Kondisi Buruk Demokrasi Afghanistan – Keadaan Parah Demokrasi Afghanistan
Demokrasi dalam Krisis
Bagaimana Sistem Politik Islam Memastikan Good Governance
Afghanistan
Retorika
Barat menampilkan dirinya sendiri sebagai telah membeli demokrasi kepada Afghanistan. Dengan populasi sekitar 28 juta orang, Barat menggemborkan bahwa kekalahan Taliban pada akhirnya telah membeli demokrasi pada dunia Muslim. Meskipun terdapat tumbuhnya perkara-perkara tak terhindarkan, Afghanistan diyakini berada di atas jalan panjang untuk menjadi sebuah demokrasi matang dan mengambil satu kursi di meja komunitas internasional.
Realitas
a. Demokrasi di bawah penjajahan Barat menganggap Afghanistan yang terjajah suatu demokrasi, meskipun ia baru saja punya satu pemilihan umum presidensial yang terburuk yang pernah disaksikan, dengan bukti jelas manipulasi suara dan kecurangan elektoral. Bagaimana ia bisa diklaim bahwa ia adalah negara independen ketika otoritas signifikan untuk berbagai keputusan nasional ada di tangan kekuatan tidak terpilih - seperti Amerika Serikat, yang akan memiliki hampir 100.000 pasukan di seantero negara itu?
b. Kemiskinan Meskipun berbagai usaha oleh para politisi Barat untuk menampilkan negara itu sedang meningkat, kemiskinan adalah endemik dan pembangunan adalah timpang setidak-tidaknya. Menurut PBB, Afghanistan peringkat ke-174 dari 178 negara pada Human Development Index, suatu peringkat yang mencampurkan pendapatan per capita dengan statistik kesehatan publik, tingkat kejahatan dan indikator-indikator lainnya. Dari setiap 1.000 bayi yang lahir di Afghanistan, 142 mati sebelum mencapai ulang tahun mereka yang pertama. 1 wanita mati dalam kehamilan setiap 30 menit. Usia harapan hidup keseluruhan diestimasi pada 42 tahun. Afghanistan memiliki tingkat mortalitas maternal tertinggi kedua di dunia dan tingkat ketiga terburuk mortalitas anak-anak. Hanya 23% dari populasi yang mempunyai akses pada air layak minum, dan hanya 24% dari populasi di atas usia 15 yang bisa membaca dan menulis, dengan tingkat melek baca lebih rendah di antara populasi para wanita dan nomaden. Lebih dari 1/2 populasi memperoleh kurang dari 2 dolar sehari.
c. Korupsi Dalam laporan 2009, Transparency International me-rating Afghanistan sebagai negara yang paling korup di dunia, dengan korupsi sektor publik makin parah untuk tahun kedua berikutnya. Hanya Somalia yang tercabik perang yang rating-nya lebih buruk pada Corruption Perceptions Index (CPI) organisasi berbasis-Berlin dari 180 negara. Satu survei 2008 oleh Integrity Watch Afghanistan menemukan bahwa satu rumah tangga tipikal membayar sekitar 100 dollar setahun dalam sogokan di negara di mana lebih dari 1/2 populasi bertahan dengan kurang dari 1 dolar sehari.
d. Opresi dan Tirani negara Sementara London dan Washington menyemburkan retorika mengenai good governance dan hak-hak manusia, rezim klien mereka di Kabul terus membentuk hubungan-hubungan dengan para penjahat perang - warlords - penguasa militer diktatorial. Abdul Rashid Dostum seorang mantan penguasa perang yang terkenal, menyokong kampanye pemilihan Karzai dan akhir-akhir ini kembali ke Afghanistan dari Turki. Dia dituduh mendalangi kematian para tahanan Taliban hingga 2.000 orang selama invasi 2001. 2 wakil presiden Karzai, Mohammad Qasim Fahim dan Karim Khalili, adalah juga mantan diktator perang tertuduh berbagai pelanggaran hak-hak manusia.
e. Peningkatan produksi narkoba Meski 8 tahun penjajahan, tidak ada yang bisa menghambat arus narkotika dari Afghanistan. Di 2008 pemerintah Afghan berhasil dalam menghancurkan hanya 3.5% dari 157.000 hektar poppy - tumbuhan opium Afghanistan karena para tim pembasmi diserang atau disuap oleh para juragan narkotika. Pada Desember 2009, Viktor Ivanov, kepala agensi federal anti-narkotika Russia menuduh para pasukan Inggris di Propinsi Helmand tidak melakukan cukup untuk menghentikan produksi heroin. Dia mengatakan bahwa, "60% semua opiates - narkotika beropium di dunia diproduksi di area yang ditanggungjawabi oleh pasukan Inggris ... Terdapat 25 hektar opium di 2004. Sekarang ada 90.000. Ini menunjukkan padamu seberapa efektif mereka". Kesengsaraan dan penyakit kecanduan narkotika adalah masalah yang bertumbuh. Penghancuran lahan telah gagal dan para kartel kriminal menyebar melalui Iran, Rusia dan Asia Tengah.
f. Hubungan-hubungan narkotika hingga puncak Terdapat bukti luas bahwa para penguasa disokong Barat di Afghanistan terlibat dalam aksi ilegal perdagangan narkoba. Pada Oktober 2009, the New York Times melaporkan bahwa saudara dari Hamid Karzai, Ahmed Wali Karzai, sedang dibayar oleh CIA dan adalah seorang tersangka pemain dalam perdagangan subur opium Afghanistan.
g. Kemerosotan pembangunan "pembangunan-kembali" Afghanistan adalah lebih kecurangan daripada kegagalan. 1/2 Kabul dalam kondisi hancur, banyak orang masih tinggal di dalam tenda, ribuan tidak bisa mendapatkan pekerjaan, anak-anak kelaparan, sekolah-sekolah terjejali dan rumah sakit kotor, para wanita mengemis di jalanan dan beralih menjadi ke prostitusi, dan anak-anak diculik dan dijual ke perbudakan atau dibunuh untuk diambil organ-organ mereka. Sejak 2001, Kongres Amerika Serikat telah menyediakan lebih dari 39 miliar dollar dalam asistensi kemanusiaan dan rekonstruksi untuk Afghanistan, menurut suatu laporan oleh U.S. Special Inspector General for Afghanistan Reconstruction. Militer AS membelanjakan 100 juta dolar sehari, sementara 7 juta dollar mengalir ke pembangunan, dan 40% dari 7 juta dolar itu hilang ke biaya-biaya administratif. Jadi hanya sekitar 4 juta dollar mengalir ke komunitas. Dari 4 juta dollar itu, kurang dari 5% mengalir ke pembangunan pertanian, padahal 80% populasi bergantung pada pertanian untuk penghidupan mereka.
h. Dana Siluman dan Curang Para pemimpin Barat terus mengadakan pertemuan ke pertemuan dan menjanjikan milyaran dalam bantuan ke Afghanistan. Rakyat Afghanistan berhak menanyakan "ke mana semua bantuan ini pergi?" Sementara jawaban resmi adalah "korupsi", banyak laporan yang menyatakan bahwa hanya sebagian dari bantuan - mungkin 40% - adalah "bantuan yang sesungguhnya". Sisanya adalah "dana siluman" yang tidak pernah bahkan muncul di negara penerima. Beberapa negara menghitung peringanan utang atau biaya-biaya konstruksi berbagai kantor kedutaan sebagai dana bantuan. Banyak dari uang itu tidak pernah meninggalkan bank-bank Barat karena dibayarkan langsung kepada "para ahli" Barat. Banyak dari uang itu punya tali pengikat, mewajibkan si penerima untuk menggunakan uang itu untuk membeli produk-produk dari negara donor, bahkan ketika produk=produk yang sama lebih murah di rumah. Banyak dari dana bantuan itu mengalir ke perusahaan-perusahaan yang kemudian men-subkontrak-kan hingga sebanyak 5 kali dengan tiap subkontraktor untuk mendapatkan keuntungan antara 10% dan 20% atau lebih sebelum ada pekerjaan yang diselesaikan pada proyek. Donor terbesar di Afghanistan adalah AS, yang departemen dana bantuan luar negerinya USAID mengalirkan hampir 1/2 anggaran bantuan untuk Afghanistannya kepada 5 kontraktor terbesar AS. Seantero Afghanistan terdapat cerita-cerita jembatan-jembatan setengah jadi, jalan-jalan yang mengarah ke antah-berantah dan rumah-rumah sakit yang terancam kolaps dalam badai berat pertama, terutama karena para kontraktor tidak jujur yang mengurangi jumlah material atau pekerjaan. Banyak dari mereka adalah para mantan oportunis perang yang menggunakan koneksi-koneksi mereka dengan rezim untuk memperoleh kontrak-kontrak basah. Terdapat sangat sedikit pembangunan ekonomi atau industri selain narkotika.
Buku : Demokrasi dalam Krisis
Bagaimana Sistem Politik Islam Memastikan Good Governance
Satu Pamflet oleh Hizb ut-Tahrir Britain
Hizb ut-Tahrir
Britain
22 Jumada al Awwal 1431 / 6 Mei 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar