian, perbuatan manusia terjadi setelah adanya pengaitan akal dengan dorongan pemenuhan kebutuhan jasmani dan nalurinya. Sedangkan hewan melakukan perbuatan hanya karena dorongan pemenuhan kebutuhan jasmani dan nalurinya semata tanpa melalui proses berfikir.

Manusia berbeda-beda derajat kemuliaannya, bergantung pada perbedaan jenis pemikiran yang mengatur perilaku tatkala memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Secara alami, manusia melakukan suatu aktivitas adalah untuk mewujudkan tujuan tertentu yang melatarbelakangi aktivitas tersebut. Manusia selalu berusaha untuk mendapatkan buah (hasil) dari aktivitasnya, sehingga kita sering mengatakan, “Usaha itu telah membuahkan hasil.”

Melaksanakan suatu aktivitas tanpa berusaha mencapai hasilnya adalah sia-sia. Hal ini bertentangan secara asasi dalam kehidupan manusia. Padahal, tercapainya hasil dari suatu aktivitas kadang-kadang merupakan dalil atas benarnya aktivitas yang dapat mengantarkan pada hasil tersebut. Manusia tanpa aktivitas tidak ada bedanya dengan benda mati. Sebaliknya, manusia yang tidak berusaha untuk meraih hasil dari aktivitasnya, tidak jauh berbeda dengan hewan.

Manusia berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan aktivitas atau hasil yang ingin diraih masing-masing. Manusia pun berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan besarnya aktivitas masing-masing.

Menurut fitrahnya, manusia berbeda satu sama lain: ada yang bodoh; ada yang kepandaiannya sedang; ada yang berpikirnya tajam; dan ada pula yang jenius. Manusia berbeda-beda dalam kemampuannya mengaitkan sebab dengan akibat serta dalam ambisi dan motivasinya. Aktivitas manusia juga berbeda-beda satu sama lain, bergantung pada hasil yang ingin diraihnya. Hasil yang ingin diraih manusia dalam beraktivitas ada yang sangat mudah, seperti mendapatkan makanan sehari-hari; ada pula yang sangat sulit, seperti (ed: menciptakan obat kanker ganas); dan ada yang jauh lebih sulit lagi, seperti mengubah masyarakat dari satu keadaan menuju kedaan lain. Begitulah manusia, berbeda-beda satu sama lain, demikian juga aktivitasnya.

Dengan demikian, agar hasil (tujuan) dari suatu aktivitas dapat diraih, berarti harus ada manusia; lebih dari itu, harus ada usaha dari manusia untuk melakukan aktivitas yang bersifat fisik, yang bisa mengantarkan manusia pada tercapainya hasil tersebut. Tanpa manusia, seluruh usaha tidak akan terwujud. Demikian pula, tanpa usaha, suatu hasil (tujuan) tidak akan pernah diperoleh. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam