“ Kasihilah yang di bumi, niscaya yang di langit akan mengasihimu. ”
( HR. Tirmidzi )
Hari-hari Rasulullah, bersama siapa saja, adalah hari-hari yang penuh kasih sayang. Tidak hanya dalam kata-kata, ekspresi maupun sikap, akan tetapi lebih dari itu, kasih sayang Rasulullah telah menjadi lautan kelembutan yang sangat menyejukkan. Bahkan kasih sayang itu tidak hanya dinikmati oleh mereka yang hidup bersamanya.
Tetapi sampai hari ini dan seterusnya, seribu tahun lebih sepeninggalnya, aroma kasih sayang dan hangat tutur nasehatnya masih bisa dirasakan orang-orang yang beriman. Orang-orang itu sepanjang hidupnya belum pernah bertemu dgn Rasulullah, tetapi selama itu pula mereka terus merindukan Rasul tercinta itu.
Suatu hari, Aisyah, istri Rasulullah tercinta mencoba menaiki seekor keledai. Ternyata keledai itu susah dikendalikan. Ia lantas mencoba menariknya. Rasulullah, suami tercinta yang menyertainya berkata perlahan, “ Wahai Aisyah, bersikap lembutlah. Sesungguhnya, sikap lembut itu akan membuatnya menjadi indah. Dan tidaklah sikap lembut itu dicabut dari sesuatu, kecuali ia akan menjadi kasar dan buruk. “ (HR. Muslim).
Aduhai, Rasul mulia, utusan Allah, manusia pilihan itu, memberi perhatian dan kasih sayang kepada seekor kedelai ? bahkan juga kepada kucing dan onta di kali lain ? Tidak ada yang aneh. Justru itu merupakan bukti nyata, bahwa Islam adalah dien yg sangat beradab, penebar kasih sayang dan pembawa cahaya bagi saeluruh alam. Allah Swt berfirman “ Dan tidaklah Kami mengutus engkau ( Muhammad ) melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.” ( QS. Al-Anbiya:107 ).
Maka bila kepada binatang-binatang itu Rasulullah berlaku penuh kasih, tentu tak diragukan lagi kasih sayangnya kepada orang-ornag disekitarnya. Lihat dan renungkan betapa sayangnya Rasulullah kepada anaknya Fatimah, juga kepada kedua cucunya, Hasan dan Husain. Bila Fatimah datang, segera disambutnya, “Selamat datang duhai anakku.” Lalu didudukkan di sebelah kanan atau kirinya.
Ia juga menjelaskan “Sesungguhnya Fatimah itu belahan diriku. Apa yg membuatnya sakit, akan membuatku sakit pula.” Bila Rasulullah sedang sujud dalam shalat, kadang Hasan dan Husain bermain di punggungnya. Rasulullah pun manahan lebih lama sujudnya. Atau kadang mengambilnya dari belakang dengan penuh sayang. Di lain waktu Rasulullah sedang berkhutbah. Tiba-tiba sang cucu berlari menuju ke mimbar. Rasulullah pun turun seraya mengambilnya.
Tetapi kasih sayang Rasulullah tak habis utk keluarganya. Justru kasih sayang kepada ummatnya jauh lebih menyita banyak pengorbanan. Ketika mengajak orang-orang Thaif, justru hujan batu dan deraian cerca yg ia terima. Namun Rasulullah tetap mendo’akan mereka, memohon kepada Allah agar dibuka pintu hidayah utk mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, Rasulullah terkenal sangat dermawan. Bila ada yang meminta, ia tidak pernah berkata tidak jika ia mampu. Ia bahkan orang yg paling dermawan, terlebih bila tiba bulan Ramadhan. Ia tidak pernah marah, kecuali jika larangan Allah dilanggar.
Maka kisah-kisah ttg kasih sayang Rasulullah di atas bukan sesuatu yg biasa-biasa saja. Ada rahasia sekaligus fakta yg sangat besar, bahwa kasih sayang itu telah menjadi poros kehidupan dan pusat pusaran bagi lahirnya sebuah masyarakat baru: masyarakat muslim yg luhur. Ada sebuah gelombang kasih sayang yg terus bergetar dari pusatnya lalu menyebar dan menerobos seluruh sisi kehidupan.
Sehingga para sahabat dan orang-orang yg merasakan kasih sayang Rasulullah, berubah pula menjadi penyayang sesama. Kasih sayang itu telah hadir dlm wujudnya yg utuh dan sempurna. Dgn ruh yg tulus, jiwa yg bersih dan tenaga luar biasa yg mampu menyapu daki-daki jahiliyah. Kasih sayang yg dibawa Islam itu punya mata yg tajam, sayap yg sangat lebar, yg mampu menatap lembut dan merengkuh apa saja dgn penuh kasih. Hingga dunia merasakan hari kelahirannya yg baru.
Dan yakinlah bahwa setiap orang memiliki jiwa kasih sayang. Tapi besar kecilnya kasih sayang itu tergantung usaha pada setiap orang untuk menumbuhkan dan merawatnya. Ada orang-orang yg berhasil membesarkannya, dan memberikan banyak kedamaian bagi diri dan orang-orang disekitarnya. Tapi banyak juga yg gagal, karena kasih sayangnya tertutup oleh noda kebencian, keserakahan, kedengkian, kesombongan dan egois.
Sungguh unik kehidupan yg dialami para salafusshalih. Diceritakian dlm Ihya Ulumuddin, ada seseorang yg ditemui dalam keadaan telanjang kaki pada suatu hari yg dingin. Badannya menggigil. Ia ditanya, “Apa yg terjadi ?” Katanya, “Saya ingat orang miskin dan kedinginan mereka, dan saya tidak bisa menyantuni mereka, maka saya menyantuni mereka dengan ikut merasakan kedinginan mereka.
Belajar terus untuk melihat orang yg kondisinya jauh lebih sulit di bawah kita, melihat mereka dan bergaul dengan mereka akan melembutkan hati dan melahirkan cahaya kasih sayang. Sebaliknya, kita harus pandai menjaga diri bila bergaul dengan orang-orang yg memiliki harta sangat banyak, terkenal atau orang-orang yg terbiasa dengan kehidupan yg serba mudah.
Sebab, bila tidak hati-hati, pergaulan seperti itu akan menyebabkan berseminya angan-angan, mengurangi rasa syukur, dan menipiskan belas kasih sayang. Ingatlah bahwa semua bentuk kasih sayang, meski sekilas tampak sepele, tapi bisa menentukan derajat seseorang di akhirat. Menuntun orang buta untuk menyeberang atau mencapai tujuannya, memberi tempat duduk pada orang tua, atau sekedar menyisakan uang kecil untuk diberikan pada anak-anak jalanan. Semua sepele, tapi bisa sangat berarti dalam pandangan Allah SWT.
Betapa banyak bentuk kasih sayang. Banyak pula cara menumbuhkannya. Pintu melakukan kebaikan memang terbuka dan terhampar di mana-mana Tetapi kita tentu sepakat, bahwa ini bukan harapan yg berlebihan. Asal kita mau memulainya dari sekarang, dari diri kita sendiri. Oleh karena itu, mari menanam benih-benih kasih sayang itu, di mana saja.
Ya Allah, jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu, agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta, jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu
Ya Allah, jika aku jatuh hati, izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu, agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.
Ya Rabbana, jika aku jatuh hati, jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling dari hati-Mu.
Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu, rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu.
Ya Allah, jika aku rindu, jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu.
Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu, janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirmu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu, jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu.
Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu, jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.
Ya Allah Engaku mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa pada taat pada-Mu, telah bersatu dalam dakwah pada-MU, telah berpadu dalam membela syariat-Mu. Kokohkanlah ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar. Lapangkanlah dada-dada kami dengann limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.
Oleh: Seorang Anak Manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar