Bab: 2
Populasi dan Demografi Negara Khilafah Islam yang Baru Terbit
Pendahuluan dan Pembantahan atas Kecacatan teoretis
Selama 60 tahun terakhir para pembuat kebijakan, akademisi, dan intelektual Barat telah mengembangkan konsensus yaitu, dunia sedang mengarah ke suatu masalah besar dan itu adalah ‘overpopulasi’. Marketing dari ‘overpopulasi’ sebagai suatu masalah utama dunia telah meningkat pesat dari saat manuver akademik di 1960-an, 70-an dan 80-an hingga sekarang. Faktanya PBB telah mengumumkan 11 Juli sebagai hari populasi dunia untuk dirayakan di sekeliling dunia dengan fokus khusus pada negara-negara dunia ketiga di Amerika latin, Afrika dan di Asia. Pada 8 Juli 2010 United Nations Population Fund (UNFPA) mengumumkan bahwa, populasi dunia telah setidaknya 6.8 milyar dan itu akan mengganda dalam 40 tahun ke depan yaitu 2050, jika tingkat pertumbuhan saat ini dibiarkan saja. Oleh karena itu, ide ‘overpopulasi/ populasi berlebih’ sebagai suatu masalah utama dunia telah diteorikan selama tahun 60-an, 70-an dan 80-an.
Di samping para pemerintah Barat; institusi multilateral, seabrek akademisi termasuk John A. Loraine (1967), Cicely D. Williams (1966), W. Parker Mauldin (1977), George B. Simmons (1977), Roy O. Greep (1998) dll telah berkontribusi pada usaha ini. John A. Loraine (1967) telah menyatakan bahwa, di pertiga akhir abad 20 overpopulasi adalah satu musibah utama yang menjangkiti planet kita. Dia menyatakan bahwa, gejala-gejala overpopulasi, meski terlihat bentuk ekstrimnya di negara-negara Dunia Ketiga Asia, Afrika dan Amerika Latin, juga hadir di masyarakat maju seperti Inggris dan USA.
Icely D. Williams (1966) menyatakan bahwa, negara-negara di seantero dunia yang sekarang menderita overpopulasi sedang dipaksa untuk membelanjakan banyak uang dan perhatian pada kendali kesuburan. Oleh karenanya Cicely menunjuk bahwa cara terbaik untuk memecahkan krisis ini adalah dengan mendirikan keluarga berencana sebagai bagian integral layanan ini. W. Parker Mauldin (1977) awalnya menerima ide bahwa overpopulasi adalah suatu masalah untuk dipecahkan, program populasi perlu dikembangkan dan diimplementasikan di dalam kerangka rencana pembangunan.
George B. Simmons (1977) dalam studinya yang terkenal telah menyatakan bahwa pertumbuhan populasi adalah suatu masalah dan itu terkait erat dengan perubahan ekonomi. Menurut dia tingkat pertumbuhan populasi tinggi di negara-negara Afrika, Asia dan Amerika Latin mengkomplikasi penyelesaian masalah-masalah ekonomi dasar dan membuat lebih sulit untuk memastikan cukupnya tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita, khususnya di area rural negara-negara sangat miskin, membantu mempertahankan tingkat fertilitas yang tinggi, maka melengkapi lingkaran pertumbuhan tinggi populasi dan kemiskinan.
Menurut Simmons kontrol populasi dengan sendirinya pasti tidak akan memecahkan masalah kemiskinan, baik karena pembatasan populasi tanpa pertumbuhan ekonomi hanya akan membagi-bagi kemiskinannya maupun karena massa populasi cenderung tidak mengurangi kesuburannya tanpa prospek peningkatan standar hidup. Lagi, kemiskinan tidak akan hilang tanpa suatu pengurangan besar dalam tingkat pertumbuhan populasi. Maka, harapan terbaik ada dalam kombinasi tepat reformasi sosial dan ekonomi dan kontrol populasi. Solusi ini mungkin mengimplikasikan suatu peningkatan komitmen keuangan dan beragam sumberdaya lain untuk program populasi.
Selain itu, Roy O. Greep (1998) menyatakan bahwa, pertumbuhan populasi manusia telah berlangsung selama ribuan tahun dan tidak pernah menjadi masalah hingga akhir-akhir ini. Sekarang hal itu membesar secara eksponensial, dan hari ini populasi global ada hampir 6 miliar dengan 97 juta ditambahkan setiap tahunnya. Dia menunjukkan bahwa, overpopulasi adalah akar penyebab berbagai masalah sosial dan lingkungan yang serius seperti kemiskinan, kawasan kumuh yang terlalu padat, kejahatan dan terorisme, polusi udara dan air, dan habisnya lapisan ozon yang melindungi. Dia juga mengkritik para presiden Amerika yang mempersilakan pertumbuhan semacam itu sebagai suatu stimulus bagi pembangunan ekonomi. Dia memperingatkan bahwa dengan tingkat pertumbuhan saat ini, populasi akan mengganda di abad selanjutnya. Ini dipercaya menjadi di luar kapasitas sokong planet kita. Upaya-upaya korektif oleh manusia atau alam perlu diambil.
Demikian, tidak terlalu banyak paper akademik yang berargumen mendukung populasi lebih tinggi apalagi mengatakan bahwa pertumbuhan populasi adalah suatu anugerah bagi perekonomian dan status negara! Tapi kisah Cina, India dan Brazil mengatakan bahwa, populasi jika digunakan dengan tepat dengan kapabilitas ekonomi dan logistik lain yang dibutuhkan bisa mengembangkan suatu perekonomian besar dengan pasar endogen bagi bisnis untuk tumbuh, skala ekonomi dalam produksi bisa terjadi, dan di atas itu semua potensi dan status negara di tingkat dunia bisa meningkat. Faktanya setiap manusia harus memahami bahwa adalah lebih baik untuk memiliki bayi yang dilahirkan daripada komputer yang dibeli! Bayangkan saja Inggris suatu adidaya yang belum pernah ada sebelumnya di 1800 telah membantu pembangunan ekonominya dengan kemajuan teknologi, tenaga kerja murah dan material-material yang disumberkan dari berbagai koloninya, dan pasar luas ke seluruh dunia melalui kendalinya atas jalur-jalur bisnis. Namun, kekuatan yang sama, hari ini harus berusaha mengulangnya kembali dalam setiap aspek sebagai kekuatan dunia bukan karena ia tidak punya kemampuan teknologi, tapi karena, pasar globalnya telah mengecil dan kapasitasnya untuk mendapat sumber material-material mentah dan tenaga kerja murah telah tererosi karena ukuran populasinya berkebalikan dari era kolonial.
Selain itu, melihat pada USA, istilah lotere Diversity Visa – Visa Diversitas bersama dengan pertumbuhan tinggi populasinya telah membantu AS untuk mempertahankan dominasi ekonominya. Akhirnya jika masalah populasi adalah serius mengapa Eropa, Kanada, Australia dll mau mengkompensasi kekurangan populasi mereka dengan para imigran?
Faktanya, ukuran populasi telah menjadi dan akan selalu menjadi salah satu faktor krusial bagi suatu bangsa untuk mempengaruhi berbagai kebijakan global, ekonomi dan geopolitik. Pastilah suatu penurunan dalam ukuran populasi akan menjadi kontraproduktif bagi bangsa manapun yang bersasaran untuk menjadi suatu kekuatan baru dunia. Itulah mengapa Jerman, Italia, Jepang dan Rusia sangatlah khawatir tentang pertumbuhan negatif populasi mereka.
Memanglah bagi bangsa ideologis manapun untuk berhasil, adalah penting bahwa, ideologinya punya pengikut, yang akan mengikuti, mempraktekkan, menerapkan dan menyebarluaskan sistem ideologi itu.
Kesalahan Teori Overpopulasi - Pembantahan atas Konsep Overpopulasi - Kecacatan Teori Populasi Berlebih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar