BAB III
III.1 Riwayat Penggunaan Batu Bara
Batu bara memiliki sejarah penggunaan yang sangat panjang dan beragam. Beberapa ahli sejarah yakin bahwa batu bara pertama kali digunakan secara komersial di Cina. BAhkan ahli sejarah mengtakan bahwa terdapat suatu tambang di timur laut Cina yang menyedikan batu bara untuk mencairkan tembaga yang kemudian digunakan untuk mencetak uang logam sekitar tahun 1000 SM. Kemudian seorang filsuf yunani,yaitu Aristoteles dalam salah satu tulisanya menyebutkan arang yang berbentuk seperti batu. Abu batu bara yang ditemukan di reruntuhan bangsa Romawi di Ingris menunjukkan bahwa bangsa Romamwi telah menggunakan batu barea sebagai sumebr energi sejak 400 tahun SM.
Sebuah catatan sejara dari bad pertengahan menyebutkan bukti pertama penambanga batu bara di Eropa. Bahkan catatab tersebut juga menyebutkan terdapat suatu perdagangan internasional batu bara laut dari lapisan batu bara yang terpapar di pantai Inggris yang kemudian dikumpulkan dan di ekkspor ke Belgia. Kemudian setelah revolusi industri pada abad 18 dan 19 bergulir, pengguanaan batu bara pun senantiasa makin berkembang pesat.
III.2 Batu Bara dan Keberadan Listrik
Kehidupan moderen tidak bisa dibayangkan tanpa adanya listrik. Listrik menerangi rumah, gedung,jalanan, memanaskan rumah dan industri, serta menghidupkan sebagian besar peralatan yang digunakan di rumah, kantor dan mesin-mesin di pabrik. Meningkatkan akses ke listrik di seluruh dunia merupakan faktor kunci dalam mengentaskan kemiskinan
Karena pentingnya energi yang disebut sebagai listri ini maka pengupayaan penciptaan energi ini dilakukan dengan banyak hal. Salah satu cara untuk mendapatkan energi listri ini adala dengan mengubah energi yang terdapat pada batu bara ini menjadi energi listrik. Pembangkit listrik pertama kali dibangun mengguanakan batu bara bongkahan yang dibakar diatas rangka bakar dalam ketel untuk menghasilkan uap. Kini, batu bara digiling dahulu menjadi bubuk halus, yang meningkatkan area permukaan dan memungkinkan untuk terbakar secara lebih cepat.1
Gambar 1 Proses pengubahan Batu Bara menjadi Listrik
Meningkatkan akses untuk menggunakan listrik dan menghentikan pembakaran bahan bakar dalam rumah dapat menyebabkan dampak kesehatan yang penting. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa asap yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar padat di dalam ruangan menyebabkan kematian 1,6 juta orang setiap tahun di negara miskin di dunia.2
Meningkatkan akses ke energi juga mendukung perkembangan ekonomi, yang antara lain:
Pekerja yang sebelumnya harus mengumpulkan bahan bakar dapat bebas melakukan kegiatan yang lebih produktif seperti dalam industri pertanian dan pabrik. Kegiatan tersebut meningkatkan pendapatan rumah tangga, pasokan tenaga kerja dan kapasitas produksi dari perkembangan ekonomi.
Pengumpulan bio massa yang intensif untuk bahan bakar konsumsi rumah tangga dalam banyak hal menurunkan produktivitas lahan pertanian – melalui penggundulan (dengan memotong pohonpohon) atau melalui penghilangan lahan subur (dengan mengumpulkan kotoran hewan).
Pembakaran yang tidak efisien dari bahan bakar non konvensional, terutama dari dalam rumah yang tidak memiliki cerobong asap, dapat menimbulkan komplikasi kesehatan. Membuat rumah tangga menggunakan sumber daya energi moderen akan meningkatkan kesehatan dan produktivitas.
Pengadaan listrik untuk rumah tangga berguna untuk penggunaan alat-alat modern – seperti mesin cuci – dan penerangan yang akan meningkatkan produktivitas industri kecil dan waktu senggang.
III.3 Batu Bara dalam Produksi Besi dan Baja
Baja penting untuk kehidupan sehari-hari contohnya mobil, kereta api, bangunan, kapal, jembatan, lemari pendingin, peralatan medis dimana semuanya dibuat dengan menggunakan baja. Baja merupakan unsur vital untuk mesin-mesin yang membuat hampir setiap produk yang saat ini kita gunakan.
Batu bara penting bagi produksi besi dan baja; sekitar 64% dari produksi baja di seluruh dunia berasal dari besi yang dibuat di tanur tiup yang menggunakan batu bara. Produksi baja mentah dunia berjumlah 965 juta ton pada tahun 2003, menggunakan batu bara sekitar 543 juta ton. Prose pembuatan baja membutuhkan bahan baku bijih besi, kokas (yaitu batu bara berjenis kokas yang dibuat secara khusus), dan sedikit batu gamping. Kemudian melalui proses kimia dalam tanur uap, bahan-bahan mentah tersebut pun melebur dan pada proses terakhir menghasilkan baja yang dapat dipergunakan menjadi alat-alat yang kita gunakan saat ini. Dalam perkembangannya industri baja ini mampu menjadi sektor industri yang cukup di gemari banyak negara.
Dalam gambar dibawah ini dapat kita lihat bahwa Cina, Jepang, dan AS menjadi negara penghasil baja terbesar di dunia. Sementara itu Indonesia masih berada jauh dari sepuluh besar dalam percaturan produksi baja di dunia.
Sumber: WCI
Gambar 2 Sepuluh negara teratas penghasil batu bara
III.4 Pencairan Batu Bara
Di sejumlah negara, batu bara dikonversikan menjadi bahan bakar cair – suatu proses yang disebut pelarutan. Bahan bakar cair dapat disuling untuk menghasilkan bahan bahar pengangkut dan produkproduk minyak lainnya seperti plastik dan bahan pelarut. Ada dua metode pelarutan utama:
Pencairan batu bara langsung – dimana batu bara dikonversikan menjadi bahan bakar cair dalam suatu proses tunggal;
Pencairan batu bara tidak langsung – dimana batu bara dijadikan gas kemudian dikonversikan menjadi zat cair.
Salah satu negara yang melakukan proses ini adalah Cina dan Afrika Selatan. Dari hasil proses ini, batu bara cair dapat dipergunakan sebagai pengganti minyak mentah. Sehingga jika harga minya dunia tinggi, maka peran batu bara cair ini akan makin kompertitif.
III.5 Batu Bara dan Produksi Semen
Semen mempunyai peranan yang sangat penting dalam industri konstruksi. Lebih dari 1350 juta ton semen digunakan di dunia setiap tahunya. Dan dengan perkembangan industri perumahan yang semakin cepat, diperkirakan konsumsi semen pun juga akan makin besar.
Semen terbuat dari campuran kalsium karbonat (umumnya dalam bentuk batu gamping), silika, oksida besi dan alumina. Sementara itu, batu bara dipergunakan sebagai sumber energi dalam produksi semen. Energi yang dibutuhkan untuk memproduksi semen sangat besar. Oleh karena itulah, kebutuhan batu bara dalam proses produksi ini juga berkuantitas besar. Untuk memproduksi semen sebanyak 900 gr misalnya, akan membuttuhkan energi batu bara sebesar 450 gr. Dan banyak ahli memprediksi pada masa-masa mendatang peran batu bara sebagai input penting dalam industri semen akan tetap eksis.
Selain berperan dalam berbagai industri di atas, batu bara juga banyak berperan dalam pusat pengelolaan alumina, pabrik kertas, industri kimia serta farmasi. Batu bara juga merupakan suatu bahan penting dalam pembuatan produk-produk seperti:
Karbon teraktivasi, yaitu bahan yang digunakan pada saringan air dan pembersih udara serta mesin pencucidarah,
Serta karbon, yaitu bahan pengeras yang sangat kuat tetapi ringan, biasa digunakan pada konstruksi sepeda gunung maupun raket tenis,
Metal sislikon- digunakan untuk memproduksi silikon dan silan, yang pada giliranya akan digunakan untuk membuat pelumas, bahan kedap air, resin, kosmetik, shampo, dan pasta gigi.
1 World Coal Institute.Brief.2006. halaman 20
2 Dikutip dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar