Sebab-Sebab Kemerosotan Umat Islam - Penerapan Sistem Barat Sekularisme
Alasan-Alasan bagi Kemerosotan Umat Hari Ini
Adalah cukup jelas bahwa Umat Islam punya kesempatan sangat besar demikian untuk menjadi satu-satunya negara pemimpin dunia yang mungkin di dunia; pertanyaannya lalu mengapa dunia Islam sekarang tetap bukanlah ‘negara pemimpin terdepan’? Sebelum menginvestigasi jawaban untuk pertanyaan ini, pembaca harus lagi mendapat kepercayaan diri bahwa al-Qur’an menyatakan, artinya ‘Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?’ dalam ayat-ayat yang berulang dalam surat Ar-Rahman. Memanglah Allah Swt. telah menganugerahi kita dengan karunia-Nya yang tak terhitung. Oleh karena itu, Islam bukanlah sumber kelemahan kita. Jelas Umat Islam tidak merosot dari posisi paling atas di bumi ke posisi meyedihkan yang sekarang, karena ketaatannya pada Islam, tapi pastilah karena mengabaikan ketaatan pada Islam.
Oleh karena itu, adalah sangat penting bahwa Umat Islam membuat nyata keyakinannya terhadap Qur’an yang mulia, sehingga dia bisa benar-benar memahami alasan-alasan yang menghambatnya dari muncul sebagai negara pemimpin terdepan dunia dengan menyatukan urusan-urusan mereka di bawah Negara Khilafah Islam. Memanglah dengan obat untuk masalah-masalah itu bersama dengan visi ideologis Islam bisa membantu Umat Islam untuk mengambil kendali urusan-urusan internasional, situasinya dan politiknya sehingga tidak hanya Umat Islam tapi juga non-Islam dunia bisa hidup dalam kedamaian, harmoni, dan dalam kemakmuran.
Telaah mendalam dan jelas terhadap realitas Umat di sekeliling dunia mengungkap alasan-alasan utama yang menghalangi Umat Islam dalam pengejarannya terhadap menjadi negara pemimpin terdepan dan memenuhi tanggung jawabnya terhadap Allah Swt.
1. Penerapan hukum sekular Barat buatan manusia dan tidak diterapkannya ideologi Islam dan arti sebenarnya ‘La ilaha il’lallahu Muhammadur RasulAllah’ yaitu sistem-sistem Islam.2. Penghalang yaitu pecah belah di antara Umat Islam yaitu racun ‘Nasionalisme’.
3. Namun satu alasan yang paling penting adalah para penguasa tirani, pengkhianat di dunia Islam, yang bekerja sebagai budak upahan dan boneka para kolonialis Barat kafir.
Alasan Pertama: Implementasi Sistem Barat Sekular
Allah Swt. jelas menyebutkan dalam Qur’an,
“… Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu (jalan hidup yaitu ideologi), dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhoi Islam itu jadi agama (jalan hidup yaitu ideologi) bagimu ….” [Terjemah Makna Qur’an Surat Al Maidah : 3]Selain itu, Allah Swt. juga berfirman,
“Barang siapa mencari dien (jalan hidup yaitu ideologi) selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” [Terjemah Makna Qur’an Surat Ali Imran : 85]Oleh karena itu, mereka dari kita yang mengatakan kami adalah kaum Muslimin harus menyadari bahwa, kelemahan kita bukanlah ada dalam dien kita; tapi adalah karena kita telah meninggalkan dien kita. Kita telah dipaksa meninggalkan petunjuk Qur’an dan Sunnah dan telah dipaksa untuk menerima kesesatan oleh Barat penjajah kolonial, para musuh Islam dan umat manusia. Kita telah dipaksa untuk menolak sistem politik Islam kita dan untuk menerima sekularisme dan demokrasi oleh Barat. Kita telah dipaksa untuk memasang para perdana menteri, presiden, raja, penguasa dan anggota parlemen dengan nama para wakil sebagai Al-Hakim, yaitu menyekutukan Allah Swt. memanglah itu adalah ‘dosa terberat’ di mata Allah Swt. Seberapa khianat bahwa kita menempatkan para boneka Barat di tanah kita pada posisi ‘Al-Hakim’ yaitu yang memberi hukum. Sedangkan Allah Swt. telah menyebutkan di dalam Quran,
“… Hak membuat hukum itu hanyalah kepunyaan Allah …” [Terjemah Makna Qur’an Surat Yusuf : 40]Kita telah dipaksa untuk mengadopsi sekularisme seperti Kafir Barat, yang tidak beriman kepada Allah Swt., yang tidak beriman kepada Nabi Muhammad Saw., yang tidak beriman kepada al-Qur’an, yang tidak beriman kepada Sunnah Nabi Saw., yang tidak beriman kepada Hari Akhir, dan yang tidak beriman kepada kembalinya kita dan pertanggungjawaban kita pada Allah Swt. dan yang tidak beriman kepada Jannah dan Jahannam untuk penghargaan dan penghukuman. Memanglah mereka adalah Kafir dan kita adalah Muslim. Sejelas itulah.
Para pembaca yang budiman mohon berpikir, bagaimana bisa bahwa jalan hidup mereka menjadi jalan hidup kita, sistem politik mereka jadi sistem politik kita, sistem ekonomi mereka jadi sistem ekonomi kita, sistem sosial mereka jadi sistem sosial kita, sistem hukum mereka jadi sistem hukum kita, sistem pemerintahan mereka jadi sistem pemerintahan kita, nilai-nilai dan ide-ide mereka jadi nilai-nilai dan ide-ide kita; sementara mereka adalah Kafir dan kita adalah Muslim.
Sesungguhnya menerima demokrasi sekular adalah menentang Allah Swt., karena demokrasi bukanlah bermusyawarah sebagaimana klaim mereka yang ingin menyesatkan kita, tapi demokrasi artinya legislasi oleh manusia.
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman, hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” [Terjemah Makna Qur’an Surat An-Nisa : 65]Sesungguhnya menerima demokrasi sekular artinya menghina dan menyangkal kehidupan dan perjuangan Nabi Saw. juga para Sahabat r.a. Itu artinya menyangkal misi Allah Swt. dalam mengutus para Nabi a.s. di masa lalu juga dalam mengutus Nabi Saw. tercinta.
Memanglah sekularisme, demokrasi, kediktatoran dll telah mengkontaminasi iman kita dan menyebabkan kita menderita di dunia ini dan menyiapkan kita untuk menghadapi hukuman di Hari Pembalasan. Memanglah demokrasi sekular ini mengatakan ‘la ilaha illahn-nas’ bukannya ‘la ilaha illal-lah’. Ini adalah kontradiksi langsung terhadap iman kita kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab wahyu, dan kebangkitan kembali. Demokrasi sekular adalah sistem yang membuat manusia bukannya Pencipta kita, Allah Swt. Yang Maha Perkasa sebagai ‘Al-Hakim’ yaitu pemberi hukum. Demokrasi adalah sistem yang membuat sesuatu yang dilarang di dalam Qur’an dan Sunnah menjadi dibolehkan seperti riba, perzinaan, aturan buatan manusia dll dan sesuatu yang dibolehkan dalam Qur’an dan Sunnah menjadi dilarang seperti memerintah dengan hukum Allah, Islam politik, menyuarakan perhatian kita terhadap para saudara dan saudari kita di kawasan jajahan, penerapan Islam lengkap (kaffah), hijab, niqab, menolak nasionalisme dan di atas semua itu menyerukan Khilafah.
Oleh karena itu, adalah sesuatu yang alami bahwa kita Umat Islam tidak bisa maju dan meningkat dengan demokrasi sekular. Pembaca yang budiman, jika kamu adalah seorang Muslim, beriman kepada Allah Swt. dan percaya bahwa kamu akan bertanggung jawab kepada Allah Swt., ‘Apakah kamu benar-benar percaya bahwa aturan-aturan buatan Allah Swt. lebih buruk daripada aturan-aturan buatan Kafir tak beriman di Barat?’; ‘Apakah kamu benar-benar percaya bahwa menerima hukum buatan parlemen, dewan atau manusia manapun oleh para wakil demokratismu atau diktatormu atau rajamu atau siapapun adalah superior dan lebih baik untuk kebaikanmu di Akhirat?’; ‘Apakah kamu percaya bahwa kepatuhan terhadap legislasi buatan manusia yang tidak bisa menyelamatkan kita di Hari Pembalasan dari murka Allah Swt., bisa membawa kebaikan sedikitpun untuk kita di dunia ini?’; ‘Apakah kamu percaya bahwa terdapat perbedaan antara para penguasa itu dengan Firaun, kecuali bahwa para penguasa itu hanya menutupi klaim ini sementara Firaun secara terbuka menyatakan dirinya sendiri sebagai ‘Tuhan’’?; dan akhirnya ‘Apakah kamu percaya bahwa Allah itu tidak mengetahui urusan-urusan duniawi kita, sementara Dia Swt. adalah Maha Mengetahui?’ (……...naudhuubillah). Sungguh kita Umat Muhammad Saw. bebas dari dosa menjijikkan semacam itu.
Jelas tidak ada bangsa yang bisa makmur dengan menyangkal identitasnya, dengan mengabaikan keyakinan pokoknya, dengan mengabaikan pandangan hidupnya. Karena identitasnya dan pandangan hidupnya mendefinisikan apa kesuksesan dan apa kegagalan bagi bangsa. Sekali bangsa menolak identitasnya dan jalan hidupnya, bangsa itu gagal seperti ‘air terjun hanya terjun ke bawah dari atas gunung’. Itu tidak terhindarkan. Tidak ada yang bisa menghentikannya.
Allah Swt. jelas menyatakan dalam Al-Qur’an,
“…. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” [Terjemah Makna Qur’an Surat Al-Baqarah : 85]Oleh karena itu, sekalinya para penguasa kita menolak sistem Islam dalam urusan-urusan kehidupan kita dan mengurung Islam hanya dalam sholat dan puasa sebagaimana dituntunkan para tuan Barat Kafir sekularis mereka, hasil lebih baik apa yang bisa kita harapkan? Sebagai contoh mereka telah mengambil ‘IMF dan Bank Dunia’ sebagai ‘Ar-Razzaq’ bukannya menerapkan kebijakan-kebijakan ‘sistem ekonomi Islam’. Hasil alaminya adalah kemiskinan berlanjut dan ‘kolonialisasi ekonomi’ terhadap Umat Islam di tangan orang-orang Barat. Hasilnya adalah kekebalan berbagai organisasi multinasional dan pemerintah Barat dalam menikmati menggarong, menggondol berbagai sumberdaya kita dengan membayar suap murah pada para penguasa kita, sementara Umat hidup dalam kondisi parah. Mereka telah menimpakan demokrasi sekular dan kediktatoran sebagai ‘nidzam ul-hukm – sistem pemerintahan’ bukannya ‘Khilafah Islam’ yang sesuai petunjuk. Hasil alaminya adalah korupsi perpetual, birokrasi busuk, tidak ada akuntabilitas dalam sistem politik dan administratif. Oleh karena itu, adalah alami bahwa Umat Islam meski adalah
yaitu umat manusia terbaik gagal untuk menjadi pemimpin dunia, untuk menjadi negara pemimpin terdepan dunia karena dia dipaksa menerima sistem sekular buatan manusia dengan rezim-rezim tiran, demokratis dan diktatorial keji di dunia Islam.
Sebab-Sebab Kemerosotan Umat Islam - Penerapan Sistem Barat Sekularisme
Tidak ada komentar:
Posting Komentar