Akibat Melanggar Janji - Mereka Orang yang Akan Melanggar Janji
FENOMENA KETIDAKBERDAYAAN
I. Melanggar Janji
Sifat ini buruk bagi seorang tsiqah karena ia menjanjikan suatu pekerjaan, namun tidak mengerjakannya, dan berjanji menyelesaikan suatu masalah, namun tidak menyelesaikannya. Lebih buruk lagi ketika seorang tsiqah berjanji kepadamu untuk datang dalam waktu 1 jam, kemudian ia datang terlambat dan memberikan alasan-alasan sepele yang tidak bisa diterima dari seorang tsiqah semisal mereka. Betapa banyak manusia membuang waktu berharga mereka lantaran menunggu seseorang yang tidak menghormati waktu dan melanggar janji. Apabila mereka datang, Anda melihat mereka tidak menghiraukan apa yang mereka perbuat.
Di antara jenis perilaku ini adalah tidak meneruskan amal shaleh yang telah dimulainya, serta tidak menekuni perkara-perkara mulia setelah berjanji menyelesaikannya.
Semua itu karena mereka kurang memahami dan mengetahui ancaman atas pelanggaran janji dengan sengaja, serta tidak memikirkan kerugian yang diakibatkan keterlambatan mereka; kerugian psikologis karena lama menunggu, dan kerugian karena membuang waktu berharga. Terkadang keterlambatan terus-menerus bisa menghilangkan kepercayaan kepada mereka, serta mengurangi perhatian akan ada atau tidaknya mereka. Hanya Allah tempat memohon pertolongan.
Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” 125
125) Qur'an Surat (61) ash-Shaff : 2-3
Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga: apabila berbicara, ia selalu bohong, apabila berjanji, ia ingkari, dan apabila dipercaya, ia khianati.” 126
126) Shahih Bukhari, kitab al-Iman, bab Alamatul-Munafiq
Para ulama hikmah berkata:
Ingkar janji adalah 1/3 nifaq.
Tidak ada kebaikan sama sekali dalam janji yang selalu ditunda dan keberhasilan yang masih terikat.
Janji orang yang tercela adalah penundaan dan mencari-cari alasan.
Janganlah kamu katakan dengan lisanmu apa yang kamu yakini tidak bisa kamu kerjakan dengan baik.
Penolakan secara baik lebih baik dripada janji yang berlarut-larut.
Janjinya tidak lain bagaikan jebakan di qiya'ah (tanah datar). 127
Janjinya hanya seperti petir tanpa hujan.
Mendung musim kemarau lebih pasti dari ucapannya.
Goresan pada air lebih lama daripada janjinya.
Telah kami habiskan usia sekadar mencarimu. Dan kukira janjimu itu hanyalah mimpi. Apakah jika kami mati baru bisa melihat janjimu? Ataukah setelah kami menjadi tanah dan tulang-belulang? 128
127) Qiya'ah jamak dari qa'ah, yakni dataran rendah
128) Nashayihusy-Syaikh: 1/31-32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar