Sistem
Ekonomi
Memungkinkan warga negara
mendapat bagian dari kekayaan
Mengatasi
kemiskinan dan kekurangan melalui distribusi
Kemiskinan dan kekurangan hanya bisa benar-benar dientaskan
dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar tiap warganegara dan memberi tiap
warga negara kesempatan yang adil untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tambahan.
Kekeliruan sistem kapitalis adalah bahwa ia berusaha secara keliru untuk
mengurus kemiskinan dan kekurangan dengan meningkatkan produksi, tanpa
menangani perkara sesungguhnya, yaitu distribusi kekayaan untuk setiap
individu.
Jadi, pemerintah dahulu hingga kini telah menujukan perhatian
mereka ke pertumbuhan dalam produksi dan peningkatan rata-rata penghasilan,
sementara membuta terhadap bagaimana kekayaan ini didistribusikan di dalam
masyarakat. Seiring waktu, meski ada pertumbuhan, juga terdapat konsentrasi
kekayaan di tangan segelintir orang. Pihak yang kuat menggalang kekayaan
melalui kekuatan mereka sementara pihak yang lemah menjadi semakin kekurangan
bagian, karena lemahnya mereka. Ini dipastikan meningkatkan kemiskinan,
bukannya mengentaskannya.
Secara unik, Islam mengatasi masalah distribusi. Allah Swt.
berfirman,
“Supaya
harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.”
[Terjemah Makna Qur’an Surat (59) Al-Hasyr 7]
Islam menyediakan hukum-hukum unik mengenai energi, pemasukan
negara, investasi, pertanian dan industri, yang memungkinkan para individu
untuk mengambil bagiannya, tanpa membuat yang lain kekurangan.
Masyarakat
akan mendapatkan keuntungan dari sumber-sumberdaya energi
Sistem kapitalis memastikan bahwa para pemilik modal swasta
diuntungkan dari sumber-sumberdaya energi sementara masyarakat menghadapi
kesulitan. Meningkatnya harga-harga layanan publik adalah konsekuensi
privatisasi kapitalis berbagai kepemilikan masyarakat. Privatisasi meningkatkan
harga-harga layanan umum sehingga para pemilik swasta bisa dapat untung besar.
Sebagai contoh Bank Dunia telah mengamati secara dekat kenaikan-kenaikan dalam
tagihan listrik masyarakat, yang membubung antara 2000 dan 2004 dan terus
meningkat. Jadi, sementara kelompok lokal kecil menimbun kekayaan sangat besar
dengan memiliki sumber-sumberdaya energi, masyarakat luas dijangkiti dengan
harga-harga energi meningkat tak terjangkau. Dan kenaikan biaya-biaya juga
telah membuat cacat industri dan pertanian Pakistan.
Islam memberikan sumber-sumberdaya energi sebagai milik
publik. Negara atau para individu tidak bisa mereguk keuntungannya untuk diri
mereka sendiri. Sebaliknya Islam memastikan bahwa keseluruhan masyarakat mendapat
keuntungan dari kekayaan. RasulAllah Saw. bersabda,
“Kaum
Muslimin berserikat dalam tiga hal: air, padang gembalaan dan api” (Hadits
Riwayat Ahmad)
Jadi Khilafah akan memastikan bahwa masyarakat mendapat
keuntungan dari sumber-sumberdaya energi, menyediakan energi murah untuk membahanbakari
pertanian dan industri dan biaya-biaya domestik terjangkau.
Abolisi
perpajakan opresif
Di bawah sistem kapitalis, para warga negara menghadapi beban
besar perpajakan. Pajak penghasilan memakan gaji-gaji rakyat, pajak penjualan menjadikan
membeli obat dan makanan pokok sebagai beban sementara perpajakan atas bahan
bakar dan energi mencekik produksi industri dan pertanian. Islam bebas dari
pajak-pajak keji seperti pajak penjualan dan pajak penghasilan. RasulAllah Saw.
bersabda,
“Pengumpul
pajak tidak akan pernah masuk surga” (Hadits Riwayat Ahmad)
Sungguh, Islam punya sistem unik sendiri pengumpulan
pendapatan negara untuk rakyat, termasuk pendapatan dari kepemilikan publik,
seperti gas, dan produksi pertanian, seperti kharaj, dan produksi industrial
melalui Zakat atas barang-barang tertentu. Jadi, Khilafah akan mampu
menghasilkan pendapatan besar sementara mendorong aktivitas ekonomi yang
dinamis dan kuat.
Investasi
domestik untuk menggantikan intervensi asing
Bayt-ul Mal akan punya akses ke dana-dana besar melalui
sistem pendapatan Islam, insyaAllah. Dana-dana itu akan dibelanjakan untuk
area-area pembangunan penting, seperti rumah sakit dan sekolah di area-area
pedesaan dan industri berat.
Pendapatan-pendapatan itu akan memungkinkan pembiayaan
proyek-proyek besar, seperti pembangunan dam dan pembangunan telekomunikasi
pedesaan, utang bebas bunga dan hibah untuk penghidupan tanah pertanian, tanpa
bergantung pada investasi atau utang asing. Investasi asing oleh negara-negara
kolonialis dan hutang-hutang dari berbagai institusi finansial kolonialis
selalu datang dengan persyaratan untuk meningkatkan kendali para kolonialis
atas sumber-sumberdaya suatu negara, yang mengakibatkan terkuburnya potensi
negara yang sebenarnya.
Menyelamatkan
diri dari utang-utang dzalim
Per 30 Juni 2007, Pakistan punya hutang dengan Paris Club
$12,694 milyar, berbagai institusi multilateral seperti World Bank $18,687
milyar dan IMF $1,407 milyar. Semuanya bertotal $32,788 milyar. Seperti
bangsa-bangsa berutang di seantero dunia, Pakistan tidak akan pernah
membebaskan diri dari jebakan utang karena bunga (riba). Pakistan telah
mengeluarkan milyaran dollar untuk bayar bunga, faktanya lebih dari utang
aslinya tapi tetap saja berada dalam hutang.
“Mereka
berkata, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” [Terjemah Makna Qur’an Surat (2)
Al-Baqarah 275]
Khilafah akan membeberkan kedzaliman perbudakan kolonialis
atas negara-negara melalui utang-utang berbunga dan akan menggalang
negara-negara miskin untuk menghapus eksploitasi ekonomi global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar