Sejarah Kolonialisme Inggris - Kekuatan Geostrategi Kolonisasi Inggris Masa Lalu
Bab: 5
Kekuatan Geostrategi Negara Khilafah Islam yang Baru Terbit
Perjuangan terhadap negara pertama atas posisinya adalah perjuangan yang konstan. Kompetisi di antara negara-negara aktif dalam rangka mempengaruhi politik internasional telah ada sejak zaman kuno. Dalam setiap periode sejarah, terdapat satu negara yang dipandang sebagai negara pemimpin yang biasa mengendalikan dunia. Memanglah kompetisi ini selain dari dipengaruhi oleh keyakinan pokok negaranya, rakyatnya, kekuatan sistem-sistemnya, juga dipengaruhi oleh kekuatan geostrategi bangsanya. Barat telah menggunakan istilah geopolitik dan Oyvind Osterud (1988) menyatakan bahwa istilah itu menjadi penting setelah zaman berbagai imperium dan kolonialisme. Menurut Osterud geopolitik secara tradisional mengindikasikan jalur-jalur dan hubungan-hubungan kausal antara kekuatan politik dan ruang geografis; dan dalam istilah konkret geopolitik sering dipandang sebagai bidang pemikiran yang menganalisis resep strategi spesifik berdasarkan tingkat kepentingan relatif kekuatan tanah dan kekuatan laut dalam sejarah dunia. Sesuai dengan itu pentingnya kendali atas politik internasional dalam membangun suatu negara pemimpin terdepan tidak bisa diremehkan.
Satu pandangan komprehensif pada salah satu negara global paling kuat dalam sejarah, Inggris dan negara global saat ini Amerika Serikat menggarisbawahi beberapa kesimpulan penting mengenai karakteristik geopolitik 2 adidaya itu.
Tempat-Tempat Strategis bagi Inggris Imperial: Masa Lalu Geostrategi
Pada puncak periode kolonial Inggris memfokuskan untuk mengendalikan hampir setiap benua di dunia. Memanglah Imperium Inggris pertama menurut pemahamannya tentang menjadi suatu kekuatan global dominan biasa memberikan fokus pada membentuk koloni-koloni di berbagai bagian dunia selama periode 1583-1783. Oleh karena itu di luar benua Eropa terdapat banyak pertempuran yang dijalankan di antara Perancis, Spanyol, dan Belanda. Selama periode ini Raja James VI di 1603 segera setelah negosiasi Treaty of London – Perjanjian London dengan Spanyol yang membahayakan, perhatian Inggris bergeser dari memangsa infrastruktur kolonial bangsa-bangsa lain ke bisnis mendirikan koloni-koloni mereka sendiri di luar negeri. Imperium Inggris mulai membentuk selama awal abad ke-17, dengan penghunian Inggris di Amerika Utara dan pulau-pulau lebih kecil Caribbean. Pendirian perusahaan-perusahaan swasta, yang paling tampak the English East India Company di India, Virginia Company di Americas, Hudson Bay Company di Americas, Somers Isles Company, Newfoundland Company untuk memerintah koloni-koloni dan perdagangan luar negeri juga membantu dalam prosesnya. Berbagai perusahaan itu atau para penerusnya biasa mendapat sekitar 416.920.807 poundsterling selama periode 1924.
….di Caribbean Inggris, persentase populasi orang kulit hitam naik dari 25% di 1650 ke sekitar 80% di 1780, dan di koloni-koloni ke-13 dari 10% ke 40% selama periode yang sama. Inilah peradaban Barat di titik terbaiknya! |
Bagi Inggris koloni-koloni di Amerika kurang sukses secara finansial daripada yang di Caribbean, tapi mempunyai area luas tanah pertanian bagus dan menarik jumlah yang jauh lebih banyak emigran yang memilih iklim sedangnya. Sementara Inggris dulu sedang membentuk berbagai koloni di luar negeri mereka berusaha untuk tetap kuat secara internal dengan Treaty of Union di 1707 dengan mendirikan Kingdom of Great Britain – Kerajaan Britania Raya. Supremasi Inggris di sekeliling dunia banyak disebabkan oleh kemampuannya mengkolonisasi Afrika, Americans, subbenua India, dan Timur Tengah di bagian lebih akhir era kolonialnya.
§
‘all red route – semua rute merah’ yang terkenal dari England Selatan → Gibraltar → Malta → Alexandria → Port Said (setelah pembangunan Kanal) → Suez → Aden → Muscat (suatu akses ke Teluk Persia) → India → Sri Lanka → Burma → Malaya → Singapore (menyabang masuk ke Samudera Pasifik menuju Hong Kong, Australia, New Zealand, dan koloni-koloni Inggris lainnya, adalah suatu pengingat sederhana bahwa rute ini merupakan rute strategis paling penting bagi Inggris imperial. |
Mengenai koloni-koloni di Amerika mereka adalah tempat utama untuk produk pertanian menghasilkan pendapatan untuk Imperium Inggris. Selain itu para koloni di Amerika adalah suatu sumber penting pendapatan dengan perdagangan budak. Sebagai contoh Royal African Company adalah perusahaan perbudakan yang didirikan oleh keluarga Stuart dan para pedagang London di 1660. Itu dipimpin oleh James, Duke of York, dan saudara laki-lakinya Charles II. Perusahaan itu dulu ada di Afrika untuk mencapai monopoli dalam menyumber budak-budak yang terhitung lebih dari 3.5 juta terjual ke para koloni di Amerika Utara. Faktanya, di Caribbean Inggris, prosentase populasi orang kulit hitam naik dari 10% ke 40% selama periode yang sama. Bagi para pedagang budak, perdagangannya sangatlah menguntungkan dan menjadi satu basis ekonomi utama untuk kota-kota Inggris di Barat yaitu Bristol dan Liverpool, yang membentuk sudut ke-3 dari yang disebut perdagangan segitiga dengan di Afrika dan Amerika. Para koloni di Amerika Utara biasa menyediakan British Empire sekitar 78.512.435 Pounds setahunnya.
§ Selain itu Afrika, selain menjadi sumber penting budak, juga menjadi sumber penting material-material mentah. Inggris bertarung secara ekstensif melawan Perancis dalam rangka menjaga hubungan di bagian-bagian Afrika yang dikuasai oleh Khilafah Utsmani dan berusaha untuk menjaga kendali ketat atas bagian-bagian lain Afrika yang merupakan koloninya. Meskipun banyak penemuan sumberdaya mineral Afrika, budak, tanah untuk pertanian, batubara untuk membahanbakari mesin-mesin yang dibawa oleh revolusi industri sangat banyak meningkatkan kepentingan Inggris di Afrika. Memanglah jika kita melihat pada bagaimana Inggris telah menjaga dominasinya, komuni terasing aneh ‘Gibraltar’ di Mediterania memberikan jawaban sempurna.
§ Subbenua India telah menjadi lokasi penting lainnya bagi British Raj. East India Company sangatlah instrumental dalam menciptakan koloni terpenting bagi British Empire karena ia menyediakan kepentingan ekonomi dan politik untuk Inggris. Ia dulu adalah sumber penghasilan tertinggi bagi Imperium Inggris yaitu 135.633.000 Poundsterling setahun. Setelah mengalahkan ‘Moguls’ dan Perancis di subbenua India melalui dua kemenangan berturut-turut di Carnatic Wars di 1740 dan 1750 dan akhirnya di Battle of Plassey di 1757, perusahaan kolonial ini berusaha untuk mengambil kendali penuh atas subbenua itu yang akhirnya dicapai di tahun 1857. Selama abad ke-19 kebijakan Inggris di Asia adalah utamanya perhatian dengan melindungi dan meluaskan India, dipandang sebagai koloni terpentingnya dan kunci ke seluruh Asia. Tentara perusahaan itu pertama menggabungkan kekuatan dengan Royal Navy selama the Seven Years’ Wars, dan keduanya berlanjut bekerjasama dalam arena-arena di luar India: deportasi Napoleon dari Mesir (1799), pengambilalihan Jawa dari pihak Belanda (1811), pengakuisisian Singapura (1819), dan Malaka (1824), dan penaklukan Burma (1826). Dari basisnya di India, Perusahaan itu juga melibatkan diri dalam perdagangan ekspor opium ke Cina yang semakin menguntungkan sejak 1730-an. Perdagangan ini, ilegal sejak dilarang oleh dinasti Qing di 1729, membantu membalik ketimpangan perdagangan akibat dari impor teh pihak Inggris, yang mengalami arus keluar perak yang besar dari Inggris ke China. Di 1839, penyitaan oleh otoritas Cina di Canton atas 20.000 peti opium menyebabkan Inggris menyerang Cina dalam Perang Opium pertama, dan pengambilalihan oleh Inggris terhadap pulau Hong Kong, yang di saat itu merupakan hunian minor. Oleh karena itu subbenua India telah bekerja sebagai lokasi geostrategi bagi Imperium Inggris di kawasan Asia dan Pasifik.
§ Bagi kekuatan-kekuatan global di sekeliling dunia propinsi Utsmani Mesir adalah bagian kunci rempah masa lalu dan rute-rute perdagangan antara Eropa dan Asia. Secara spesifik banyak generasi pedagang Inggris telah mengisi dan mengosongkan kargo-kargo mereka di perairan Khilafah Utsmani. Namun kepentingan militer dan politik Inggris di Mesir pertama memanifestasikan dirinya sendiri ketika India jatuh di bawah pengaruh Inggris (dan jauh dari Perancis) seiring ia menjadi jelas di abad 18. Karena Mesir menyediakan rute tercepat untuk memelihara komunikasi dengan subbenua itu. Oleh karena itu pentingnya Kanal Suez bagi Inggris menjadi luar biasa dan itu dikenal sebagai garis hidup Imperial Inggris. Selain itu Mesir menyediakan katun yang banyak dibutuhkan untuk pabrik-pabrik tekstil di Inggris selama periode perang sipil Amerika.
§ Banyak koloni Inggris di Timur Tengah merupakan hasil langsung dari strategi lebih luas yang diadaptasi oleh berbagai kekuatan Barat khususnya oleh Perancis dan Inggris untuk menjegal pengaruh Khilafah Utsmani yang semakin tumbuh di Eropa dari periode abad 1600. Dengan kegagalan mereka untuk menang melawan Khilafah Islam dalam pertarungan langsung, Inggris memulai bentuk pertempuran terselubung dengan mendorong diskriminasi nasionalistis, kerja-kerja misionari, menggunakan jasa-jasa intelijen rahasia dalam pertaruhan untuk memecah belah Khilafah Utsmani. Setelah lebih dari 400 tahun perjuangan Inggris akhirnya berhasil menceraiberaikan Khilafah di 1924 dengan mengiris-irisnya menjadi banyak negara bangsa dengan antek-antek lokal seperti yang terkenal Syarif Hussein Khan, Kamal Pasha dan lain-lainnya. Ini membantu Inggris untuk menihilkan ancaman-ancaman musuhnya yaitu Khilafah Utsmani dalam muncul sebagai adidaya satu-kutub/ unipolar dunia.
§ Akhirnya Laut Mediterania telah menjadi salah satu lokasi geopolitik terpenting bagi Inggris Imperial. Sejak 1600 hingga hari ini ia membantu Inggris untuk menjaga kendali atas koloni di Afrika yaitu basis sumberdaya dunia, memelihara hubungan dengan subbenua India melalui kanal Suez dan Teluk Persia, dan menjaga kekuatan-kekuatan Eropa lain jauh dari Timur Tengah, Asia dan Afrika. Bahkan hari ini rute ini adalah rute perdagangan yang paling sibuk bagi perekonomian dunia, menghubungkan baik benua Amerika maupun Eropa dengan Asia dan Timur Tengah.
Oleh karenanya adalah suatu fakta historis bahwa, setelah kehilangan 13 koloni di sisi lain Atlantik; benua Afrika, Timur Tengah, Laut Mediterania, Teluk Persia, dan subbenua itu telah menjadi lokasi-lokasi terpenting dalam geopolitik Imperial Inggris. Dengan mengendalikan rute-rute dan lokasi-lokasi penting itu, benua-benua, dan kawasan-kawasan British Raj telah menikmati pertumbuhan ekonomi yang belum dialami sebelumnya yang dibahanbakari dengan visi politiknya. Selain itu sejarah menunjukkan bahwa selat Gibraltar, Terusan Suez, Selat Hormuz di Teluk Persia dan terakhir Selat Malaka memainkan bagian kritikal untuk menjaga Inggris di tempat adidaya selama lebih dari 200 tahun.
Sejarah Kolonialisme Inggris - Kekuatan Geostrategi Kolonisasi Inggris Masa Lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar